Festival Jajanan Bango Mengumpulkan Kuliner Otentik Indonesia yang Berserak, Lestarikan Tradisi Melalui Bumbu Kecap Ikonik

Ki-ka : Ni Made Ayu Marthini, William Wongso, Amaryllis Esti Wijono

wanitaindonesia.co, Jakarta – “Festival Jajanan Bango merupakan bentuk kolaborasi antara Kemenparekraf RI dengan Unilever Indonesia. Bango turut memperkuat
program ‘Indonesia Spice Up the World’ dalam memperluas pemasaran produk bumbu rempah Indonesia, di mana kecap adalah salah satu bumbu yang menjadi ciri khas, yang mempersatukan keberagaman kuliner Indonesia, serta menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tradisi kuliner paling kaya di dunia, “kata Sandiaga Uno saat membuka FJB secara daring, Jum’at (28/10/2022).

Dua tahun pandemi dan hanya terselenggara secara daring, bertepatan dengan Momen Hari Sumpah Pemuda, Festival Jajanan Bango 2022 kembal digelar secara offline dengan prokes di Plaza Timur dan Parkir Timur Gelora Bung Karno, Senayan (28-30 Oktober 2022).

Nasi Krawu Buk Tiban Gresik, kuliner legenda di FJB 2022.

Acara didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
Peresmian FJB 2022 turut didukung oleh mitra pelaksana Gojek, melalui seremonial pemberangkatan 30 pengendara Gojek yang berkeliling Jakarta untuk mengundang sebanyak mungkin warga Ibukota hadir di FJB 2022.

FJB bukan sekedar tempat wisata kuliner sajian otentik Indonesia, namun kian bermakna seiring kreativitas dan inovasi yang dihadirkan secara menarik, dengan sejarah panjang penyelenggaraan sejak tahun 2015.
Beragam goals yang diharapkan dari Festival Kuliner Terbesar dan Terlengkap di Indonesia, satu demi satu mulai tercapai, utamanya melestarikan kuliner otentik Indonesia, serta pelaku usahanya.

Masyarakat Indonesia mulai mengenal, serta mengapresiasi masakan Nusantara sebagai masakan favorit, hal ini ditandai dengan jumlah pengunjung yang meningkat signifikan dari tahun sebelumnya.
Festival Kuliner FJB mampu mendukung sektor perekonomian Indonesia dari ancaman krisis ekonomi.

Namun demikian muncul sejumlah tantangan seiring dengan perkembangan zaman yang dihadapi oleh pelaksana FJB, serta pelaku usahanya. Utamanya bagaimana memperkenalkan kuliner otentik Indonesia ke seluruh penjuru dunia, agar menjadi destinasi wisata unggulan.
Tantangan lain yang merisaukan pemangku kepentingan, sebagian pelaku usahanya berusia lanjut dan kendala regenerasi.
Tak mudah memang, namun percaya senantiasa ada cara untuk melakukannya.

Kreativitas dan Inovasi Menjawab Tantangan Zaman

Amaryllis Esti Wijono, Direktur Nutrition PT Unilever Indonesia, Tbk. menyampaikan, “Kelezatan kuliner Indonesia identik dengan penggunaan kecap berkualitas. Selama 94 tahun, Bango selalu konsisten menjaga kualitas dengan penggunaan bahan alami terbaik berupa kedelai hitam Mallika,
gula merah, garam dan air, serta mempertahankan proses pembuatan yang otentik agar selalu menjadi kecap terbaik, andalan ibu, keluarga,
serta para penjaja kuliner legendaris untuk menyajikan aneka hidangan Indonesia, “katanya.

Amaryllis melanjutkan, “Melalui berbagai channel, Bango konsisten menjalankan purposenya secara konsisten dengan pelestarian kuliner otentik Indonesia.
Purpose kami wujudkan antara lain melalui perhelatan Festival Jajanan Bango sejak tahun 2005.”

“Kenali Rasanya Indonesia kami angkat menjadi simbol bagi semangat ‘Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Rasa, Rasanya Indonesia yang bertepatan dengan momen penting peringatan Hari Sumpah Pemuda yang
menyatukan seluruh masyarakat untuk mengenal, merayakan, dan melestarikan aneka kelezatan kuliner Indonesia, “lanjut Amaryllis.

Ni Made Ayu Marthini Deputi Bidang Pemasaran – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia sangat mengapresiasi Bango melalui FJB.” Bango telah membantu mengakurasi ragam kuliner otentik Indonesia, kemudian menyatukannya di Festival Jajanan Bango yang ikonik. Akan halnya peran Om William Wongso yang konsisten memperkenalkan kuliner Indonesia otentik di mancanegara, melalui sejumlah kelas masak untuk orang asing yang juga kami apresiasi. “

“Sesungguhnya kuliner Indonesia memiliki peran strategis, diantaranya sebagai sarana diplomasi budaya karena menghadirkan experience bagi penikmatnya.
Melalui keberagaman kuliner otentik Indonesia, hadir filosofi, jika diceritakan dapat menjadi daya tarik, selain kaya dengan penggunaan bumbu, rempah yang menyehatkan tubuh dan pikiran, “ujar Ayu.

Ayu melanjutkan, “Kemenparekraf melalui program ‘Space Up the World’ menargetkan hingga tahun 2024 akan hadir 4.000 restoran Indonesia di luar negeri.
Kami berkolaborasi dengan diaspora dan perwakilan Indonesia di luar negeri. Namun muncul tantangan karena dari 1.400 restoran, terhitung September 2022 telah berkurang menjadi 1.100 restoran yang dipengaruhi oleh krisis dari pandemi. “

“Kami berharap upaya Bango yang telah mengakurasi ragam kuliner otentik Indonesia dapat dijadikan gagasan bagi pemerintah daerah, diantaranya dengan menyelenggarakan paket wisata kuliner yang menghadirkan experience kuliner ke wisatawan asing, seperti mengenalkan bahan dan bumbu di sejumlah pasar tradisional, menjelaskan filosofi,
belajar memasak, presentasi, hingga dinikmati bersama-sama dalam konsep jamuan nan khas, “pungkas Ayu.

Kekayaan ragam kuliner bangsa menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan tradisi kuliner paling kaya di dunia. Dari 3.259 ragam kuliner otentik yang terpantau,
hanya segelintir yang dikenal masyarakat luas.

Tiga ribu kuliner Indonesia yang berserak diantaranya Nasi Goreng lebih dari 104 varian, 252 varian Sate, lebih dari 100 varian Soto, hingga memiliki 322 sambal. Demikian halnya kuliner khas suatu daerah tak kalah banyak, serta beragam. Minang memiliki 220 jenis, Palembang 200 jenis dan Yogya memiliki lebih dari 192.

Untuk lebih membuka wawasan para pecinta kuliner otentik dari Sabang sampai Merauke, yang dijajakan oleh 90 penjaja kuliner legendaris, Bango menyelenggarakan gerakan #PejuangRasanyaIndonesia. 10 diantaranya merupakan penjaja kuliner yang dipilih langsung oleh masyarakat dan 3 penjaja kuliner merupakan rekanan dari Tokopedia selaku mitra pelaksana FJB.

Galeri Bango ajak masyarakat mengetahui proses pembuatan kecap.

Selain wisata dengan ragam kuliner otentik Indonesia, pengunjung dapat mengamati proses pembuatan Kecap Bango di Galeri Bango seperti pembibitan kedelai hitam Mallika yang berkualitas, hingga teknis pembuatan berbasis teknologi modern, keanekaragaman kuliner Indonesia, hingga pameran berbagai memoribilia unik. Hadir pertunjukan musik tradisional dan demo masak kuliner Indonesia.

William Wongso Berharap Bango Menginisiasi Regenerasi Pelaku Usaha Kuliner Otentik Legendaris

Gerakan #PejuangRasanyaIndonesia yang dilakukan sejak September 2022 yang diawali dengan Podcast yang menghadirkan Raditya Dika dan pakar kuliner William Wongso Aktivitas digital dilakukan secara masif dengan menggerakkan #PejuangRasanyaIndonesia untuk mengeksplorasi dan saling berbagi tentang kekayaan kuliner bangsa.

William Wongso menyampaikan, “Fungsi kecap yang awalnya hanya sebagai condiment berbilang masa kian berkembang dan berfungsi strategis sebagai jati diri kuliner bangsa Indonesia.”

Saat bepergian ke luar negeri kecap menjadi sangu (bekal) wajib masyarakat. Tak seperti kecap dari negara Asia lainnya, kecap manis Indonesia rasanya lebih spesial, kaya rasa dan istimewa dijadikan pelezat beragam hidangan, “kata William.

“Saya mengapresiasi upaya berkelanjutan yang dilakukan oleh Bango melalui FJB sebagai upaya terbaik dengan menjadikan kecap sebagai jati diri kuliner bangsa Indonesia, sekaligus melestarikan pelaku kuliner otentik legendaris. Juga menggerakkan roda perekonomian nasional dan berdampak pada pelaku usahanya, “imbuh William.

William melanjutkan, ” Tentu banyak sudah kreativitas dan inovasi yang dihadirkan FJB sejak tahun 2005 hingga sekarang untuk menghadirkan pengalaman bersantap buat masyarakat Indonesia. Namun saya tetap berpesan kepada Bango untuk terus mempertahankan konsep festival kuliner yang mengutamakan aspek keamanan pangan yang menjadi isu penting. “

“Di balik kesuksesan FJB, hadir tantangan serius pada pelaku usaha kuliner otentik legendaris. Pelaku usaha sebagian besar generasi sepuh (lansia), sebagian sudah tiada dan keturunannya belum siap untuk meneruskan usaha kuliner warisan tersebut.
Ini akan berdampak pada upaya pelestarian kuliner otentik legendaris itu sendiri, “ujar William.

“Saya berharap Bango juga mampu menjawab tantangan tersebut dengan menghadirkan konsep regenerasi pelaku usaha berbasis Heritage ke kaum muda, “saran William.

“Penting untuk mengaitkan peran generasi sepuh sebagai pelaku pelestari kuliner otentik legendaris dengan menempatkan foto mereka agar dikenal,
dikenang dan menjadi penyemangat generasi muda, jangan hanya menempatkan para chef muda yang kontribusinya masih kurang maksimal sebagai upaya branding, “pungkas William.

Pekerja memanggang Sate Kuah Pontianak Bang Anek

Salah satu yang difavoritkan pada FJB 2022 adalah Sate Kuah Pontianak Bang Anek. Sate khas masyarakat Melayu Pontianak terbilang cukup unik dari sate umumnya.

Menggunakan kaldu berbumbu dan jeruk lemon cui sebagai pelengkap sajian. Sate diolah menggunakan daging sapi dan ayam yang telah dimarinasi semalam.

Tersaji dengan bumbu kacang yang kental, disiram kaldu ayam dan sapi berbumbu. Pelengkap sajian berupa ketupat, timun iris, daun bawang kecil iris, bawang goreng, kecap manis dan lemon ciu. “Hmmm…, harumnya lezat, sangat menggoda selera.”
Agar tersaji paripurna, Bang Anek memiliki trik dengan menyeduh potongan ketupat dan timun ke dalam kaldu panas sebentar agar bumbu kaldu meresap ke dalam ketupat.

Jeruk lemon ciu dikenal masyarakat Pontianak sebagai jeruk Son kit yang sering digunakan sebagai pelengkap sajian hidangan berkuah seperti soto dan bakso. Aromanya sangat kuat dengan rasa asam khas.
Memiliki beragam manfaat untuk kesehatan. (RP)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini