
WanitaIndonesia.co, Tangerang – Jawa Barat -Terbaring sendiri di ruang operasi yang dingin, ditemani peralatan medis yang bikin ciut. Detak jam terasa nyata, ketakutan menyergap Siti Badriah (Sibad).
Di manakah suaminya?, Ia hadir membersamai sang isteri terkasih, tapi tak bisa dekat, dan masuk ke ruang operasi karena terbentur aturan SOP Mandaya Royal Hospital Puri.
Krisjiana harus puas menemani dari luar, lewat sebuah pintu kaca. Ia ikut bersaksi detik ke menit hingga hitungan jam perjuangan orang yang telah menjadi belahan jiwa, melahirkan buah cinta mereka yang merupakan anak kedua. Cerita pilu menyertai kelahiran anak yang seharusnya merupakan anak ke-3 ini, berhubung saudari kembarnya telah dikeluarkan terlebih dahulu karena masalah kesehatan yang akan berdampak pada keselamatan janin lain, dan ibunya.
Krisjiana Tabah Hingga Akhir
Ditemui WanitaIndonesia.co bersama belasan media lainnya di Ruang Senam, Poli Obgyn lt 12, Rumah Sakit Mandaya Royal Puri, Tangerang, Krisjiana menceritakan bagaimana ia terbawa perasaan tegang, takut dari proses operasi sang isteri. Ini menjadi kenangan sepanjang hidup karena merupakan pertama kali ia melihat langsung proses persalinan isterinya.
Aku merasa bahagia serta beruntung bisa melewatkan proses persalinan istriku di Rumah Sakit yang memiliki standar pelayanan internasional dalam beragam aspek. Ihwal tenaga medis serta peralatan berteknologi canggih tentunya sudah tak diragukan. Di sini pasien merasakan sentuhan personal layaknya staycation di Hotel bintang 5 pada sejumlah fasilitas khususnya kamar perawatan.
Lewat sentuhan personal tim dokter yang mumpuni, hal ini menjadi semacam mood booster bagi Siti untuk bertahan, menumbuhkan keberanian guna melalui proses persalinan secara caesar.
Proses kontrol kehamilan, dan persalinan Siti Badriah ditangani langsung oleh dr. Gracia Merryane R.G Rauw, Sp.OG.
Dokter cantik belia dengan limpahan energi kreatif ini merupakan dokter OBGYN. Ia juga menangani konsultasi laktasi, konsultasi KB, induksi ovulasi, hingga induksi persalinan, dan seksio sasarea.
Selain kontrol kehamilan, melakukan persalinan hingga paska melahirkan.
Krisjiana melanjutkan, “Awalnya aku yang memilih kapan bayi ini harus lahir. Maunya di tanggal, bulan, dan tahun cantik. Pilihannya ada dua, di tanggal 5.5.2025, dan 25.5.2025, tapi keduanya ditolak dokter. Menurut Dokter Gracia pilihan pertama itu hitungannya kecepatan sedangkan yang kedua terlalu lama. Setelah konsultasi dengan Dokter, dipilihlah Hari Kamis, 15 Mei 2025.
Krisjiana menceritakan, Ihwal ketakutan yang dialami Siti, aku pun mengalami ketakutan yang luar biasa, terutama pada proses pembukaan perut isteri. Salah seorang perawat sempat menanyakan apakah aku sanggup untuk menyaksikan proses pembedahan. mereka khawatir aku takut, tak kuat lalu pingsan. Tapi aku jawab, ya aku sanggup.
Saat melihat pisau bedah berkilat serta tajam, hatiku terasa ngilu. Terlebih saat dokter mulai membuat sayatan yang tak hanya sekali bahkan hingga beberapa layer, aku merasa ketakutan.
Darah bercampur air ketuban pecah, lalu menyembur serta mengeluarkan bunyi keras . “Ya Allah, ini seperti di luar akal sehat awam, kok seperti ini ya proses melahirkan. Sulit serta tentunya menyakitkan. Bagaimana kondisi Siti?.

Metode Persalinan SC ERACS Tanpa Sakit serta Pemulihan Cepat
“Beragam pikiran, syak wasangka selayaknya suami yang takut akan kehilangan lewat proses yang membutuhkan waktu
akhirnya tergenapi.
Bersyukur perjuangan kami dengan dukungan tim dokter Rumah Sakit dimudahkan Allah SWT.
Hikmah menyaksikan langsung proses persalinan secara caesar, aku kian memahami upaya serta perjuangan isteriku yang tak mudah, bahkan harus bertaruh nyawa di momen bersejarah itu. Sungguh ini menjadi kenangan sekaligus pengalaman yang tak terlupakan, “ucap Krisjiana.
Krisjiana menambahkan, “Tepat pukul 07.32 WIB setelah beberapa jam menjalankan metode persalinan SC ERACS (Enhanced Recovery After Cesarean Surgery), proses persalinan isteriku dinyatakan selesai.
Program ini memiliki banyak keunggulan seperti minim rasa nyeri paska operasi serta masa pemulihan yang relatif cepat.”
“Hadirnya buah hati kami yang ke -2, dengan bobot 2.9 kg, berbeda jauh dengan anak pertama Xarena Zenata Denalle Baharudin.
Walaupun bertubuh mungil, bayi sehat dengan paras nan cantik serta rambut hitam lebat memesona menjadi penambat hati untuk keluarga kecil kami, “ucap Krisjiana.
“Tapi namanya masih kami rahasiakan lho. Namun arti dari nama bayi salihah ini, “Kecantikan nan bercahaya, anggun, cerdas, serta lembut, “imbuhnya.
Dengan kehadiran anak ke -2 nya ini, membuat Krisjiana berjanji, tak akan membuat tato inisial nama, seperti pada kelahiran anak pertamanya. Hal yang awalnya lumrah menjadi tak baik menurutnya.
Sibad melanjutkan, “Walau pernah mengalami proses kelahiran yang sama dengan anak pertamanya, Xarena Zenata Denallie Baharudin. Aku tetap merasa takut serta bingung. Pun ihwal selama mengandung, aku banyak mengalami permasalahan kesehatan utamanya janin yang hidup di tempat yang salah,
menderita alergi berkepanjangan berupa gatal-gatal di sekujur tubuh.”
“Sempat waktu itu, ingin buru-buru melahirkan saja, karena sudah tak tahan dengan deraan dari rasa gatal yang menyiksa, tapi ditahan oleh dokter Gracia karena waktunya yang tak tepat, “terang Sibad.
“Dokter Gracia berhasil ‘menyuntikkan’ spirit energi untuk mengenyahkan rasa takut itu.
Lewat kalimat, saran serta pengetahuan selaku Dokter Spesialis Kebidanan & Kandungan. Ia merupakan persona Dokter yang mumpuni, “terangnya.
“Bagiku selayaknya saudara atau sahabat yang mampu membuat suasana hatiku kembali tenang. Alhamdulillah, “sanjung Sibad yang sudah diberikan fasilitas serta kemudahan di Mandaya Royal Hospital Puri, ” ujarnya bahagia.

