WanitaIndonesia.co, Jakarta – Seringkali disepelekan, dianggap tak berbahaya. Namun jika terus dilakukan kebiasaan-kebiasaan ini dapat berakibat buruk bagi kesehatan Anda!.
Abai sarapan, minum air putih yang tak terjadwal dan kurang, Snacking berlebih pastinya sering dilakukan oleh banyak orang. Ini baru sebagian ‘dosa’ kecil. Bagaimana dengan kebiasaan buruk lainnya?.
“Satu-satunya cara untuk menghentikan kebiasaan buruk tadi adalah dengan menghentikan, lalu menggantinya dengan kebiasaan yang lebih baik. Cara ini harus dilakukan secara berulang-ulang 20-30 kali sebelum terbentuk kebiasaan baru, “saran Katyusha praktisi lifestyle.
Ia melanjutkan, “kekinian ada 4 kebiasaan tak baik yang populer dilakukan generasi sekarang (Gen X, Y, Z)
karena mindset mereka telah terkontaminasi oleh gaya hidup yang tak sehat.”
“Apalagi efek paska pandemi, muncul jargon balas dendam, didukung oleh maraknya peredaran makanan tak sehat yang tinggi gula, garam, lemak. Serta iklan komersial yang masif, yang menempatkan ke 3 generasi tersebut sebagai subyek tekanan sosial. Wooow…!, “keluh Katyusha.
Untuk menghentikan pola hidup tak sehat tersebut, sejumlah pakar gizi menganjurkan hal-hal sebagai berikut.
Kurang Minum Air Putih
Ini bisa saja terjadi karena tubuh tak menunjukan sinyal rasa haus, hingga kita benar-benar mengalami hampir dehidrasi. Sulit memaksa diri untuk minum air putih saat tidak merasa haus. Terlebih godaan minuman kekinian yang tinggi gula, dianggap lebih mengasyikkan daripada meminum segelas air putih.
Pun masih banyak yang salah mengartikan
sinyal haus sebagai sinyal lapar. Dampak buruk kurang minum air putih tubuh merasa lelah, sakit kepala, kulit kusam, bad mood, dan yang paling parah gangguan pada ginjal.
Solusinya
Buat
target harian dengan menakar volume 2 liter air putih per hari. 20% sumbernya berasal dari makanan seperti sayur bayam, dan buah semangka.
Rumusnya, minum setiap 1 jam sekali. Setelah berkemih, atau selesai minum kopi. Minum segelas pada saat bangun pagi, segelas lagi sebelum sarapan, 1 liter sebelum makan siang. Bawalah thumbler besar di manapun Anda berada sebagai antisipasi.
Melewatkan Sarapan
Alasan utama tak punya cukup waktu untuk menyiapkan, dan melakukan sarapan. Ada pula yang mengatakan tak merasa lapar. Dampak tak sarapan sulit untuk berkonsentrasi, serta dapat mengurangi produktivitas saat bekerja. Orang yang tak sarapan seringkali balas ‘dendam’ dengan makan lebih banyak saat makan siang.
Solusinya :
Sediakan waktu mempersiapkan menu sarapan sendiri. Tak perlu ribet menyediakan menu sarapan ala Indonesia. Setangkup roti gandum, dengan telur mata sapi, tomat, timun, selada dan saus thousand island. Atau semangkuk penuh sereal. Kesemuanya menyertakan susu, atau jus murni dan segelas air putih.
Jika harus membeli, pilih menu sehat seperti bubur ikan. Jika pilihannya bubur ayam, usahakan tanpa tambahan gorengan seperti kerupuk, sate jeroan.
Bagi yang tak merasa lapar, konsumsi buah segar seperti pisang, apel, atau jus buah. Sempatkan untuk membeli produk instan sarapan siap saji seperti snack bar, aneka roti yang rendah lemak, serta lengkap kandungan gizi.
Snacking Siang Hari
Terjadi karena dampak makan siang yang berlebih, bisa juga kekurangan mengonsumsi makanan yang mengandung protein sebagai sumber energi.
Dampaknya :
Konsumsi gula, garam, dan lemak berlebih. Umumnya snack yang banyak beredar, dan dipilih kaya ke 3 bahan tersebut.
Solusinya :
Pilih menu makan siang yang bergizi dan mengenyangkan. Tambah porsi lauk, bisa juga makan buah segar sebelum makan siang. Contoh menu, nasi putih, ikan goreng, omelet, dan sayur tanpa santan. Jika menyantap fast food, kurangi porsi roti non gandum, tambah bahan isian seperti daging tanpa lemak, ikan, dan sayuran.
Pesan Online
Maraknya layanan makanan pesan antar, jadi godaan utama orang lebih memilih jajan daripada memasak. Lebih praktis, tak perlu repot memasak sendiri, dengan varian pilihan menu yang lengkap. Selain godaan promo, lebih hemat waktu, tak perlu terjebak macet. Utamanya membantu perekonomian pengemudi online.
Dampaknya, kurang higienis (A-Z), hal ini pernah dipaparkan pada talkshow daring WanitaIndonesia.co “Layanan Pesan Antar Makanan yang Amanah” pada masa pandemi lalu.
Kita tak pernah tahu proses produksi, utamanya bahan yang digunakan, cara memasak, serta dapur tempat memasak. Walau sudah berizin, inipun tak menjamin, dikarenakan banyak pelaku usaha yang abai aspek keamanan pangan.
Hal lain yang mesti diwaspadai, cara pengemasan yang menggunakan kemasan bukan untuk makanan seperti plastik, stryfoam. Serta lamanya waktu pengiriman, membuat makanan yang tiba di tempat pemesan sudah tak layak konsumsi. Selain itu, makanan lekat dengan tinggi gula, garam, dan lemak.
Solusinya :
Stok makanan di kulkas harus selalu tersedia. Saat pulang kerja, usahakan untuk membeli makanan di luar, variannya lebih ke roti, serta snack sehat. (RP).