WanitaIndonesia.co – Emansipasi yang diperjuangkan oleh RA Kartini berhasil melebihi ekspektasi beliau pada masanya. Tak terhitung banyaknya kaum Wanita Indonesia yang sukses memainkan peran penting bagi kemajuan bangsa dan negaranya. Mereka mumpuni dalam berbagai disiplin ilmu, memiliki peran strategis di sejumlah posisi penting, serta menyelaraskan kehidupan mereka dengan hobi.
Diansyah Putri Fitri Handayani salah satu Bunga Bangsa kelahiran Serdang Bedagai – Sumatera Utara yang sebelumnya pernah diberitakan oleh WanitaIndonesia.co atas peran, serta kiprahnya menaklukkan gunung tertinggi dunia, serta wilayah Kutub.
Awal Desember ia rehat sejenak, sambil bersilaturahmi, memohon doa, restu Ibunda tercinta, keluarga besarnya, Civitas Akademika UI, para Alumni, Pemerintah, serta Stakeholder agar upayanya menggelar Ekspedisi Road to The Explorer’s Grand Slam ‘Antarctic 8’ di Desember ini sukses dan beroleh keberkahan.
Ui panggilan kecil Putri tinggal selangkah menyelesaikan satu puncak Gunung Everest dan satu Kutub Utara untuk meraih gelar The Explorer’s Grand Slam. Jika berhasil Wanita Indonesia bertubuh mungil dengan spirit menaklukkan setiap tantangan akan menjadi orang Indonesia pertama dan Perempuan Asia Tenggara pertama yang meraih predikat prestisius tersebut.
Soal kemampuan, sosoknya tak perlu diragukan lagi. Ia memiliki kemampuan mumpuni menaklukkan puncak tertinggi dunia, yang masih dianggap momok menakutkan bagi sebagian besar kaumnya.
Pembawaannya ramah, rendah hati, dengan raut wajah ekspresif memancarkan sikap optimis. Belia kebanggaan keluarga dan bangsa Indonesia ini senantiasa memberikan motivasi, serta hal-hal inspiratif yang mampu membakar semangat orang-orang yang mendengarkannya
WanitaIndonesia.co menjadi salah satu tamu undangan yang beruntung, bisa bertemu langsung, melakukan wawancara singkat perjalanan hidupnya nan menginspirasi.
Kesuksesan Putri hari ini tentu tak lepas dari peran ibundanya yang berhasil membesarkan, serta mendidik sosok Putri menjadi buah hati yang tangguh dan mumpuni.
Ibu berperan multitasking ini sukses mempersembahkan generasi unggul Indonesia melalui kiprah buah hatinya sebagai wanita karir, pendaki wanita kelas dunia, serta sosok Filantrophy yang rendah hati nan menginspirasi.
Putri yang hanya kami kenal sebelumnya melalui pemberitaan, saat pertama bertemu jauh dari ekspektasi sebagai mountaineer Women.
Sosoknya seperti tipikal Wanita Indonesia pada umumnya. Berpembawaan lembut dan anggun, layaknya Wanita Indonesia pada umumnya. Ia mematut diri dengan busana, make-up, serta mengenakan aksesoris. Banyak yang tak menyangka pesona Putri melalui kiprah, serta perannya mampu menghilangkan bias gender yang lekat dengan kaum laki-laki.
Sejatinya sebagai wanita Timur, ia ramah ke setiap orang, motivasi dan perhatian Putri menjadi bunga pada silaturahmi ke semua tamu.
Kami mengulas peran Mamak (panggilan ibu bahasa Medan) yang telah melahirkan generasi Indonesia unggul Putri Handayani. Hubungan ibu-anak yang harmonis, saling membantu, menguatkan, menghadirkan ikatan batin abadi keduanya.
Selangkah mendekat The Explorer’s Grand Slam.
1. WanitaIndonesia.co :
Hallo Putri, Selamat dan sukses untuk impian yang segera akan diwujudkan. Kok bisa menekuni olahraga ekstrem mendaki gunung?
Putri Handayani :
Awalnya aku ikut kegiatan Pramuka di sekolah, salah satunya mengenal dan mencintai gunung dengan mendaki. Awalnya yang sekedar ikut-ikutan, karena intens dan aku mendapatkan banyak pengalaman baru seperti terpukau oleh keindahan sinar mentari pada saat terbit, passion sebagai pendaki kemudian hadir. Ikhwal lain yang membuatku menjadi pendaki dari kesuksesan kecil menaklukkan Gunung Sibayak dan Sinabung.
Tentunya kian bersemangat saat Mamak merestui kegiatanku. Ibu merestui dengan memberikan kebebasan kepadaku untuk beraktivitas sesuai minat dan bakat. Tak ada larangan ini-itu. Ibu percaya kepadaku dan selalu menuntut tanggung jawab agar aktivitas yang kulakukan tak berdampak negatif kepada nama baik keluarga, lingkungan, serta tak bertentangan dengan ajaran agama.
Kesemua faktor tersebut menuntunku menjadi pendaki profesional, terlebih saat aku bekerja di luar negeri, di sebuah perusahaan besar yang memungkinkan aku menemukan wadah sebagai pendaki profesional dengan menyelaraskan kegiatan mendaki sambil berbagi. Di Dubai, aku aktif mengikuti kegiatan di organisasi non profit Gulf for Good, yang kemudian membuahkan inspirasi dengan hadirnya Jelajah Putri. Merupakan platform media sosial yang membawa misi pendidikan, dan pemberdayaan perempuan.
Menurut Putri Wanita Indonesia bisa mengambil peran sambil menjalankan hobi. Serta meningkatkan kemampuan diri melalui pendidikan. Jika mau berusaha, serta tak membatasi diri dalam zona nyaman. Putri mengajak Wanita Indonesia untuk berani bermimpi setinggi mungkin, lalu bekerja keras untuk mewujudkannya, serta tak mudah menyerah walaupun kita tak pernah jalannya akan seperti apa.
2. WanitaIndonesia.co :
Ceritakan dong tentang masa kecil Putri?
Putri Handayani :
Aku lahir dibesarkan di Sergai. Tak ada yang menarik, hidupku wajar layaknya anak perempuan yang tinggal di kampung. Dihadapkan dengan banyak keterbatasan. Utamanya akses untuk memperoleh pendidikan yang layak dikarenakan ekonomi keluarga.
Mamak membesarkan aku dan dua orang saudaraku dengan berjualan sayur ke pasar dan di rumah. Sebagai pedagang kecil, Mamak kuat dan tabah. Saat lelah usai mengerjakan pekerjaan rumah, beliau masih disibukkan dengan aktivitas berdagang sebagai penjual sayur. Pergi berbelanja ke petani sayur, lalu memilah dan mengikat sayur, kemudian merapikan dengan meletakkan pada keranjang besar.
Beliau merupakan ibu hebat, tangguh, berani dan mampu mengayuh sepeda dalam suasana sepi dini hari, menempuh perjalanan jauh ke pasar. Bila dagangan Mamak tak habis, beliau pulang, lalu menjual kembali sayur yang masih segar di pekarangan rumah. Berharap ada untung sedikit buat makan sehari, “ujar Putri getir.
Mamakku itu hebat, tak pernah sedikitpun mengeluh menghadapi kehidupan, membesarkan dan membiayaiku agar jadi anak yang sukses. Ia selalu berdoa dan berharap baik, kelak aku memiliki kehidupan yang jauh lebih baik dari dirinya.
Walau lelah mencari nafkah, Mamak tak pernah marah, maupun bersikap keras. Aku dan dua orang saudaraku bahu-membahu membantu pekerjaan rumah untuk meringankan beban beliau. Walau sederhana, hidup kami senantiasa diberkahi Rabb. Kami ditanamkan nilai-nilai luhur kehidupan. Belakangan saya memahami bahagia dan bersyukur merupakan cara ampuh untuk mendapatkan keberkahan hidup.
3. WanitaIndonesia.co :
Bagaimana Anda melihat peran ibu pada pendidikan Anda?
Putri Handayani :
Sulit diceritakan, serta harus memulainya dari mana. Mamak tercinta merupakan sosok ibu sempurna yang memainkan peran multitasking. Beliau sangat perhatian ke anak-anaknya, baik, serta mau melakukan apapun demi membahagiakan kami, serta selalu berupaya agar anak-anaknya memiliki pendidikan tinggi, sukses dan bermanfaat bagi sesama.
Ada banyak kenangan indah nan menginspirasi, tentunya tak pernah akan selesai diceritakan satu-persatu. Yang membekas semua ikhtiar akan selalu dilakukan agar aku dan saudara-saudaraku bisa terus bersekolah.
Filosofi hidup beliau untuk pendidikan, “kita tak boleh menyerah dengan kondisi ekonomi. Anak-anak harus terus bersekolah walau biayanya didapat dengan berhutang.
Tak ada istilah menyerah, meratapi nasib karena permasalahan ekonomi keluarga. Mamakku tegar, berikhtiar, serta selalu berdoa agar setiap usahanya mendapatkan keberkahan dari Allah.
