Site icon Wanita Indonesia

Hadirkan CSV Connect, Dompet Dhuafa Ajak Perusahaan Berperan Aktif dalam Nilai Sosial dan Ekonomi.

Ket: (Ki-Ka): Firman Oktoraya, Etika Setiawanti, Suci Hendriana, Bambang Suherman. Foto : wanitaindonesia.co / gaby

WanitaIndonesia.co, Jakarta—Meraih tujuan pembangunan berkelanjutan atau biasa disebut Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan keinginan setiap negara. Melihat banyaknya permasalahan sosial dan ekonomi yang masih terjadi di Indonesia menjadi indikasi bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia agar berperan aktif mengoptimalkan nilai sosial dan ekonomi.

Melalui Creating Shared Value (CSV) Connect 2023, Dompet Dhuafa membuka forum Bersama beberapa perusahaan dan instansi untuk berbagi pandangan dan pengalamannya dalam menerapkan CSV terhadap strategi bisnis. CSV merupakan sebuah konsep dalam perancangan strategi bisnis sebuah perusahaan yang turut menciptakan nilai dan kebutuhan sosial pada masyarakat.

Acara yang dilaksanakan pada Kamis (31/08) itu turut dihadiri oleh pembicara dari perusahaan terkemuka, diantaranya Firman Oktoraya (Direktur Human Capital PT Agrinesia Raya), Suci Hendrina (Head of CSR & Corporate Communication PT Paragon Corps), Indra Ardiyanto (Head of Communication PT Great Giant Foods), Dr. Eva Anggraini, S.Pi., M.Si.(Direktur Direktorat Konektivitas Global IPB), Karyanto Wibowo (Sustainable Development Director Danone Indonesia).

Dalam acara tersebut Yayat Supriyatna, Sekretaris Yayasan Dompet Dhuafa menjelaskan lebih rinci mengenai CSV yang merupakan bentuk pengembangan dari konsep Corporate Social Responsibility (CSR). Jika CSR hanya berfokus pada tanggung jawab perusahaan pada segala aspek yang terlibat dalam organisasi perusahaan, maka fokus CSV lebih dalam untuk terlibat dan bertanggung jawab secara langsung.

Menurut Yayat Supriyatna Dompet Dhuafa telah menjalani konsep bisnis CSR ini sejak 30 tahun lalu. Dompet Dhuafa pun mulai turut melakukan pemberdayaan di berbagai bidang dalam lima pilar, yaitu Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Sosial, dan Dakwah Budaya. Program yang dilakukan mulai dari membangun rumah sakit, Lembaga Pendidikan dari tahap Paud hingga perguruan tinggi seperti STIM Budi Bakti, sentra-sentra ternak, pertanian dan lain-lain.

Di kesempatan yang sama, Etika Setiawanti selaku Direktur Mobilisasi Sumber Daya Dompet Dhuafa mengatakan, “Konsep CSV menjadi strategi korporasi yang tidak hanya dilakukan oleh satu unit departemen, tetapi juga menjadi model strategis yang dilakukan oleh para pemangku kepentingan di lembaga dan institusi. Main driver dari CSR adalah para pemangku kepentingan dari lingkungan eksternal.”

“Menerapkan konsep CSV dinilai lebih efektif daripada CSR Traditional yang biasanya menjadi program singkat sebatas menutupi isu yang terjadi dalam perusahaan,” lanjut Etika.

Dibandingkan dengan konsep CSR, konsep CSV dinilai lebih proaktif dalam menciptakan nilai sosial dan ekonomi antara perusahaan dan masyarakat. Pemanfaatan konsep CSV selain mampu meningkatkan reputasi organisasi atau perusahaan, juga mampu mendorong inovasi dalam bisnis yang membuat perusahaan untuk lebih mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan.

Dengan adanya pengelolaan penerapan CSV secara optimal, Dompet Dhuafa berharap perusahaan dapat memainkan peran ganda dalam menciptakan nilai ekonomi dan sosial sehingga mampu memperkuat added value entitas yang dapat mensinergikan dampaknya terhadap pertumbuhan bisnis yang linear dengan pengelolaan isu sosial dan lingkungan. Hal inilah yang menjadi dasar dalam mencapai sustainable development goals (SDGs) untuk Indonesia di 10 tahun ke depan.

Di sela-sela acara, Setyo Budiantoro selaku Sekretariat SDGs Kementerian PPN/Bappenas menuturkan, “CSV dapat membantu mencapai SDGs karena konsepnya yang menggabungkan kepentingan perusahaan dan masyarakat serta lingkungan sekitar.”

“Pengimplementasi CSV ini tidak hanya dapat membantu memberi citra positif perusahaan, tetapi juga untuk masyarakat dan lingkungan sekitar. Melalui program dan inovasi yang diberikan lewat CSV ini, perusahaan dapat memberi peluang ekonomi dan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik,” lanjut Budi.

Dalam sesi diskusi yang dipaparkan oleh para pembicara dari perusahaan yang hadir, dijelaskan bagaimana implementasi CSV dalam tiap perusahaan. Penerapan konsep CSV di PT Agrinesia Raya yang menggunakan panel surya dalam proses produksinya menjadi contoh bagaimana CSV memberi dampak positif pada lingkungan untuk mengurangi penggunaan emisi karbon. Contoh lainnya seperti yang dilakukan oleh PT Paragon Corps yang memberdayakan kekuatan lingkungan sekitar dengan memberi program edukasi seperti Paragonian Bergerak, Paradesa Inspirasi, dan Program Reseller Beyondly.

Dengan adanya forum ini, Dompet Dhuafa berharap dapat membuka pandangan masyarakat dan perusahaan lain untuk turut menerapkan konsep CSV dalam perencanaan bisnis mereka. Sehingga mampu memberi peran aktif mencapai SDGs untuk Indonesia yang lebih baik. (gaby)

Exit mobile version