WanitaIndonesia.co, Jakarta – Prevalensi balita stunting menurut SSGI 2021 masih sebesar 24,4%.
Karena masih terbilang tinggi bagi negara Indonesia dengan berpendapatan menengah, perlu hadir sejumlah inovasi baru untuk mengentaskan permasalahan ini. Wanitaindonesia. co menyoroti aspek utama yang masih banyak diabaikan melalui peran strategis seorang ibu.
Ibu yang tidak terkendala aspek ekonomi serta memiliki pengetahuan seputar gizi, ketika anaknya masih mengalami stunting, berarti sosok tersebut telah gagal dalam menjalankan peran utamanya.
Namun jika kondisi ekonomi ibu tersebut masuk dalam garis kemiskinan, penting hadirnya kolaborasi pemerintah juga pihak swasta untuk mengentąskannya.
Intinya pengetahuan seputar gizi dan tanggungjawab untuk memelihara serta mendidik anak menjadi bekal utama calon ibu, selain aspek penting lainnya sebelum berumah tangga.
Menghadapi permasalahan stunting, Danone kembali mempertegas komitmennya dengan campaign Program Isi Piringku. Hadir ide segar berkolaborasi dengan Komunitas Ibu Canggih. Komunitas yang bertujuan ibu Indonesia dengan sejumlah pelatihan serta pemberian informasi berkualitas.
“Gerakan #BersamaCegahStunting digaungkan Danone Indonesia yang mana telah hadir program pendukung terkait pola asuh, seperti Tangkas (Tanggap Gizi dan Kesehatan Anak Stunting), Gasing Nekmese di NTT, WASH-Gizi di pabrik serta Isi Piringku. Saat ini, Isi Piringku sudah menjangkau 9 Provinsi di Indonesia, “kata Rizki Pohan, Health & Nutrition Sr. Manager Danone Indonesia.
Ketua Departemen Ilmu Gizi FKUI, dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M. Gizi, SpGK mengatakan, “Ibu berperan menjadwal makan anak, membuat, memilih, mengolah, menyajikan hingga menyuapi anak. Manakala tidak terpenuhi nutrisinya, dalam jangka panjang anak bisa mengalami stunting. Berakibat kemampuan motoriknya lambat, perkembangan otak tidak optimal, imunitasnya rendah, rentan infeksi, “ujarnya.
Penting Dilakukan ibu dan Keluarga :
Memantau asupan nutrisi, terutama di 1000 Hari Pertama Kelahiran,
dimulai dari masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.
Selalu memantau berat badan anak, melakukan skrining anemia.
Memberikan ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan, dilanjutkan dengan pemberian makanan pendamping ASI, serta makanan keluarga, sesuai dengan pedoman Isi Piringku.
Mengikuti program imunisasi dasar sesuai panduan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Mencari informasi kesehatan dari sumber terpercaya agar tidak terjebak Hoax.
Jika berat badan anak stuck, tumbuh kembangnya tidak sesuai usia, segera konsultasi ke dokter. Karena akan lebih mudah penanganannya. ( RP)