
WanitaIndonesia.co – Momentum Hari Peduli Sampah Nasional (HSPN) pada 21 Februari mendatang berdekatan dengan hari pertama bulan Ramadhan 1446 H. Kita tahu, pada bulan Ramadhan volume sampah akan meningkat drastis sampah-sampah plastik sekali pakai akan berserakan di banyak tempat.
Dompet Dhuafa sebagai lembaga filantropi yang peduli pada liingkungan sigap akan adanya lonjakan sampah pada bulan Ramadhan mendatang. Karenanya, Dompet Dhuafa bersama komunitas Veritas Edukasi Lingkungan, Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa, Komunitas Nirankara, Mapala Bakti Care dan Jampang English Village menggelar edukasi terkait pengelolaan sampah di Masjid Tazakaa, Kampung Jampang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Minggu (16/02/2025).
Dompet Dhuafa menyadari peran penting komunitas di tengah masyarakat terutama dalam menyebarluaskan pesan-pesan baik dalam pengelolaan sampah. Dengan aksi kolaborasi ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah terutama pada bulan Ramadhan 1446 H mendatang.
Ika Akmala perwakilan Dompet Dhuafa menyampaikan pentingnya kesadaran masyarakat kepada lingkungan, khususnya pada permasalahan sampah. “Kita sharing-sharing kenapa sih kita harus aware sama masalah sampah, lalu apa nih yang terjadi di wilayah Jampang terkait permasalahan sampah dan apa yang bisa kita lakukan, khususnya ibu-ibu yang ada di wilayah Jampang,” ungkap Ika Akmala.
Ika melanjutkan, edukasi sampah ini tidak dilakukan hanya sekali saja, tetapi Dompet Dhuafa sebagai bentuk komitmen kepedulian lingkungannya akan melanjutkan program tersebut. Artinya akan ada pemantauan berikutnya.
“Setelah ini kita akan tetap monitoring kegiatan para ibu dan masyarakat Jampang tentang pengelolaan sampahnya, dan kita ingin tahu sejauh mana perubahan perilaku dalam pengelolaan sampah di wilayah ini” terangnya.
Edukasi sampah ini diisi langsung oleh Benedict Wermter (Direktur Veritas Edukasi Lingkungan) menjelaskan informasi tentang pengelolaan sampah. Benedict mengawali dengan kasus meledaknya TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Leuwigajah, Bandung pada tahun 2005 yang menyebabkan kebakaran di lingkungan sekitar TPA.
Benedict melanjutkan, dari kasus tersebut dampak kerusakan lingkungan sangatlah besar, seperti hancurnya kawasan tersebut akibat dari sampah yang menggunung dan longsor lalu meledak akibat terkonsentrasinya gas metana yang besar. Ia berpesan krisis lingkungan bisa diatasi melalui perubahan-perubahan kecil dari perilaku masyarakat dan mengurangi menggunakan produk yang tidak bisa didaur ulang.
Kita bisa membuat solusi, kita bisa memecahkan masalah sampah di Indonesia. Itu bukan pekerjaan yang membutuhkan keajaiban, karena setiap orang bisa memulainya besok pagi untuk perubahan perilaku mengurangi konsumsi plastik sekali pakai dan juga dalam pengelolaan sampah,” terang Benedict di hadapan puluhan warga.
“It’s not magic. Jadi, untuk membuat Indonesia bersih kembali, let’s start tomorrow,” imbuhnya.
Edukasi sampah ini disambut positif oleh Wawan Hermawan selaku Kepala Desa Jampang. Menurutnyam ini adalah langkah awal dalam membangun kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah.
“Mudah-mudahan dengan terselenggaranya kegiatan ini akan membawa dampak baik, khususnya untuk masyarakat Jampang, terutama terkait dengan penanganan sampah di wilayah Jampang, khususnya sampah-sampah yang ada di lingkungan rumah tangga,” kata Wawan Hermawan.
Saat ini, pengelolaan sampah kampung Jampang masih dikelola secara umum dan belum terarah dengan baik dan bisa menghadirkan inovasi dalam pengelolaan sampah. “Dengan adanya kolaborasi ini, ada inovasi terbaru. Lebih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang berdampak baik terhadap lingkungan, terutama dalam penanganan sampah itu sendiri,” imbuhnya.
Kesadaran lingkungan atau ekologis saat ini menjadi kepentingan bersama masyarakat, program kolaborasi menjadi salah satu cara untuk mewujudkan kesadaran lingkungan tersebut. Dompet Dhuafa sebagai filantropi selain fokus kepada pemberdayaan umat, Dompet Dhuafa juga fokus pada isu-isu lingkungan.
Pada bulan Ramadan 1446 H, Dompet Dhuafa mengusung tema “Berzakat Kerennya Gak Ada Obat” memiliki beberapa beberapa program seperti Grebek Kampung, Zakat Fitrah, Pos Mudik dan program-program lainnya, Dompet Dhuafa berharap bisa berdampak luas di masyarakat. Ketika kita menjaga alam, maka alam pun akan menjaga kita. Karena Bumi Cuma satu, Berdaya Sekarang.(adv)
