wanitaindonesia.co – Vaksinasi pada anak usia, 6 – 12 tahun sudah diberikan pada hari Selasa 14/12/2021.
Hal ini sesuai dengan Instruksi Presiden untuk segera melaksanakan vaksinasi, juga rekomendasi Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
Salah satu pembaca WanitaIndonesia.co, Ibu Eka Purwanti menceritakan pengalaman menemani buah hatinya
M. Hafidz Khalifatullah (Gopis, 6 th), melakukan vaksinasi Covid-19.
Menurut Ibu muda yang hobi memasak, “Waktu membicarakan apa itu vaksinasi, bagaimana caranya, serta apa-apa saja yang putranya harus lakukan, Gopis terlihat sangat antusias.
Ia seperti tidak sabaran untuk segera di vaksin. “Hari Selasa itu masih lama ya bu? Bukan besok aja ya vaksinnya, “ujar Gopis dengan gaya bahasa cadel.
Pertanyaan khas anak seusianya sakit ga kalau disuntik, aku boleh bermain kah setelah vaksin dan boleh makan es krim favoritnya menjadi hal yang diresahkan Gopis. Anakku ini selalu bertanya banyak hal. Selalu ingin tahu hal-hal baru yang dilihat dan dilakukannya, “ujar Eka.
Bersama sepuluh temannya, Gopis melaksanakan vaksinasi Covid-19 di sekolahnya SDN 01 Bendungan Hilir, Jakarta.
Hari Selasa 22 Desember, sehari setelah ulang tahunnya yang ke 6, Gopis divaksinasi Sinovac.
Melengkapi persyaratan yang harus dibawa berupa foto copy akte kelahiran, kartu keluarga, KIA asli dan foto copy. Selain harus konsultasi jika anak ada komorbid, sarapan dan tidur cukup sebelum vaksinasi.
“Waktu divaksin ia menangis sebentar, kaget, kemudian tertawa. Setelah itu asyik bermain bersama teman-temannya. Pulang ke rumah, Gopis sempat minta difoto lengannya yang divaksin buat dikirim ke Eyang dan Omnya. Kemudian ia bermain seperti biasa, “kata Eka.
“Anakku ini memang aktif. Dari usia 3 tahun, ia sudah diperkenalkan ayahnya permainan bola basket. Ayahnya atlet yang memperkuat team basket di komunitasnya. Gopis rutin diajak berlatih dengan menggunakan bola kecil ringan menyesuaikan dengan fisiknya.
Beruntung karena sudah diperkenalkan dengan aktivitas fisik, Gopis menjadi terbiasa. Ia senang berolahraga, bermain dan melakukan aktivitas fisik dan tentu saja senang ber gadget ria. ”
“Malamnya sebelum tidur, Gopis mengeluh tidak enak badan. Tenggorokannya sakit, keluhnya. Karena sudah disosialisasikan efek vaksin terhadap anak, aku dan suamiku siaga.
Semalaman aku mengopres dahinya dengan air hangat, menggantinya jika sudah dingin, juga
memberinya obat penurun panas. Ia sempat terbangun, dua kali muntah.
Aku cemas memikirkan kondisinya. Sempat menanyakan teman-temannya, apakah ada yang bergejala. Ternyata semuanya baik-baik saja. Esoknya Gopis masih demam, walau suhunya tidak tinggi.
Sempat akan dibawa ke klinik, namun aku mencoba anjuran yang sudah diberikan oleh petugas vaksinasinasi untuk memberikan penanganan sendiri. Alhamdulilah, malam ke dua hingga jelang subuh, kondisi demam mulai berangsur menurun. Hanya ia masih mengeluh lidahnya pahit dan tenggorokannya sakit, “kata Eka.
“Sebagai ibu, aku selalu memprotek kesehatan buah hatiku ini dengan melakukan yang terbaik. Gopis juga memiliki support system yang baik dari keluarga besar kedua orang tuanya.
Aku meminumkannya larutan obat panas dalam anak, memberikan makanan bubur dan menemaninya istirahat. Alhamdulilah, hari ke tiga setelah di vaksin, kondisi Gopis berangsur membaik. Ia mulai melakukan aktivitas fisik kembali.
Ketika tahu harus melengkapi vaksinasi Covid-19 dengan kembali di vaksin tanggal 22 Januari 2022, Gopis berceloteh, “tanggal 22 kan masih lama, bilang aja bu sama dokternya, besok aja gitu.” (RP).