WanitaIndonesia.co, Jakarta – Perayaan Hut Jakarta ke 495 masih dihadapkan oleh berbagai macam persoalan, salah satunya masalah sampah plastik.
P&G Indonesia bersama start up Octopus, didukung Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta berkolaborasi untuk mengendalikan permasalahan sampah plastik sachet, plastik multilayer, dan sampah HDPE. Sampah HDPE merupakan salah satu penyumbang sampah terbesar yang hingga saat ini belum memiliki nilai ekonomi. Wilayah DKI Jakarta menjadi penyumbang sampah ke-3, penghasil 2,59 juta ton sampah.
P&G Indonesia menyadari perlunya kerja sama dengan berbagai pihak guna mengatasi permasalahan sampah plastik.
Melalui program Conscious Living, P&G mengajak masyarakat provinsi DKI Jakarta untuk menyetorkan sampah produk P&G dengan menghubungi Octopus melalui aplikasi. Petugas yang disebut pelestari akan datang mengambil sampah, mencatat point, lalu sampah akan diserahkan ke pengolah sampah untuk diproses menjadi sumber energi terbarukan.
Tentu saja usaha untuk mengumpulkan sampah diganjar dengan insentif berupa point yang bisa ditukar pulsa, token listrik, maupun voucher gerai kopi kekinian.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria menyampaikan apresiasi serta dukungannya atas kolaborasi P&G dengan Octopus. Hingga saat ini, kami terus berupaya untuk memfasilitasi masyarakat serta pelaku usaha untuk mengelola sampah, memanfaatkan, serta mengembangkan hasil daur ulang.
Program ini selaras dengan misi kami dalam pengelolaan sampah plastik di DKI Jakarta.”
Ariandes Veddytarro, Sustainability Champion P&G Indonesia mengatakan, “Program pertama kami di Jawa Barat berlangsung sukses, diikuti lebih dari 20 ribu masyarakat, terkumpul 35,1 ton sampah plastik P&G yang memberikan pemasukan tambahan Rp. 350.000 – Rp. 800.000 perbulannya. Semoga kolaborasi ini bisa menjadi sumbangsih kepada lingkungan dan negara. ”