Wanitaindonesia.co, Jakarta – PINTU Incubator menjadi program inkubasi terbaik, role model di kawasan Asia Tenggara.
Merupakan bukti konkret bagaimana inisiasi berkelanjutan pihak swasta, yang sukses dalam mempromosikan industri fesyen Indonesia, ke kancah global secara komprehensif, dengan membawa beragam isu seperti keberlanjutan pada produk warisan adi luhung bangsa, serta ekosistem kreatif di dalamnya.
Lewat program yang dirancang cerdas, dengan kemampuan membaca dinamika industri fesyen dunia, serta mengakar kepada kondisi pada sejumlah isu, hadir asa bagi negeri.
Lewat PINTU bagaimana pihak swasta JF3, LAKON Indonesia, dan IFI Jakarta
mumpuni
menghadirkan sinergitas apik. Buah manis dari upaya, kerja kreatif, serta doa berbuah manis. Sukses, diapreasi khusus oleh Pemerintah Prancis, dan Indonesia teristimewa oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
Dominasi pihak swasta seperti JF3 Fashion Festival, dan LAKON Indonesia, lewat Program PINTU berdampak luas. Memiliki misi mulia yang tak hanya fokus pada promosi, memperkuat positioning brand fesyen lokal di luar, namun menyasar ke seluruh aspek, dan ekosistem fesyen secara keseluruhan. Khususnya menguri-uri budaya agar lestari, berkembang menjadi lifestyle masyarakat modern.
Pemerintah tak kalah bungah manakala ada sosok anak bangsa mumpuni. Bekerja atas nama cinta, kasih, perhatian, serta kepedulian kepada bangsa, dan budayanya.

Pendekatan Hexahelix Ekraf gabungan pemerintah, usaha, akademisi, komunitas, dan media dukung kolaborasi ciptakan dampak yang konkret.” Foto : Istimewa.
Edukasi, Tradisi
Sosok Wanita Indonesia, Thresia Mareta lewat kelembutan jemari serta pamor seni, dan budaya Indonesia, sukses membawa perhelatan JF3 beraura, tak lekat seperti pada perhelatan mode biasa.
JF3 memiliki marwah
sebagai penjaga, pelestari, sekaligus pengembang fesyen Indonesia beserta ekosistemnya.
Utamanya mampu menempatkan industri fesyen Indonesia di posisi terhormat di kancah global, khususnya pada ekosistem fesyen Prancis lewat PINTU.
Pencapaian yang luar biasa, tak mudah tapi ini nyata.
Lewat capaian PINTU Incubator, serta upaya yang dilakukan oleh pemerintah, dibutuhkan komitmen bersama dengan melibatkan semua pihak, untuk membangun industri mode Indonesia yang lebih kompetitif, inklusif, serta berkelanjutan.
Kementerian Ekonomi Kreatif (Ekraf) hadir memberikan dukungan, suport sepenuh hati kepada Program PINTU Incubator. Wakil Menteri Ekraf, Irene Umar hadir berbagi pendapat pada JF3 Talk Volume 2, kemudian berlanjut pada acara Seminar Fesyen, dan Kerajinan yang digagas IFI Jakarta, bekerja sama dengan JF3 Fashion Festival, dan PINTU Incubator.
Wamen Irene menyampaikan apreasi setinggi-tingginya atas capaian gemilang PINTU. Menurutnya, “sebaik-baiknya kolaborasi, harus ada hal konkret yang dihasilkan. Ada dampak yang saling menguntungkan bagi para kolaborator. Tak hanya seremonial, dan buang waktu, “ujarnya lugas.
Ihwal kerja sama lintas negara yang dipelopori anak negeri, Indonesia banyak menorehkan catatan emas, bagaimana keahlian asa bangsa ini mampu memikat pihak luar.
Ia menyoroti kolaborasi di ekosistem mode Indonesia dengan Prancis yang sudah pernah terjalin lewat seniman kebanggaan Indonesia, Eko Nugroho. Kala itu Eko kolab dengan rumah mode Louis Vuitton.
Kekinian, ia bersama putrinya yang mengikuti jejak ayahnya sebagai seorang seniman, baru saja meluncurkan kolaborasi, dengan memanfaatkan kecerdasan buatan AI pada karyanya.

