wanitaindonesia.co, Jakarta – Jum’at menjadi hari istimewa untuk berbagi kepada kaum dhuafa mengingat hari tersebut memiliki banyak keutamaan, diantaranya dilipat gandakan pahala.
Sedekah berupa nasi rames menjadi hal yang paling digemari masyarakat. Banyak bermunculan layanan catering yang menyediakan paket nasi berkah dengan berbagai varian lauk serta harga.
Ayuni salah satu pelaku usaha catering di bilangan Depok menyampaikan, “Ketika melihat peluang untuk bertahan agar usahanya bisa tetap berjalan, saya segera menghadirkan layanan paket nasi rames Jum’at Berkah dalam berbagai varian harga. Mulai dari Rp. 10.000,- hingga Rp. 25.000,-.
Paket menu termurah terdiri dari nasi, dengan pilihan tumis sayur, bihun atau mi goreng, serta sepotong gorengan. Yang tertinggi Rp. 25.000,- pilihannya beragam, nasi putih, sayur dari 8 varian pilihan diantaranya cah kacang panjang, oseng sawi, atau cap cay. Hadir olahan ayam atau ikan yang diolah dengan berbagai style masakan,
ditambah dengan buah potong dan air kemasan dalam gelas.
Menurut Ayuni,
harga paket terendah dan yang tertinggi untuk kualitas dan rasa sama lezatnya. “Saya biasanya menggunakan kombinasi bumbu iris atau giling dengan varian saus yang mengacu ke style Oriental. Aroma masakan jadi lebih harum, rasanya lezat.”
Executive Chef Aston Priority Simatupang Hotel, Djoko Hendrasto menyoroti fenomena sedekah nasi mengacu ke aspek penggunaan kemasan styrofoam atau plastik.
“Tentunya menyumbang permasalahan sampah yang tidak ramah lingkungan, apalagi saat ini Indonesia sedang dihadapkan pada permasalahan sampah. Butuh perhatian, solusi serta upaya untuk beralih ke kemasan ramah lingkungan atau mencari alternatif lain. Jangan sampai niat untuk bersedekah dimurkai Allah karena abai dengan aspek merawat Bumi ciptaannya.
Ia menyarankan untuk menggunakan pembungkus kertas, sebaiknya tanpa menyertakan sendok plastik.
Ketika akan dibagikan ke jamaah, penting untuk meletakkan nasi di atas meja, bukan di lantai atau malah halaman parkir kendaraan agar aspek keamanan pangannya terjaga.”
“Harusnya lebih go green dengan membuat konsep makan di tempat. Minta orang masjid menyediakan meja buffet dan peralatan makan permanen, yang bisa dicuci dan digunakan kembali.
Lakukan selesai sholat Jum’at, dengan memperhatikan jumlah jamaah dan ketersediaan makanan. Biasanya selesai doa dan sholat sunnah, jamaahnya tinggal sedikit.
Jika dana tidak mencukupi, baiknya dibuat dua atau tiga minggu sekali setiap Hari Jum’at, “sarannya.