
WANITAINDONESIA.CO, Jakarta – Guna mendorong pertumbuhan ekonomi Inklusif, DBS Foundation akan menyalurkan dana hibah senilai total Rp.48 Milliar guna memberdayakan kaum marjinal di Indonesia ihwal literasi finansial, dan keterampilan.
DBS Foundation hadir membawa visi untuk meningkatkan kualitas hidup, dan kesejahteraan masyarakat rentan, termasuk kaum muda, dan perempuan yang memiliki keterbatasan akses.
Komitmen tersebut ditegaskan kembali oleh Bank DBS Indonesia, dan DBS Foundation dengan berkolaborasi bersama Yayasan Mercy Corps Indonesia, dan Plan Indonesia guna memberi manfaat kepada 140.000 perempuan, kaum muda di 4 Kota.
Kerja sama hadir untuk meningkatkan akses perempuan pelaku usaha mikro, dan kecil terhadap literasi, dan layanan keuangan. Selain manajemen bisnis, serta pemasaran digital. Sekaligus membekali kaum perempuan, dan penyandang disabilitas dengan keterampilan, serta kesiapan untuk bekerja di industri. Selain membuka akses informasi peluang kerja, dan kemampuan perencanaan keuangan agar lebih siap menghadapi tantangan ekonomi.
“Dengan dana hibah Rp48 Milliar, kami percaya dapat menjangkau masyarakat secara lebih luas. Selain memberikan bantuan pendanaan, kami juga memastikan seluruh program kemitraan dapat berdampak jangka panjang, bagi seluruh penerima manfaat, juga turut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi inklusif berkelanjutan. Upaya yang sejalan dengan pilar keberlanjutan kami yang ketiga “Impact Beyond Banking, “terang Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia, Mona Monika.
Inisiatif ini merupakan komitmen jangka panjang DBS Foundation, untuk memberi dukungan pendanaan hingga SGD1 Milliar selama 10 Tahun ke depan di Asia. Berfokus untuk mendorong inklusi, dan menyediakan kebutuhan dasar melalui berbagai program, yang menjawab tantangan nyata di masyarakat.
Januari 2025 Bank DBS Indonesia bersama DBS Foundation meluncurkan program pembangunan sosial perdana bersama dengan The Asia Foundation, Yayasan Humanis, dan Inovasi Sosial, dan Dicoding senilai SGD9 juta, atau lebih dari Rp.100 Milliar untuk 3 tahun ke depan.
Dua dekade terakhir perempuan Indonesia mencatat kemampuan signifikan di ranah publik, dan sektor strategis, terutama melalui UMKM. Data Kementerian UMKM, jumlah UMKM di Indonesia 2024 mencapai lebih dari 66 juta unit, dan berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 61 persen atau senilai Rp.9.580 triliun. Sekitar 99 persen dari total UMKM tersebut merupakan kategori usaha mikro, dan 64 persen pelaku usaha dimiliki serta dikelola perempuan.
Walau berperan penting dalam menggerakan perekonomian nasional, Survei Nasional Literasi, dan Inklusi Keuangan 2025 mencatat tingkat literasi,serta Inklusi keuangan perempuan lebih rendah daripada laki-laki. Penting untuk penguatan literasi, serta akses keuangan bagi perempuan, agar lebih cermat dalam segi pengelolaan keuangan, dan dalam mengakses produk, serta layanan keuangan.

Foto: Istimewa
Strategi Jitu Collaborator
Bagaimana pendapat para Collaborator pada permasalahan ini? Yayasan Mercy Corps Indonesia memiliki data bahwa di tahun 2025, hanya 51 persen perempuan pengusaha mikro, dan kecil di perkotaan yang memiliki rekening aktif, dan digunakan dalam 6 bulan terakhir, dikarenakan literasi, serta akses kepada layanan keuangan yang terbatas. Minimnya kepemilikan aset, keterbatasan informasi, dan kurangnya pemahaman risiko, membuat mereka sulit untuk mengakses lembaga keuangan formal. Terutama di era layanan berbasis digital.
Padahal 98 persen mereka sudah memiliki smartphone, dan akses internet. Sayangnya belum dimanfaatkan secara maksimal untuk mengembangkan bisnis seperti menggunakan aplikasi Mobile banking, teknologi digital, serta marketplace.
Untuk menghadirkan solusi DBS Foundation bekerja sama dengan Yayasan Mercy Corps Indonesia guna meningkatkan kesehatan, dan ketahanan keuangan perempuan pemilik, dan pengelola Usaha Mikro, dan Kecil melalui program Financial Inclusion for Women Entrepreneurs.
Program yang akan dijalankan selama dua tahun menarget 40.000 perempuan, dan anak muda pemilik, serta pengelola usaha mikro, dan kecil di Semarang, Surabaya, dan Medan. Kegiatan berupa pelatihan, dan pendampingan literasi digital, manajemen keuangan, akses produk, dan layanan keuangan dari lembaga jasa keuangan formal, dan pemasaran digital.
“Banyak perempuan pengelola usaha mayoritas belum memiliki literasi keuangan, dan akses produk, serta layanan keuangan yang memadai. Dengan literasi keuangan yang baik, justru dapat membantu mereka untuk mengambil keputusan secara bijak. Mengurangi risiko, serta meningkatkan kesehatan, dan ketahanan keuangan, “papar Andi Ikhwan, Executive Director Yayasan Mercy Corps Indonesia.
Permasalahan lainnya yang tak kalah krusial terjadinya kesenjangan tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan dengan laki-laki. Disamping terdapat penggangguran penyandang disabilitas berusia muda 15-34 tahun (ILO 2022).
Hal ini butuh lebih banyak lagi dukungan untuk peningkatan keterampilan, dan peluang kerja bagi kaum muda terutama perempuan, dan penyandang disabilitas guna meningkatkan pertumbuhan yang inklusif.
Situasi tersebut mendorong DBS Foundation yang kemudian memutuskan untuk berkolaborasi dengan Plan Indonesia melalui program You Rise (Youth be Ready, Inklusive, Skilled, Empowered) dengan membuka akses pelatihan bagi 100.000 kaum muda usia 18-29 tahun. Termasuk 60 persen perempuan, dan 3 persen penyandang Disabilitas.
Program akan diselenggarakan di Jakarta, Medan, dan Surabaya selama 2 tahun.
Executive Director Plan Indonesia, Dini Widiastuti menerangkan, “You Rise akan mengombinasikan pengembangan keterampilan literasi keuangan, dan akses kerja, agar peserta lebih siap untuk memasuki pasar kerja, serta mampu membangun kesehatan finansial yang lebih stabil.”
“Kaum muda yang kuat diharapkan dapat berperan penting sebagai agen perubahan. Lewat peran generasi muda yang inovatif, dan produktif menjadi jadi jati diri bangsa, “imbuhnya.
Dini melanjutkan, “Dukungan bagi mereka merupakan hal yang mutlak, dan merupakan investasi bagi kemajuan bersama. Tantangan di bidang ketenagakerjaan, serta keterbatasan akses kerja, tak seharusnya menjadi halangan. Justru memicu kita untuk bergerak mencari solusi. Diantaranya melalui program literasi finansial, dan peningkatan keterampilan inisiasi DBS Foundation, kami berkomitmen penuh untuk membantu mereka agar memiliki daya saing tinggi.”
“Kami percaya, ketika pintu kesempatan dibuka seluas-luasnya, kaum muda akan tumbuh menjadi kekuatan transformasi yang membawa perubahan nyata, “pungkas Dini.