Tentang Konsep Perubahan
Menurut Irene, Bicara hubungan bilateral Indonesia – Prancis, dan Program PINTU Incubator, ada banyak hal yang bisa ditransfer oleh delegasi Prancis, serta para ahli mereka untuk kedigdayaan seni kerajinan Indonesia. Potensi kerajinan kita itu terbilang luar biasa, lekat dengan keseharian yang hadir dari penghayatan.
Selembar kain tak hanya berfungsi sebagai penutup, serta penghias tubuh, namun memiliki Keberagaman makna, dan filosofi yang mengakar pada nilai budaya.
Generasi muda harus memahami itu, bahwa lewat selembar kain, jati diri mereka akan dikenal, dan dikenang sebagai sosok bangsa besar Indonesia.
“Kami di Kementerian Ekraf selalu memastikan, bahwa kisah-kisah inspiratif tersebut akan terus berlanjut. Warisan harus tetap hidup, bertransformasi dalam beragam format apapun, “tambah Irene.
Wamen Irene memberikan apreasi terhadap program PINTU yang turut berkontribusi dalam memperkuat hubungan bilateral Indonesia dengan Prancis.
“PINTU itu ya artinya pintu, dan untuk beragam hal, kami di Ekraf menyebutnya tentang upaya membuka pintu. Atau untuk menciptakan peluang. Tak banyak orang yang memiliki akses ke panggung nasional, terlebih pada tataran global. Memiliki tingkat kesulitan tinggi, “ujarnya.
“Namun lewat PINTU, kesempatan itu selalu ada, khususnya buat talenta – talenta muda pekerja keras, yang aktif. Mereka ini generasi pejuang dalam kontek kekinian sebagai pelestari budaya, “imbuh Irene.

Taktik Jitu Ekraf lewat Pendekatan Hexahelix
Guna mendorong kemajuan ekosistem ekonomi kreatif, Ekraf mengedepankan pendekatan hexahelix yaitu gabungan pemerintah, usaha, akademisi, komunitas, dan media. Program PINTU Incubator cerminan dari keberhasilan pendekatan hexahelix, yang
berdampak nyata pada ekosistem kreatif lokal.
Wamen Irene melanjutkan, “Dengan momentum baru yang melatarbelakangi hubungan bilateral Indonesia – Prancis, lewat kunjungan kenegaraan Presiden Emannuel Macron ke Jakarta, serta penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang mencakup subsektor fesyen, kriya, desain, film, hingga gim.”
“Kolaborasi ini menjadi dasar pijakan kami, guna membangun ekosistem lintas negara, yang mengakar pada inovasi, dan nilai budaya.
Salah satu implementasi konkretnya dengan penguatan platform inkubasi PINTU, “ungkapnya.
“Terima kasih PINTU atas semua upaya, serta capaian yang menggembirakan. Tahun ini PINTU menyelenggarakan program Residency, dan Focus Week di Lombok, Tegal, dan Yogyakarta yang mempertemukan talenta kreatif dari kedua negara, lewat ruang kerja bersama, “ucap Irene.
Irene menambahkan, “Melalui PINTU, kami melihat bagaimana kerja sama bisa menciptakan dampak konkret. Desainer, dan pengrajin tak hanya memamerkan karya, namun juga membangun jejaring, menciptakan produk bersama, serta berbagi nilai budaya.”
Lewat Seminar Fesyen dan Kerajinan menjadi bentuk penegasan peran subsektor fesyen, dan kriya dalam mendukung visi ekonomi kreatif Indonesia, sebagai pilar diplomasi budaya, dan motor baru pertumbuhan ekonomi.
Kolaborasi nan selaras dengan program prioritas Sinergi Ekraf dalam Asta Ekraf, yang mendorong kemitraan antar pelaku industri, untuk mendukung ekosistem pelaku usaha kreatif nasional secara keseluruhan.

Mencinta Negeri
Di acara JF3 Talk 2025 Volume 2 sebelumnya, Wamen Irene sempat menjelaskan arah kebijakan pemerintah dalam mendorong sektor fesyen, sebagai salak satu kekuatan utama ekonomi kreatif nasional.
Fesyen bersama kriya, serta kuliner menjadi prioritas yang berkontribusi besar terhadap perekonomian, dan ketahanan dagang Indonesia.
“Indonesia memiliki kekayaan bahan, serta kekuatan di sisi desain, namun tantangan saat ini bagaimana memperlihatkan keunggulan tersebut ke dunia.
Irene menjawab beragam pertanyaan seputar dukungan pemerintah ihwal pembiayaan, kurikulum pendidikan vokasi, penguatan ekspor hingga diplomasi budaya untuk membuka jalur distribusi brand ke luar negeri.
Menurutnya pemerintah tidak hanya hadir sebagai penyedia fasilitas, namun juga sebagai mitra aktif dalam mendorong pertumbuhan industri. Lewat diplomasi kreatif, Ekraf telah membawa Indonesia di ajang Osaka World Expo 2025, yang berlanjut ke program Pop – up Strore, serta misi kolaborasi Jepang, Prancis, serta sejumlah negara lainnya.
Menurut Irene, upaya ini untuk membuka jalur distribusi baru, sekaligus membangun kepercayaan buyer internasional, terhadap kualitas produk fesyen Indonesia.
“Tentu saja untuk menembus pasar global, tak cukup dengan memperkenalkan brand ke luar. Brand harus memiliki kesiapan dari aspek konsistensi seperti kualitas, narasi hingga positioning brand. Untuk itu dibutuhkan kurasi ketat berkelanjutan, yang didukung sistem standarisasi nasional.
Isu lingkungan, dan literasi konsumen kekinian menjadi hal yang sangat krusial di pasar dunia, “tegasnya.