Sikap, serta mentalitas beliau menjadi suluh hidupku, utamanya saat aku harus merantau meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, hingga ketika harus bekerja di luar negeri.
Beliau ikhlas melepasku, nasihat berulang fokus kepada pendidikan, membantu meringankan pekerjaan keluarga yang aku tumpangi, menolong sesama, serta tak meninggalkan sholat sesibuk apapun.
Walau tegas, Mamakku itu sosok wanita yang paling the best. Ia mampu mengimbanginya dengan kelembutan khas ibu dari Tanah Batak.
4. WanitaIndonesia.co :
Apa yang dirasakan beliau melihat pencapaian Putri?
Putri Handayani :
Bersyukur, terharu, dan senang. Tunai sudah janjinya kepada sang Rabb yang telah menitipkan anak-anak ke beliau.
Ada beragam kisah indah walau menghadirkan pengalaman getir nan panjang, yang aku lalui dan sangat terasa oleh batin seorang Mamak.
Sejak aku mendaftar di Universitas Indonesia, serta mengikuti tes masuk. Mamak tiba-tiba menjadi orang yang tak sabaran. Menunggu saat genting nan mendebarkan apakah aku diterima atau tidak.
Sejak dini hari ia ingin buru-buru membeli koran yang memuat nama-nama mahasiswa yang lulus. Ketika menemukan namaku, kata saudara-saudaraku Mamakku tak henti-hentinya bersyukur. Ia meneruskan kabar keberhasilanku ini ke banyak saudara, serta kerabat lainnya sambil membawa-bawa koran, yang berakhir lusuh karena sering berpindah tangan.
Awal yang membanggakan buat dirinya ini kemudian terus berlanjut hingga sekarang. Pada saat acara silaturahmi memohon restu, Ibunda Putri Handayani diminta memberikan harapan untuk buah hati kesayangannya ini.
“Putri tetap putri kecil saya yang tumbuh kembang di Kampung indah Serdang Bedagai. Ingat ya nak, semua pencapaian ini harus disikapi dengan selalu bersyukur, rendah hati Sebaik-baiknyanya pencapaian itu, adalah ketika kamu bisa memberikan manfaat kepada bangsa, negara dan masyarakat. Senantiasa bersyukur atas semua nikmat, tak sombong, senantiasa rendah hati. Mamak tak henti melantunkan doa agar cita-citamu menjadi pendaki wanita untuk meraih gelar itu diijabah Allah SWT, “kelu lidah Ibunda Putri karena tercekat haru. Harapan mulia Ibunda Putri dijawab” Aamiin YRA, oleh tamu-tamu undangan.
5. WanitaIndonesia.co :
Ceritakan dong pengalaman berkesan ketika meraih cita-cita dengan bersekolah.
Putri Handayani :
Sangat banyak, semuanya membekas hingga sekarang, dikarenakan tak hanya berjuang dengan belajar, serta mengikuti kegiatan ekstra di sekolah dan kampus. Namun aspek finansial menjadi tantangan terbesar untuk meraih cita-citaku.
Saat SMP aku melanjutkan sekolah ke kota Medan. Tinggal menumpang di rumah adik perempuan ibu. Selain belajar, melakukan aktivitas luar sekolah. Aku juga membantu pekerja rumah tangga setiap hari. Walau tanteku tak mewajibkan, namun karena didikan Mamak untuk ringan tangan dan sadar diri. Aku selalu riang kala harus menyapu, mengepel lantai rumah, serta melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya.
Ketika libur sekolah, aku kembali dengan buah tangan sekantong plastik oleh-oleh buah kelapa utuh. Punggung membawa tas ransel, kedua tanganku mengangkat plastik kelapa yang cukup berat untuk anak seusaiku.
Dalam kondisi lelah di dalam bus yang panas, aku tertidur pulas hingga terminal akhir. Wah, aku panik, sedih dan bingung karena aku sudah tak punya ongkos lagi.
Ketika kuliah di Universitas Indonesia aku harus mengajukan permohonan keringanan biaya. Di sini aku hampir kena mental karena kondisi ekonomi keluargaku yang sengaja dikulik. Malu, sedih itu pasti. Seolah mempertontonkan kesedihan dan penderitaan. Tapi prosedur tersebut harus mereka lakukan untuk pertanggung jawaban bahwa bantuan yang diberikan itu tepat sasaran.
Gak kebayang bagaimana aku bisa survive mengalahkan rasa malu, tak kena mental mengingat lingkungan kamous didominasi mahasiswa kaya.
