wanitaindonesia.co – Dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia pada dikala itu, seluruh rakyat bersatu buat melawan penjajah. Bukan cuma para laki- laki saja, tetapi para wanita juga berjasa ikut menolong memperjuangkan hak- hak rakyat.
Para wanita tersebut jadi pahlawan nasional yang butuh diketahui serta dikenang jasa- jasanya dalam berjuang melawan penjajah di medan perang sampai kita dikala ini dapat hidup leluasa di negeri tercinta ini.
Buat mengenang kegigihan serta semangat para pahlawan wanita ini, hingga nama mereka juga diabadikan selaku nama jalur diberbagai wilayah di Indonesia apalagi luar negara.
Berikut catatan deretan pahlawan Indonesia, yang namanya diabadikan jadi jalur, mengutip berbagai sumber.
1. Rangkayo Rasuda Said
Pasti sudah tidak asing lagi di wilayah Kuningan Jakarta, ada nama jalur Rasuna Said. Nama tersebut ialah nama pahlawan wanita Indonesia dengan nama lengkap Rangkayo Rasuda Said, dia lahir 14 September 1910 di Desa Panyinggahan, Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Setelah itu meninggal di umur 55 tahun pada 2 November 1965, serta dikebumikan di TMP Kalibata, Jakarta.
HR Rasuna Said merupakan pejuang perempuan di masa kemerdekaan yang gigih memperjuangkan persamaan hak antara pria serta wanita, dia diketahui selaku wujud berkemauan keras serta berpengetahuan luas.
Rasuna Said sangat mencermati kemajuan serta pembelajaran untuk kalangan wanita. Kala menolong mengajar, dia banyak mengarahkan perempuan menimpa pembelajaran selaku fondasi kemajuan perempuan di ranah Minang.
Tidak hanya mengajar, Rasuna Said ikut memperjuangkan perempuan melalui ranah politik, dengan bergabung di Sarekat Rakyat selaku sekretaris cabang, setelah itu jadi anggota Persatuan Muslim Indonesia.
2. Nyi Ageng Serang
Pada dini Perang Diponegoro, 1825, Nyi Ageng Serbu yang berumur 73 tahun mengetuai pasukan dengan tandu buat menolong Pangeran Diponegoro melawan Belanda.
Tidak cuma ikut berperang, dia pula jadi penasehat perang. Ageng Serbu berjuang di sebagian wilayah, semacam Purwodadi, Demak, Semarang, Juwana, Kudus, serta Rembang.
Salah satu strategi perang sangat populer darinya merupakan pemakaian lumbu( daun talas hijau) buat penyamaran.
Namanya juga diabadikan jadi nama gedung di kawasan Kuningan serta nama jalur di Tegal Selatan Bandung, Jawa Tengah, serta di Sindangjawa, Dukupuntang Cirebon, Jawa Barat.
3. Ratu Zaleha
Namanya dapat ditemui di jalur Karang Mekar, Banjarmasin serta Kalimantan Selatan. Dia ialah gadis dari Sultan Muhammad Seman bin Pangeran Antasari, yang gigih berjuang mengusir Belanda dalam Perang Banjar, melanjutkan perjuangan Pangeran Antasari.
Kala beranjak berusia, Zaleha bersama bapaknya gencar mengusir penjajah serta senantiasa dikejar- kejar Belanda hingga masuk hutan ke luar hutan.
Saat sebelum bapaknya meninggal, Gusti Zaleha diberi cincin kerajaan dari bapaknya. Semenjak itu pula ia mengambil alih bapaknya selaku Sultan serta Pemimpin Perang Paling tinggi, lalu diberi gelar Ratu Zaleha. Bersama si suami, Gusti Muhammad Arsyad, Zaleha melanjutkan perjuangan bapaknya.
Ratu Zaleha bisa menghimpun kekuatan dari suku- suku Dayak Dusun, Kenyah, Ngaju, Kayan, Siang, Bakumpai, Suku Banjar.
4. Opu Daeng Risadju
Namanya dapat ditemui di jalur kelurahan Amasangan, kota Palopo, Seluwesi Selatan. Kegigihan Opu melawan penjajah kala itu apalagi membuat dirinya wajib dibuat tuli seumur hidup oleh Belanda.
Atas jasanya terhadap bangsa serta negeri, perempuan kelahiran Kota Palopo pada 1880 silam itu menemukan gelar Pahlawan Nasional dari pemerintah pada 2006.
5. Martha Christina Tiahahu
Ikuti cerita Martha Christina Tiahahu selaku pahlawan wanita yang ikut memperjuangkan Kemerdakaan RI
Martha Christina Tiahahu merupakan Pahlawan Nasional wanita awal yang gugur di medan perang dikala bertempur melawan Belanda demi mempertahankan tanah Maluku yang kaya akan hasil bumi. Dia lahir di Nusa Laut, Maluku, 4 Januari 1800 serta dibesarkan seseorang diri oleh bapaknya, Kapitan Paulus Tiahahu yang ialah kawan baik dari Thomas Mattulessi ataupun Kapitan Pattimura.
Namanya juga diabadikan jadi nama jalur di wilayah Ambon, Maluku. Apalagi, pahlawan perempuan asal Maluku ini dijadikan nama jalur di Wierden, Belanda.
6. Laksamana Malahayati
Keumalahayati Malahayati, laksamana laut yang disegani dunia dari Kesultanan Aceh.
Namanya dapat ditemui di wilayah Aceh serta Bandar Lampung. Laksamana Malahayati ialah wanita pejuang di Serambi Mekkah pada masa Kesultanan Aceh. Darah pejuangnya memanglah turun dari bapaknya bernama Laksamana Mahmud Syah.
Malahayati memegang jabatan kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia serta Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV pada tahun 1585–1604.
Lalu karirnya terus menjadi melejit sampai dia mengetuai 2000 orang pasukan Inong Balee( janda- janda pahlawan yang sudah syahid) berperang melawan kapal- kapal Belanda bertepatan pada 11 September 1599.
7. R. A. Kartini
Memperingati Hari Kartini 2018, tidak terdapat salahnya buat mengenali 2 santapan yang jadi kesukaan R. A. Kartini.
R. A. kartini ialah pahlawan emansipasi wanita. Di tahun 1911, kumpulan suratnya dibukukan dengan judul Door Duisternis tot Litch( Habis Hitam Terbitlah Cerah). Kritiknya terhadap keadaan wanita Jawa kala itu mengganti pemikiran warga Belanda terhadap wanita pribumi. Namanya diabadikan di 4 kota Belanda sekalian, ialah Utercht, Haarlem, Venlo, serta Amsterdam.