wanitaindonesia.co – Tenun merupakan wastra adati Indonesia yang mendunia. Proses pembuatan yang panjang, dari teknik manual, hadir nilai-nilai filosofi dari jalinan benang yang membentuk ragam motif khas. Auranya istimewa dan sangat indah.
Magnet tenun membuat langkah Jokowi terasa ringan menuju gerai UMKM di bazaar Mandalika, Lombok Tengah, NTB pada kunjungan kerja guna melihat persiapan acara MotoGP, Kamis, 14/1/2022.
Beramah tamah dengan pemilik M. Maliki, Jokowi memuji sneaker berbahan tenun yang unik dan indah. Ia memilih sneaker merah marun berbahan tenun Sundawa, produksi UMKM Sentosa Sasak Tenun dari Desa Pringgasela.
Usai mencoba sneaker, Jokowi mengaku senang. Apalagi setelah mengetahui produk sepatu tenun UMKM Desa Pringgasela telah diekspor ke Amerika dan Jepang.
Tenun Sundawa merupakan tenun khas masyarakat Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur. Merupakan wastra adati yang diwarisankan secara turun-temurun. Hadir ciri khas garis-garis di tengah motif.
M. Maliki sang pengrajin, sekaligus pemilik tentu saja sangat terharu, senang, campur aduk ketika Jokowi mengapresiasi produknya. “Saya jadi lebih bersemangat untuk meningkatkan kualitas, serta inovasi agar sepatu tenun kian populer.
Menurut Maliki, kualitas sneaker berbahan tenun buatannya selain unik dan indah, juga tahan lama. Harganya ekonomis, yang dibeli Bapak Jokowi hanya Rp. 350.000,-, “katanya.
Di Korea Selatan, Idol K-Pop Song Kang tampil elegan dalam balutan busana berbahan tenun. Song Kang didapuk menjadi Brand Ambassador RealFood Indonesia. Agar aura Indonesia terlihat, pemilik brand meminta Didiet Maulana mendesain busana untuk kebutuhan foto dan video.
Didiet memilih motif tenun geometris bercorak dekoratif yang mewakili tenun Indonesia. Sebuah kemeja warna navy blue yang elegan, dari look moderen dengan sisi kasual. Identik dengan kepribadian Song Kang yang hangat.
Memaknai Tenun
Tenun memiliki cerita panjang seputar proses pembuatannya. Mengedepankan teknik tradisional dengan ragam tahapan serta aspek, diantaranya spiritual.
Sebelum menjadi selembar kain cantik, kaum perempuan yang tinggal di desa tenun seperti Flores (NTT), Pringgasela (Lombok Timur) bergotong royong mengumpulkan buah kapas yang dipanen dari pohon yang dibudidayakan masyarakat. Kapas lalu dipisahkan dari biji dan dipintal menjadi helaian benang, yang kemudian diwarnai dengan pewarna alam.
Proses pewarnaan alami bersumber dari daun, batang, umbi, akar dan kulit buah yang diekstrak hingga menghasilkan ratusan warna indah dan unik.
Sebelum ditenun, benang diberi kanji dan dijemur agar kuat dan tidak dimakan serangga.
Proses penenunan dimulai dengan membentangkan benang, kemudian diikat satu persatu hingga membentuk pola, populer dengan nama tenun ikat.
Proses penenunan akan berlangsung selama satu hingga dua minggu, tergantung motif dan ukuran kain yang dibuat. Harga tenun perlembar dari ratusan ribu hingga puluhan juta, ditandai dengan penggunaan pewarna alami, keunikan warna dan motif, ukuran serta proses pembuatan. (RP)