wanitaindonesia.co – Gaya bahasa setiap orang di dunia maya bisa sangat berbeda-beda. Tentu saja gaya bahasa ini akan lain dengan bahasa yang digunakan saat membuat tugas kuliah atau surat resmi dalam pekerjaan. Dalam pekerjaan dan penulisan resmi, kita dituntut untuk mengikuti kaidah Bahasa Indonesia yang benar. Penempatan tanda titik, tanda koma, tanda tanya, tanda petik, harus tepat dengan pemilihan kata yang tepat pula.
Namun, saat sedang berbincang dengan teman atau dengan pasangan di media sosial, kita bebas menggunakan bahasa sesuka hati. Ada banyak fitur pula yang dapat digunakan untuk seru-seruan, seperti emoticon dan stiker, misalnya.
Terlepas dari gaya bicara bebas tersebut, ada beberapa catatan yang harus kita perhatikan. Pasalnya, penempatan tanda, pemilihan huruf kapital, dan aspek lainnya, dapat memengaruhi bagaimana orang lain membaca pesan kita.
Sebagai contoh, kata “terserah” dapat diartikan lain ketika kamu menuliskannya dengan cara yang berbeda.
“ oke. ”
“ oke ”
“ okeee wkwkwkw ”
“ Oke!!! ”
Bagaimana kamu membaca kata tersebut? Meskipun katanya sama, tetapi kesan dari setiap kata berbeda, bukan?
Salah satu alasan yang menciptakan kesan berbeda adalah tanda titik pada akhir kalimat. Satu tanda kecil yaitu tanda titik, sebenarnya bisa berakibat fatal saat kamu mengirim pesan kepada teman atau pasangan. Hal ini terjadi karena orang cenderung menangkap kata yang berakhiran tanda titik sebagai kata yang “ketus”. Bisa jadi, orang mengira kamu sedang marah, sedang bad mood, atau tidak setuju dengan pendapat mereka.
Berikut adalah beberapa alasan lain mengapa tanda titik bisa berakibat fatal bagi hubungan percintaan dan pertemanan:
- Orang akan menganggapmu tidak tulus
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh psikolog dari Binghamton University menemukan bahwa pesan teks tanpa titik dianggap lebih “asli”. Partisipan dari penelitian ini adalah remaja yang diberi tugas membaca pesan teks yang diakhiri dengan titik dan tidak diakhiri dengan titik.
Meskipun tanda titik adalah wajib dalam penulisan surat resmi atau tulisan penting lainnya, tetapi tanda titik untuk hubungan dengan teman dan pasangan bisa jadi berbeda fungsi dan meninggalkan kesan yang buruk. Jika kamu ingin mengakhiri kalimat atau kata dengan tanda baca, coba gunakan tanda seru untuk memberikan kesan “semangat”.
- Orang bisa menganggapmu agresif
Ada kalanya, tanda titik terkesan lebih tegas daripada tanda seru. Seseorang yang mengakhiri kalimat dengan tanda titik, bisa memberikan kesan bahwa ia adalah seorang yang agresif, meskipun sebenarnya dia tidak berpikir demikian.
Sebagai contoh,
“Jemput sekarang”
“Jemput sekarang.”
Kira-kira jika mendapatkan pesan seperti itu, manakah yang menurut kamu lebih enak dibaca? Kalimat yang diakhiri tanda titik atau yang tidak diakhiri tanda titik?
- Orang bisa menganggap kamu acuh tak acuh
Dalam sebuah grup obrolan atau grup chat, sering kali ada teman atau keluarga yang membagikan sesuatu. Misalnya, ada yang akan menikah dan semua anggota grup memberikan ucapan selamat. Dalam hal ini, ketika kamu menggunakan akhiran kalimat dengan tanda titik, orang lain bisa menganggapmu acuh tak acuh, atau kamu dianggap tidak bahagia dengan berita pernikahan tersebut.
“Selamat, Dian!!!”
“Selamaaaat Diaaan”
“Selamat”
“Selamat.”
Bagaimana? Terkesan berbeda, bukan?
- Orang menganggapmu tidak akrab atau terkesan “jauh”
Menggunakan tanda titik pada akhir kalimat bisa mengisyaratkan bahwa kamu sedang memberikan jarak pada orang lain. Karena, tanda titik biasa digunakan di dunia profesional, yang tentu saja berbeda dari urusan pribadi.
Jika kamu menulis pesan teks untuk sahabat, pacar, atau gebetan, dengan tanda titik pada bagian akhir kalimat, kamu bisa dianggap sedang menjauhi mereka, tidak tulus pada mereka, atau kamu membatasi jarak dengan mereka.
Coba lihat contoh berikut :
“Aku tidak bisa bertemu kamu hari ini, ada acara lain”
Aku tidak bisa bertemu kamu hari ini. Ada acara lain.”
Jika berada di posisi si penerima pesan, tentu kamu akan lebih menyukai pesan pertama yang tanpa tanda baca, bukan?