Hamil di Usia 40-An

wanitaindonesia.co – Meski emosi sudah jauh lebih stabil, kualitas kromosom tidak sebaik usia muda, sehingga risiko melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar.
Kondisi fisik.
- – Kualitas kromosom tidak sebaik di usia muda. Maka risiko melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental aan lebih besar.
- – Elastisitas panggul makin berkurang yang menyebabkan kesulitan saat melahirkan.
- – Rongga panggul dan otot-ototnya melemah sehingag tidak mudah lagi menghadap komplikasi yang berat seperti pendarahan.
- – Sebagian besar persalinan dilakukan dengan operasi sesar.
– Kualitsa sel telur tidak bagus lagi, bisa menyebabkan cacat bawaan bayi.
– Rentang usia pengasuhan anak tidak panjang. Misalnya: ibu punya bayi di usia 43, saat anak remaja, usia ibu sudah masuk usia punya cucu.
– Kemungkinan melahirkan bayi dengan sindroma down 1:100 pada perempuan yang pertama kali melahirkan di usia 40-45, dan 1:40 bila Anda berusia 45 tahun ke atas saat pertama kali melahirkan.
Kondisi Psikologis
– Merasa aman karena karir dan finansial sudah mapan.
– Emosi sudah jauh lebih stabil.
– Bersikap overprotective karena merasa inilah satu-satuanya kesempatan untuk punya anak dan mengasuh anak secara overtreatment.
– Kesiapan ayah dan bunda untuk menjadi orangtua mempengaruhi reaksi emosi selama kehamilan. Misalnya besarnya harapan akan kehamilan menimbulkan kecemasan kondisi bayi serta proses kelahiran.
– Kelelahan akibat perubahan kondisi dan hormonal postpartum serta kondisi fisik secara umum pad aibu usia 40-an, merupakan tekanan yang beasar bagi ayah dan bunda. (wi)