wanitaindonesia.co – Emas termasuk salah satu instrumen investasi yang banyak dipilih oleh masyarakat dan hingga kini masih banyak penggemarnya meski sudah banyak bermunculan instrumen investasi lainnya. Hal ini dikarenakan emas, khususnya untuk logam mulia atau emas batangan, sebagai salah satu instrumen investasi yang dianggap aman dan risk free. Instrumen emas ini biasanya dipilih oleh para investor dengan profil konservatif yang cenderung tidak ingin mengambil risiko.
Namun harga emas di pasaran cukup fluktuatif dan tidak tentu, sering naik atau malah turun. Sebelum Anda cemas, ini penjelasan mengenai penyebab harga emas yang fluktuatif, dikutip dari laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
1/ Ketidakpastiaan kondisi global
Berbagai situasi yang terjadi seperti politik, ekonomi, krisis, resesi, atau perang merupakan salah satu pemicu naik dan turunnya harga emas. Melansir Kompas.com, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan mengungkapkan bahwa harga emas Indonesia bergantung dari harga emas internasional dan nilai tukar. Jika kebijakan moneter longgar, suku bunga rendah dalam waktu cukup panjang, maka harga emas cenderung akan naik.
Menurut Anthony, jika kondisi ekonomi dalam negeri lemah, maka harga emas akan naik. Kondisi inilah yang dianggap merupakan tindakan tepat untuk melakukan alternative saving. Dalam setahun harga emas mengalami kenaikan sebesar rata-rata 26,9 persen. Sedangkan harga emas akan menurun ketika kondisi ekonomi membaik, karena investor akan mengalihkan perhatian ke instrumen investasi lainnya yang sudah murah, mengharapkan kenaikan harga akan lebih tinggi dari emas yang sudah stagnan.
2/ Penawaran dan permintaan emas
Selain faktor kondisi global, hukum penawaran dan permintaan juga berlaku pada emas. Di saat permintaan emas lebih besar dibandingkan penawarannya, maka akan membuat harga logam mulia ini melejit. Sebaliknya, harganya akan turun apabila penawaran lebih besar daripada permintaannya.
3/ Kebijakan moneter
Harga emas juga sangat tergantung dari kebijakan moneter yang diambil Bank Sentral Amerika Serikat (disebut The Fed). Kebijakan moneter yang dimaksud adalah kebijakan menaikkan atau menurunkan suku bunga. Jika The Fed menurunkan suku bunga, emas akan berpotensi naik harganya. Saat seperti itu, dolar menjadi tidak menarik sebagai pilihan investasi dan orang-orang cenderung menempatkan uangnya dalam bentuk emas. Begitu pula sebaliknya.
4/ Inflasi
Inflasi diketahui juga menjadi faktor utama yang membuat harga-harga barang semakin naik dan juga berimbas pada harga emas. Semakin tinggi tingkat inflasi maka semakin mahal pula harga emas. Hal tersebut dikarenakan masyarakat yang enggan menyimpan aset mereka dalam bentuk uang yang mudah kehilangan nilainya dan lebih memilih berinvestasi emas yang harganya cenderung stabil dan lebih aman ketika inflasi. Karena semakin diminati inilah, harga emas akan meningkat pula.
5/ Nilai tukar dolar Amerika Serikat
Harga emas dalam negeri mengacu pada harga emas internasional yang dikonversi dari dolar Amerika Serikat (AS) ke dalam mata uang rupiah. Itu sebabnya, harga emas sangat dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Jika nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah, maka harga emas lokal menguat atau tinggi. Sebaliknya, bila nilai tukar rupiah menguat, maka harga emas lokal cenderung turun. (f)