Tak lama aku sadar, bahwa ini langkah terbesarku untuk meraih mimpi, mewujudkan cita-cita. Aku harus tegar, sabar. Ikhtiar yang aku dapatkan, bahwa menjadi papa itu tak menyenangkan, terhina terlebih tak memiliki ilmu.
Ini aku Ui, Wanita Serdang Bedagai yang kuat, tangguh menghadapi deraan hidup untuk masa depanku.
Serta banyak lagi ujian hidup yang harus aku alami. Intinya aku harus kuat, Mampu keluar dari permasalahan, serta selalu berusaha mewujudkan mimpi-mimpiku.
6. WanitaIndonesia.co:
Seberapa penting pendidikan bagi keluarga Putri? Putri Handayani :
Yang utama, pendidikan menjadi identitas keluarga besar Putri di Serdang Bedagai.
Mamak itu pada saat Putri kecil tak tamat SMA lho. Atas kemauan serta inisiatifnya sendiri, beliau mengambil Paket C, kemudian lulus. Saat hendak melanjutkan kuliah, di Universitas Terbuka, Mamak tak diiming-iming pekerjaan sebagai Pegawai Negeri, maupun pekerjaan lain di sebuah perusahaan bergengsi. Tidak sama sekali. Beliau tetap setia dengan profesinya sebagai pedagang sayur.
Namun Mamak Putri itu memiliki pola pikir ilmu itu hal utama bagi seorang wanita, selain peran utama sebagai isteri dsn ibu bagi keluarga. Dengan ilmu kehidupan akan lebih berarti, karena dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar yang tak sekolah. Jadilah Mamakku meraih gelar sarjana S1 di usia ke -59. Jika dirunut, keluargaku memang lekat dengan pendidikan. Nenek dari garis Mamak mendirikan sekolah TK di kampung. Beliau juga pendidik. Saat kuliah di UT, Mamak diminta membantu mengajar di sana. Awalnya beliau kurang percaya diri, tak paham cara berbicara layaknya seorang guru. Untuk peran di lingkungan,
Mamak aktif sebagai kader PKK, urun rembuk dalam setiap permasalahan di lingkungan, serta aktif pada permasalahan sosial.
7. WanitaIndonesia.co :
Selain kuliah, Putri aktif di sejumlah organisasi kampus Apa manfaatnya sih?
Putri Handayani :
Walau bukan berasal dari keluarga berkecukupan, mentalitas, serta kepribadianku telah dibentuk orang tua ku sebagai pribadi mandiri, rendah hati, ringan tangan dengan kepercayaan diri tinggi. Aku tak malu masuk dan bergaul dengan mahasiswa kaya tapi tetap dalam batasan normatif selaku mahasiswi. Pengalamanku lebur dalam sayap organisasi kampus adalah memperluas jejaring networking dengan sesama mahasiswa, serta alumninya. Selain memperluas wawasan, mengasah kemampuan kepemimpinan, serta beragam aspek lainnya yang tentunya sangat, sangat bermanfaat untuk seluruh mahasiswa.
Putri tercatat sebagai Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua Ikatan Mahasiswa Fakultas Teknik UI. Takdir baiknya melalui aktivitasnya berorganisasi di kampus Putri mendapatkan previladge pada profesi yang sekarang ditekuninya sebagai pekerja di pengeboran minyak dab gas lepas pantai sebagai staff ahli.
Ia mendapat referensi dari seniornya yang telah bekerja di sana. Motivasi, serta kepercayaan diri yang ditanamkan sejak kecil oleh kedua orang tuanya mampu membuat Putri cepat beradaptasi, tangguh, mumpuni menghadapi setiap tantangan. Utamanya saat pertama bekerja di tengah laut dalam komunitas pekerja laki-laki dari beragam ras.
8. WanitaIndonesia.co :
Anjuran untuk menuntut ilmu hingga di penghabisan hayat menjadi salah satu spirit Putri? Mengapa?
Putri Handayani :
Ilmu menjadi jendela masa lalu, kini dan masa depan bagi semua orang untuk dapat hidup secara harmonis. Bagian dari kemajuan sebuah peradaban, serta menghadirkan beragam aspek kebajikan lainnya. Salah satunya saya aplikasikan ketika sedang mendaki gunung yang memiliki topografi berbeda. Selain rutin melakukan persiapan fisik, saya harus belajar hal-hal baru menggunakan ski dan sled salju. Belajar hal baru buat saya sangat menyenangkan, membuat spirit hidup saya kian kuat, serta memotivasi diri untuk menghasilkan yang terbaik bagi bangsa, negara dan orang-orang tercinta. (RP)