WanitaIndonesia.co, Jakarta – Para ahli, serta praktisi kesehatan berkolaborasi mendirikan Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa untuk mencari solusi, serta mengentaskan akar permasalahan kesehatan jiwa di Indonesia.
Tokoh sekaliber
Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Prof. Dr. FX Mudji Sutrisno, SJ., Prof. Dr. Drs. Semiarto Aji Purwanto, M.Si., serta didukung oleh Dr. Adriana Elisabeth, Dr. Ray W. Basrowi, Maria Ekowati, dan Kristin Samah mendeklarasikan Kaukus di Perpustakaan Nasional Jakarta, Selasa (14/11)
Studi dan survei dilakukan Kaukus pada sejumlah responden seperti akademisi, psikolog, dokter spesialis, praktisi kesehatan masyarakat, organisasi masyarakat sipil, sosioantropolog/budayawan, media, dan kalangan swasta.
Hasilnya, sebanyak 82% responden menyatakan bahwa isu kesehatan jiwa sangat penting dan 12% menyatakan penting. Studi menemukan 5 urgensi dan 3 esensi kesehatan jiwa di Indonesia. Dilihat dari dimensi prioritas isu kesehatan jiwa, terdapat 27 dimensi dengan 5 value preposition kesehatan jiwa di Indonesia.
Adapun lima urgensi isu kesehatan jiwa di Indonesia:
1. Kesehatan Jiwa berdampak multisektor, karena merupakan bagian dari kondisi kesehatan yang komprehensif. Sehat tidaknya jiwa seseorang akan memengaruhi tingkat produktivitas, menentukan kualitas hidup, serta pencapaian generasi selanjutnya.
2. Lapisan paling serius menyasar pada anak, remaja, dan usia produktif (dewasa yang bekerja). Peningkatan kasus kejiwaan terjadi di berbagai tahap/siklus hidup.
3. Minimnya edukasi dan distribusi informasi yang tidak tepat. Sementara dua urgensi lainnya, isu kesehatan jiwa menjadi prioritas masalah di dunia, tetapi belum menjadi prioritas di Indonesia. Lainnya, penyebab masalah kesehatan jiwa di Indonesia berkaitan erat dengan persoalan ekonomi, sosial, dan budaya.
4. Isu kesehatan jiwa yang menjadi prioritas dunia tapi belum dijadikan prioritas di Indonesia.
5. Penyebab masalah kesehatan jiwa di Indonesia berkaitan erat dengan persoalan ekonomi, sosial, dan budaya.
Tiga esensi kunci yang menjadi faktor pendorong masalah kesehatan jiwa
Adanya stigma yang luas dan masif terhadap penderita gangguan kesehatan jiwa. Lingkungan spesifik, terutama pada tingkat keluarga, sekolah, dan tempat kerja yang sebagian besar tidak ramah kesehatan jiwa. Fenomena self-diagnostic terutama terjadi di kalangan, remaja, anak sekolah, dan pekerja.
Yang menarik, isu prioritas dan esensi masalah kesehatan jiwa di Indonesia disebabkan oleh penggunaan gawai tak terkontrol pada anak dan remaja, beban generasi sandwich, pencarian jati diri, pengaruh media sosial, serta problem emosi, perilaku, dan kekerasan berbasis keluarga.
7 Butir Deklarasi Kaukus
1. Kaukus merupakan gerakan bersama berbasis komunitas menyadari urgensi masalah kesehatan jiwa melalui kegiatan advokasi, edukasi, riset, aksi pencegahan dan. mitigasi dikarenakan tak ada kesehatan fisik tanpa kesehatan mental.
2. Inisiasi mandiri untuk kepentingan kemanusiaan.
3.Mendorong para pihak (pemerintah, perguruan tinggi, akademisi, praktisi, organisasi masyarakat dan komunitas, industri, media masa, dan key opinion leader) untuk menjadikan kesehatan jiwa sebagai isu sentral dan prioritas untuk membangun generasi yang sehat jiwa dan raga.
4. Fokus pada masalah kesehatan jiwa di kalangan ibu dan balita, anak usia sekolah, remaja, usia produktif, dan kelompok rentan.
5. Kaukus meyakini bahwa kesehatan jiwa akan berdampak pada aspek psikologis, ekonomi, dan sosial budaya.
6. Mendorong pemerintah sebagai fasilitator dan regulator menyusun program penanganan kesehatan jiwa sejak dini mulai dari masa 1000 HPK, pendidikan dasar dan menengah sebagai bentuk penguatan karakter.
7. Mendukung para pihak untuk berjejaring dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan jiwa, serta cara-cara penanganannya secara tepat.