Ganjar Pranowo di Roasting Anaknya, “Bapak Belajar Nge-Dance Deh, dan Jangan Lupa Sleep Call!

Ganjar didampingi putranya Alam usai diroasting danĀ meroasting. Foto : WanitaIndonesia.co

WanitaIndonesia.co, Jakarta-Saat menjadi Keynote-Speech pada Teman Cerita Festival yang diselenggarakan oleh Teman Cerita IDN, Capres Ganjar Pranowo di roasting putranya sendiri Alam Ganjar.

Ganjar hadir sebagai Keynote Speaker untuk menjelaskan perkembangan industri kreatif di Indonesia. Ia juga berbagi pengalaman, memberikan semangat agar kelak lebih banyak lagi Gen-Z yang menjadi pelaku di industri kreatif, mumpuni sesuai passion mereka. Usai menjadi speaker, Ganjar diroasting oleh 3 komika Dany Aditya, McDanny,
Ate secara bergiliran.

Usai menjadi ‘korban’ ada kejadian menarik yang disaksikan oleh ratusan undangan dari Teman Cerita IDN. Saat ingin bergeser turun panggung Oza Rangkuti, dan Sastra Silalahi melarangnya. “Sabar Pak, masih ada satu orang Roaster lagi lho. Pamungkas dan spesial, Mysteri Guest, “ujar Oza.

Tak lama, pemuda nom-noman lencir naik ke atas panggung. Menggunakan t-shirt, jaket baseball, dan topi langsung sowan. Ganjar ketawa geli, lho katanya kaget saat tahu itu putranya M. Zinedine Alam Ganjar.

“Halo Ayah, apa khabar?.”
Bestie, teriak Alam ke sahabat Teman Cerita IDN, ini pahlawanku. Kalau di rumah aku panggil Ayah. Tapi hari ini, di panggung ini aku panggil Bapak.”

Alam mulai meroasting dengan memberikan pujian. Penampilan Ganjar dinilai kekinian, lebih stylish. “Bestie setuju kan dengan pendapatku?, “katanya meminta pendapat.

“Kita lihat ya, Bapak sudah tahu dengan siapa ia akan bertemu.”Ganjar mengenakan t-shirt putih, blazer hitam dan celana jeans dengan sneaker terlihat serasi dengan penampilan Alam.
“Tapi kok warnanya hitam putih ya. Hitam putih itu bisa bermakna ganda lho Pak. Bisa tegak lurus, tapi bisa juga suram lho. Tim wardrobe cariin lagi dong warna-warna cerah, menyelaraskan konsep kampanye Bapak, “ujar Alam.

Alam juga mengkritisi penampilan Ganjar, kali ini berkaitan dengan suaranya yang dinilai kurang keras saat debat. Harus lebih keras lagi Pak. Kalau didengar penonton, walau ada yang tak tertarik, tapi pasti terdengar, serta terngiang. Siapa tahu muncul kesadaran, buat mendukung visi – misi Bapak. Tentu tak cukup dengan suara yang keras saja, juga harus diimbangi dengan elektabilitas di survey, “pesan Alam.

Alam menceritakan ke Teman Cerita IDN, Bapaknya ini rajin sekali berkunjung ke daerah-daerah di Indonesia. Di sana Bapak itu selalu dikerumuni massa. Dari bocil, remaja sampai ibu-ibu.

Posisi Bapak itu strategis, harusnya bisa menarik lebih banyak lagi massa. Bapak performance dong. Breakdance Pak, pakai lagu Ampun DJ. “Wooow…, pasti suasananya jadi lebih gayeng (ramai, seru). Tentu para fans akan ikut dance, nah dari sini bisa dibuat konten menarik. Jadi gak asyik-asyik sendiri nge-dance kayak Capres sebelah, “seru Alam.

“Tolong ya untuk teman-teman kreatif untuk mendatangkan guru dance agar Bapak bisa joget, ” lanjut Alam. Ganjar langsung tertawa geli.

“Lanjut ya Pak. Okelah Bestie penampilan sekarang sudah terlihat stylish. Tapi masih ada yang harus diluruskan dengan Cawapres-nya. Kok gak pernah sih mengenakan busana couple. Biasakan malam sebelum tampil debat, Bapak itu Sleep Call. Sleep Call Pak, janjian deh untuk pilih jenis dan warna baju couple yang akan dikenakan besok. Jadi ga ada beda-beda warna seperti yang sudah-sudah, “saran Alam.

Teman Cerita Festival Asa pelaku industriĀ kreatif Foto : WanitaIndonesia.co

Soal ngonten, jiwa Bapak tuh gak kalah dengan Gen-Z.
Apapun dibuat konten, tapi sayangnya tetangga sebelah yang baru bikin konten, ternyata followersnya justru akan menyalip Bapak. “Wah, gimana nih tim konten? Bantu dong untuk memperkuat konten-konten Bapak, “pungkas Alam.

Usai diroasting oleh anak-anak muda, Ganjar mengungkapkan perasaannya. “Saya senang kritik yang mereka sampaikan bernas, dan lucu.
Dulu kan saya juga pernah muda seperti mereka. Saya aktif di sejumlah organisasi, dan kerap juga mengkritisi suatu kebijakan.”

“Bagi saya kritik itu bisa disampaikan lewat beragam cara, salah satunya di roasting seperti ini. Kekinian, esensinya pasti lebih mengena, khususnya buat masyarakat yang merasa terwakili aspirasinya, “imbuh Ganjar.

“Inshaa Allah jika Gusti Allah memberikan izin kepada saya dan Pak Mahfud untuk menjadi Pemimpin, kami tak alergi dengan kritik. Justru kritik bagian dari upaya memperbaiki peran kami yang belum maksimal. Gak boleh tuh rakyat jadi takut, apalagi usai mengkritik eh malah digotong ke Rumah Sakit. Naudzubillah, “pungkasĀ Ganjar.Ā (RP).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini