WanitaIndonesia.co, JAKARTA– Memperingati Hari Guru Nasional pada Jumat (24/11), Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa (LPI DD) bekerja sama dengan Ikatan Alumni Universitas Negeri Jakarta (IKA UNJ) menggelar EduactionFest 2023: Hari Cinta Guru bertema “Guru, Robot, dan Ekosistem Belajar” yang dilaksanakan di Gedung Ki Hajar Dewantara UNJ, Jakarta. Kegiatan ini menjadi upaya LPI DD dan IKA UNJ memenuhi gambaran guru ideal di era digital di mana guru dituntut menguasai perkembangan teknologi, salah satunya kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan dan robot disinyalir mampu memaksimalkan pengajaran lebih interaktif, membantu memantau perkembangan siswa, dan meningkatkan efisiensi dalam proses belajar-mengajar.
Gelaran EduactionFest 2023 yang dihadiri Rina Fatimah, GM Divisi Pendidikan Dompet Dhuafa; Juri Ardiantoro, M.Si., Ph.d., Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Bidang Informasi dan Komunikasi Politik.; Prof. Dr. Komarudin, M.Si., Rektor UNJ disemarakkan kegiatan Orasi Pendidikan, Penganugerahan Guru untuk Almarhumah Prof. Dr. Conny R. Semiawan, Peluncuran Master Teacher Indonesia, Peluncuran Buku Alumni UNJ Bahasa Jerman, dan Peluncuran Kartu Alumni UNJ.
“Guru, sebagai pemimpin dalam proses pembelajaran, perlu memiliki keterampilan dan pengetahuan memadai untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam pengajaran,” ujar Rina Fatimah dalam sambutannya.
Eduaction Fest 2023: Hari Cinta Guru bertema “Guru, Robot, dan Ekosistem Belajar” sekaligus menjadi ajang apresiasi guru dalam mendidik dan membentuk generasi muda. “Kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perubahan teknologi di pendidikan serta mendorong guru mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, dan membuat gerakan kolaborasi antara guru, siswa, orang tua, lembaga pendidikan, dan pemerintah,” tambah Rina Fatimah. Ia menambahkan, kolaboraksi LPI DD & IKA UNJ diharapakan menciptakan ekosistem pendidikan yang seimbang dan berkelanjutan.
Disela-sela acara LPI menerima sertifikasi ISO dari PT SAI Global. Ini sebagai komitmen LPI dalam mempertahankan mutu dan kualitas dalam pengembangan pendidikan di Indonesia.
Prof. Dr. Komarudin, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dalam sambutannya mengatakan, “Tantangan pendidikan di era AI dan Robot menghadirkan dunia yang semakin kompetitif, kompleks, sulit diprediksi dan penuh risiko, masifnya perkembangan AI dan Robotik yang mengjangkau keseluruhan sistem sosial dan turut mengubah tatanan sosial pendidikan menjadi lebih cepat. Pendidikan sebagai leading sector pembangunan sector pembangunan nasional perlu dengan cepat merespon perubahan dan tantangan era AI dan Robotik. Perlu benchmark yang tepat bagi Indonesia dalam menyusun arah kebijakan pada era AI dan Robot.
Tak lupa penganugrahan pahlawan pendidikan oleh IKA UNJ dan LPI Dompet Dhuafa untuk Alm. Prof. Dr. Conny R. Semiawan yang diwakili oleh keluarga.
Di Hari Cinta Guru juga dihelat Lokakarya Pendidikan bertajuk “Arah Kebijakan Pemerintah dalam Menguatkan Kompetensi Guru Menghadapi Era AI dan Robot” bersama Prof. Dr. Robinson Situmorang, M.Pd selaku Guru Besar Bidang Ilmu Desain Pembelajaran, Devlin Hazrian Saleh selaku CEO SKOLLA; Agung Pardini selaku Pemerhati Pendidikan, dan dimoderatori Dr. Dirgantara Wicaksono, M.Pd., Doktor Teknologi Pendidikan, yang bertujuan mendorong guru mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran memanfaatkan robotika, kecerdasan buatan, dan teknologi lainnya untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran.
“Jangan pernah mengubah tujuan dari kurikulum, yang boleh diubah yakni strategi dalam menuju tujuan. Pembelajaran nyata itu lebih bagus daripada pembelajaran melalui teknologi. Jangan terlalu obsesi dengan teknologi, teknologi di pendidikan itu alat bukan target,” ujar Robinson Situmorang dalam kegiatan tersebut.
Sementara Devlin Hazrian di waktu yang berbeda menjelaskan, “Skolla menghadirkan teknologi dibidang pendidikan, pembelajaran menggunakan animasi 3D dan pengalaman 4D dengan augmented reality dan virtual reality. Dengan adanya teknologi terjadinya kesetaraan pendidikan baik di kota maupun di wilayah terpencil. Pemanfaatan teknologi dapat meningkatkan daya eksplorasi, salah satunya hal ini kami hadirkan dibeberapa museum, sehingga siswa yang berkunjung dapat mempelajari lebih dalam benda-benda bersejarah melalui teknologi yang kami terapkan”.
Selain itu Agung Priadi mengatakan, “Pendidikan fungsional adalah cara kita merawat plasma mutfah kearfian tradisional dalam mengelola potensi keunggulan lokal kawasan dan upaya untuk menjaga kepemilikan aset produksi masyarakat. Hilang kearifan lokal adalah ancaman bagi munculnya kemiskinan yang lebih besar. Melalui program kawasan, Dompet Dhuafa mengembangkan pendekatan pendidikan fungsional yang digerakkan oleh kepemimpinan pada lingkar-lingkar kepemudaan dalam rangka menjaga kearfian lokal”.
Dr. Dirgantara Wicaksono, M.Pd. mengatakan jika pendidikan bukan hanya tanggung jawab guru, tetapi juga melibatkan orang tua, siswa, lembaga pendidikan, dan pemerintah. “Di Lokakarya Pendidikan, IKA UNJ dan LPI DD menekankan pentingnya memperkuat ekosistem pendidikan berkelanjutan dan kolaborasi agar kebijakan bisa berpihak pada guru untuk menciptakan lingkungan pembelajaran optimal”. (adv)