Tenaga Medis Mumpuni, Fasilitas & Layanan Terbaik Hadirkan Sentuhan Personal
Rasanya semua aspek layanan buat pasien turut disentuh Rumah Sakit. Sebagai penggemar kuliner Sushi, akupun menginginkan menyantapnya paska melahirkan. Kuliner beras gulung yang di dalamnya berisi aneka bahan makanan yang lezat, merupakan comfort food buatku.
Awalnya suamiku ingin mendatangkan Chef khusus untuk menyajikan Omakase, namun hal ini dilarang Rumah Sakit, dikhawatirkan akan mendatangkan bakteri di ruang steril.
Beruntung, Rumah Sakit menyediakan Restoran Jepang yang sangat populer di Indonesia, IKKYU. Salah satu menu yang paling banyak dicari masyarakat adalah Sushi.
“Wow, aku merasa senang sekali, terlebih bisa melakukan pesan antar tanpa harus singgah ke gerainya yang berada di Lantai 1 Rumah Sakit. Menikmati ragam varian Sushi seperti sushi gulung, dan sushi goreng. “Hmmm Yum!,” kata Sibad.
“Akupun merasa nyaman serta tenang saat menikmati sajian sushi di sini, yang dipresentasikan secara otentik, bercitarasa lezat namun menyelaraskan dengan lidah orang Indonesia, “puji Sibad.
Pasutri Selebritas ini mengapresiasi totalitas Rumah Sakit dalam mengakomodir kebutuhan pasien. Mereka mumpuni ihwal pelayanan. Fasilitas ruang bersalin yang mewah layaknya Hotel Berbintang. Lewat Romantic Fine Dinning, aku dan suami merasa tersentuh serta dapat membangun kepercayaan diri untuk saling menguatkan, penghiburan lewat jamuan makan malam romantis, dengan pilihan menu lezat dari style menu Asian hingga Western.
“Yang membuat kami tambah surprised Anak kami Xarena pun ikut disentuh lewat Program Sibling Party. Program ditujukan untuk merayakan anak pertama yang telah menjadi seorang kakak, “ujarnya.

“Rumah Sakit memberikan kado, kue serta medali kepada Xarena sebagai bentuk apresiasi agar ia tetap merasa diperhatikan, tak merasa iri serta turut berbahagia dengan kelahiran adiknya. Ia pun merasa senang, “imbuh Sibad.
Sibad, dan Krisjiana memuji ide cerdas yang hadir dari pengalaman. Terkadang kelahiran anak kedua membuat anak pertama merasa tersisih serta dinomorduakan oleh kedua Ayah, Bundanya juga keluarga inti.
Flashback kehamilan anak keduanya diceritakan oleh Sibad. Saat sedang show di Kota Padang, ada yang aneh dengan dirinya. Dia tak mendapat tamu bulanan. Sempat bingung, tak percaya lalu gercep buat beli test pack
berbeda hingga 7 buah. Dari yang standar hingga yang harganya mahal. Kesemuanya menunjukkan hasil sama berupa dua garis biru yang merupakan penanda bahwa dia positif hamil.
“Aku hamil, pekik Sibad tak terpercaya, suaminya juga ikut kaget. Tapi ini adalah kuasa Allah, kami tak perlu mengingkari nikmat tersebut, justru semakin bersyukur, “ujar Sibad.
Krisjiana dinyatakan memiliki sperma dengan kualitas tak subur. Saat mendapatkan anak pertama mereka harus menunggu selama 3 Tahun.
Haru biru perjuangan Sibad, dan Krisjiana dengan kelahiran anak mereka yang awalnya kembar, kemudian satu janin yang hidup di saluran tuba, harus diangkat serta belum juga diberikan anak-anak laki-laki.
Kesemua ujian itu, tak membuat mereka ingkar nikmat. “Utamanya kami selalu bersyukur untuk hadiah terindah dari Sang Pencipta, “ungkap Sibad.
Saat ini Sibad fokus untuk menurunkan berat badannya dahulu sambil merencanakan ihwal peran sebagai ibu serta karirnya sebagai pekerja seni kebanggaan Indonesia. Selamat buat Siti Badriah, dan Krisjiana. Semoga beroleh anak-anak perempuan salihah, yang merupakan ‘titipan’ Sang Khalik serta doa serta harapan dari kedua orang tua.




