

wanitaindonesia.co, Yogyakarta – Berawal dari kecintaannya terhadap batik dan keinginannya agar generasi milenial serta Gen Z lebih mengenal dan mencintai kain tradisional ini, Erna Suseno mendirikan brand Ethnic Gendhis. Brand yang berbasis di Yogyakarta ini menghadirkan produk batik tulis artisan dengan desain yang lebih modern dan sesuai dengan selera anak muda.
Tak hanya memproduksi batik untuk generasi muda, Erna juga memberdayakan anak-anak muda sebagai pengrajin batik agar dapat menciptakan motif yang lebih relevan dengan tren saat ini. Selain itu, ia juga melibatkan ibu-ibu rumah tangga dalam proses produksi untuk memberikan kesempatan mereka berkarya serta menambah penghasilan tanpa meninggalkan tanggung jawab keluarga.

Sejak didirikan pada tahun 2018, Ethnic Gendhis telah berhasil menarik perhatian pasar, baik di dalam negeri maupun luar negeri, termasuk Malaysia, Australia, Kanada, dan Belgia.
“Saya merintis usaha Ethnic Gendhis ini sejak tahun 2018. Sebelumnya, saya bekerja sebagai seorang pegawai. Namun, karena saya tidak bisa meninggalkan keluarga, akhirnya saya memutuskan untuk pensiun dini dan mulai menekuni batik,” kata Erna Suseno.
Motivasi awal Erna mendirikan bisnis batik bukan hanya didasari oleh kecintaanya terhadap seni, tetapi rasa prihatin melihat generasi muda kurang tertarik dengan batik. “Saya akhirnya menciptakan batik dengan motif-motif yang menarik bagi mereka, dengan desain yang eye-catching. Warna-warna yang digunakan menyisipkan motif tradisional, kemudian dipadukan dengan pola-pola kontemporer. Tujuannya agar anak-anak muda tertarik dan mau mengenakan batik,” tambahnya.
Awalnya fokus pada produksi kain batik, Ethnic Gendhis kini telah merambah ke produk dekorasi rumah seperti sarung bantal, hiasan dinding, hingga sajadah bermotif batik. Produk-produk tersebut dijual dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp180 ribu untuk sarung bantal, Rp250 ribu untuk kain dekorasi dinding, hingga Rp425 ribu untuk kain katun berukuran dua meter.
Pandemi menjadi tantangan tersendiri bagi Erna, namun juga memberikan pelajaran penting tentang pemasaran digital. Kini, ia lebih aktif memanfaatkan platform online untuk mengembangkan bisnisnya, mencari inspirasi tren, serta mempertahankan warna dan motif yang menarik bagi konsumen muda.
Dari bisnis batik dan produk turunannya, Erna mampu meraih omzet yang cukup signifikan, dengan pendapatan bulanan mencapai puluhan juta rupiah. Selain itu, ia juga menjalin kolaborasi dengan UMKM lain, termasuk pembuatan kemasan produk dan aksesoris berbasis kain sisa guna menerapkan konsep zero waste.
Dukungan BRI untuk Pengembangan Ethnic Gendhis
Sebagai bagian dari UMKM binaan Rumah BUMN yang dikelola BRI, Ethnic Gendhis mendapat berbagai bentuk dukungan, mulai dari pelatihan keterampilan hingga pemasaran produk.
“Saya pernah mengikuti pelatihan dari Rumah BUMN BRI di Yogyakarta, termasuk sertifikasi desain dari tingkat pemula hingga tingkat lanjut. Selain itu, BRI juga membantu dalam pemasaran produk melalui pameran dan business matching,” ungkap Erna.
Salah satu ajang yang diikuti Ethnic Gendhis adalah BRI UMKM EXPO(RT) 2025 yang diselenggarakan di ICE BSD pada 30 Januari–2 Februari 2025. Pameran ini menjadi kesempatan bagi brand lokal untuk lebih dikenal serta membangun jejaring dengan sesama pelaku UMKM.
BRI terus berkomitmen mendukung UMKM agar naik kelas dan mampu menembus pasar global. Pada ajang tersebut, lebih dari 69 ribu pengunjung hadir, dengan transaksi mencapai Rp40 miliar serta kontrak ekspor sebesar USD 90,6 juta atau sekitar Rp1,5 triliun.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama BRI menyampaikan bahwa bank ini akan terus mendukung pertumbuhan UMKM melalui pembiayaan inklusif dan berkelanjutan.
“BRI akan fokus menjaga stabilitas dan resiliensi kinerja, serta berkomitmen mendukung ekonomi kerakyatan melalui pembiayaan inklusif dan berbagai inisiatif pemberdayaan UMKM sebagai pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia,” pungkasnya. (SRV)
