‘Isi Piringku’ Dari Danone Indonesia Untuk Anak Indonesia

Foto : Istimewa

wanitaindonesia.co, Jakarta – Di Indonesia, angka masalah gizi terutama stunting masih terbilang cukup tinggi.Berdasarkan data SSGI tahun 2021, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 24,4%. Menurut batasan WHO, persentase tersebut termasuk ke dalam kategori ‘very high’ atau sangat tinggi sehingga menjadi permasalahan serius yang wajib disoroti banyak pihak.

Oleh karena itu, Danone Indonesia melalui program ‘Isi Piringku’ memanfaatkan momentum Hari Anak Nasional dengan berkolaborasi bersama platform edutainment karya anak bangsa, BaLiTa, untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi terhadap orang tua Indonesia terkait pedoman gizi seimbang melalui Instagram Live bersama dokter spesialis anak, dr. Reza Fahlevi, Sp.A, sebagai narasumber utama pada 23 Juli 2022.

“Nutrisi menjadi aspek yang penting bagi pertumbuhan anak. Namun, pemilihan nutrisi yang diberikan juga patut diperhatikan agar berkualitas. Maka dari itu, penting bagi orangtua untuk mengenali Isi Piringku yang berupa pedoman gizi yang baik dan seimbang untuk si Kecil dengan memanfaatkan bahan-bahan makanan di sekitar kita,” kata dr. Reza Fahlevi, Sp.A dalam Instagram Live ‘Berkenalan dengan Isi Piringku: Pedoman Gizi Seimbang untuk si Kecil’, Sabtu (23/07).

Isi Piringku adalah kampanye yang pertama kali dikenalkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan merupakan pembaruan dari slogan ‘4 Sehat 5 Sempurna’. Berbeda dengan ‘4 Sehat 5 Sempurna’, konsep Isi Piringku tidak hanya menekankan pada ragam makanan yang penting dikonsumsi, tetapi juga jumlah porsi dalam satu piring agar gizi yang diperoleh seimbang dan mampu menyokong tumbuh kembang.

Danone Indonesia kemudian menginisiasikan program Isi Piringku (@isipiringku_id) sebagai kontribusi nyata dalam membantu pemerintah menyosialisasikan kampanyenya dengan menggerakkan figur orangtua untuk mempraktikkan konsumsi gizi seimbang pada anak-anak di rumah guna mencegah stunting dan masalah gizi lainnya yang masih menghantui anak-anak Indonesia.

“Danone Indonesia sendiri memiliki program integrasi bernama Bersama Cegah Stunting yang didalamnya termasuk kampanye edukasi Isi Piringku. Program Isi Piringku ini bertujuan tidak hanya untuk edukasi gizi dan nutrisi yang seimbang namun juga turut mempersiapkan anak untuk menjadi generasi emas. Upaya kami ini sejalan dengan misi kami ‘Danone One Planet One Health’, yakni membawa kesehatan melalui makanan dan minuman yang sehat ke sebanyak mungkin orang. Untuk itu, kami sangat mengapresiasi kerjasama kami dengan platform BaLiTa dalam mengedukasi masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi seimbang pada anak,” tambah Rizki Pohan selaku Health & Nutrition Senior Manager Danone Indonesia.
Taktik Pemenuhan Gizi Seimbang untuk Anak

“Sekitar 70-80% pertumbuhan otak anak itu terjadi pada 1000 hari pertama kehidupan yang dimulai dari kehamilan hingga usia 2 tahun. Oleh sebab itu, orangtua penting menyediakan dan memberikan gizi yang berkualitas dan seimbang untuk menunjang perkembangan anak agar optimal sehingga terhindar dari stunting,” kata dr. Reza Fahlevi, Sp.A.

Lebih lanjut, dr. Reza Fahlevi, Sp.A, juga menekankan bahwa pemberian gizi yang seimbang harus disesuaikan dengan usia masing-masing anak. Misalnya, ASI eksklusif sudah cukup memenuhi gizi seimbang untuk anak-anak yang berusia 0-6 bulan. Namun, jika usia anak-anak telah menginjak 6 bulan ke atas, maka orangtua bisa memberikan MPASI yang kandungan makronutrien dan mikronutriennya lengkap.

Dalam konteks ini, makronutrien didefinisikan sebagai jenis nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah besar guna membantu tubuh agar berfungsi secara optimal, seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Selanjutnya, mikronutrien dimanifestasikan dalam bentuk vitamin dan mineral yang jumlahnya cenderung lebih sedikit dibanding makronutrien, namun berperan penting dalam menunjang pertumbuhan organ-organ tubuh.

Adapun rekomendasi makanan untuk anak adalah makanan keluarga. Artinya, orangtua sudah bisa memberikan menu makanan orang dewasa kepada sang buah hati, seperti nasi, sayur, telur, ayam ataupun daging dengan tekstur yang disesuaikan usia serta kemampuan motoriknya. Umumnya, semakin bertambah usia anak, maka akan semakin kasar dan padat tekstur makanannya.

“Orang tua juga harus pintar dalam memvariasikan menu makanan agar anak tidak mudah bosan yang membuatnya menjadi susah makan,” tambah dr. Reza Fahlevi, Sp.A.

Dalam sesi Instagram Live, dr. Reza Fahlevi, Sp.A, juga menekankan bahwa jumlah makanan yang diberikan ke anak wajib dalam porsi yang seimbang. Pemberian makanan yang kurang dari porsi anjuran dikhawatirkan dapat menyebabkan masalah gizi seperti stunting. Di sisi lain, porsi yang berlebihan pun juga tidak baik lantaran bisa mendorong anak mengidap obesitas.

Secara objektif, cara mengetahui gizi yang sudah diberikan kepada anak sudah seimbang atau belum bisa dilihat dari kenaikan berat badan anak sesuai dengan indikator usia. Maka dari itu, orangtua direkomendasikan untuk mengajak sang anak melakukan kontrol ke Posyandu, Puskesmas, ataupun fasilitas kesehatan terdekat secara rutin supaya anak bisa diperiksa apakah perkembangannya sudah sesuai dengan kurva pertumbuhan atau sebaliknya.

“Anak yang berusia 1-2 tahun dianjurkan untuk kontrol ke faskes terdekat per tiga bulan. Jika anak sudah menginjak 2-6 tahun, orangtua bisa mengajaknya kontrol per enam bulan,” tandas dr. Reza Fahlevi, Sp.A, mengakhiri sesi Instagram Live.(wib)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini