In Loving Memory of Rima Melati Semangkuk Sup Brenebon dan Klappertaart Lekker Please, Jangan Gunakan Tisu Toilet

Rima Melati, Wanita Indonesia ikonik dari penampilan dan kepribadian memesona.

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Wafatnya aktris senior Rima Melati pada Kamis, 23/6/2022
meninggalkan kenangan bagi banyak orang. Saya, Rembulan Perak memiliki sepenggal kenangan indah kala melakukan interview dan menikmati sajian yang dimasaknya sendiri, di restoran Le Bistro miliknya.

Kenangan tersebut kembali terbayang manakala saya menerima berita duka, Rima Melati wafat setelah mengalami berbagai komplikasi penyakit dari infeksi luka di bagian punggung, lalu menyebar ke paru dan ginjal. Kondisinya ini mengharuskan Rima cuci darah.

Saya bertemu pertama kali, ketika bertugas melakukan interview seputar kuliner yang disajikan pada Hari Raya Natal di keluarganya.
Dalam cuaca dingin Bulan Desember 1995, saya ditemani Yuni dan mas Yono, fotographer tiba di Le Bistro.
Resto yang menyajikan menu Prancis yang dijalankan Rima Melati bersama suaminya Frans Tumbuan.

Le Bistro menjadi salah satu ikon resto legend yang keberadaan masih tetap bertahan hingga sekarang. Berlokasi di Jl. MH. Thamrin, resto tetap memikat dengan interior berkonsep vintage. Hanya hadir lebih banyak varian menu menyesuaikan dengan sekmen tamu yang beragam. Saat ini Le Bistro dijalankan oleh Aditya Tumbuan, putra Rima Melati dan Frans Tumbuan.

Rima Melati dan Frans menyambut kedatangan kami dengan ramah, penuh kehangatan. Rima Melati mengenakan blouse putih dengan motif bunga yang tidak terlalu ramai, dipadu celana selutut model trouser – short bewarna kuning gading. Makeup nya terlihat flawless, natural dan cantik. Asesoris yang dikenakan jam tangan kecil silver, dengan giwang mutiara putih dengan ukuran bundar sempurna, ciri mutiara air laut berkualitas.

Selama sesi interview,
mata Rima Melati senantiasa kontak ke mata kami secara bergantian. Senyum senantiasa tersungging. Kami terkesan akan body language kala ia duduk,
berbicara, terkadang sambil menggerakkan tangannya pada saat menceritakan menu jamuan Natal keluarga besarnya.

Pada masanya, selain dikenal sebagai aktris,
beliau merupakan peragawati, penyanyi, model iklan, desainer. Citranya sebagai Wanita Indonesia yang berpenampilan anggun dan berkepribadian terlihat memancar sempurna, tak menunjukkan lara bahwa dirinya merupakan penyintas kanker payudara.

Usai interview, kami bersiap untuk foto taking masakan. Ketika Yuni mengeluarkan tisu gulung untuk membersihkan peranti saji yang kami bawa untuk wadah sup, Rima Melati langsung menegur santun. Dengan suara lembut ia berkata, “Maaf, jangan gunakan tisu itu, tidak sesuai dengan peruntukan,” ujarnya sambil memberikan tisu kotak yang diambil dari salah satu meja resto. Spontan kami meminta maaf atas keteledoran tersebut.

Ga kebayang malunya saya waktu itu. Saya lupa mengingatkan agar team work berprilaku santun selama interview dan foto taking. Ini menjadi salah satu rules bagi pekerja di media main stream dengan sekmen pembaca perempuan. Wajib menjaga citra perusahaan dengan hal-hal elok.

Tersanjung Kelezatan Menu Peranakan Belanda Otentik

Klappertaart olahan Rima Melati tersaji istimewa.(Foto : Eka Andi Mappaselle)

Namun setelah
suasana kembali cair, Ketika dipersilahkan untuk mencicipi kreasi masakannya, saya menikmati sup brenebon. Sup kacang merah dengan tulang dan daging iga tersaji menggoda. Saya menyendok kaldu sup bening. Aroma rempah khas dari pala dan cengkih begitu harum, citarasa kaldunya sangat istimewa. Terasa hangat dilidah. Daging iga dan kacang merahnya empuk. “Enak, sempurna, “kata saya.
Terima kasih,” ujar Rima Melati sambil tersenyum.

Menu lain yang saya nikmati adalah Klappertaart panggang. Tar kelapa muda dengan vla, taburan kenari kering dan kismis. Ditopping dengan meringue (putih telur yang dikocok kaku). Sebelum dinikmati, tante Rima sengaja memanaskan lalu menyajikannya bersama es krim vanila. Penampilan serta rasanya sempurna. Manis legit tidak membuat lidah nek, tekstur kelapa terasa kenyal lembut, dengan rasa manis daging kelapa yang terasa. Aroma pala serta rum pada vla sukar dicari tandingannya. Khas seperti resep aslinya dari Belanda, lekker! Dengan nada santun, saya tak sungkan dengan meminta tambahan sajian ini!

Saya merasa beruntung mendapat pengalaman bersantap dari public figur yang memiliki skills, yang bersedia memasak sendiri olahan istimewa tersebut.
Di akhir sesi interview, kala berpamitan, Tante Rima menjabat tangan saya erat sambil mengucapkan terima kasih. Saya merasa tersanjung mendapat perlakuan hormat dan santun dari Rima Melati.

Tante Rima.., Selamat jalan
Beristirahatlah dalam damai, dalam dekapan hangat para malaikat-Nya.

Terima kasih telah menghadirkan kenangan indah dari sajian yang tante buat dengan penuh cinta. (RP).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini