Site icon Wanita Indonesia

Dua Sisi Minyak Jelantah

wanitaindonesia.co, Jakarta – Minyak jelantah
merupakan sisa minyak goreng yang telah digunakan untuk menggoreng.

Bewarna cokelat hingga kehitaman dengan endapan sisa gorengan dan kotoran! Pamornya meningkat karena bernilai ekonomis jika diolah secara tepat.

Saat krisis minyak goreng, sebagian masyarakat memilih minyak jelantah untuk memasak. Padahal kandungan asam lemak jenuhnya cukup tinggi, karena dipanaskan. Tanpa disadari menjadi ancaman serius penyakit degeneratif.

Bagi yang kreatif, mereka mengumpulkan minyak jelantah yang kemudian dimanfaatkan untuk membuat sabun, bahan bakar minyak hingga biodiesel, bahan bakar alternatif pengganti BBM.

Sayangnya masih banyak masyarakat terutama para ibu rumah tangga yang abai. Ahli lingkungan memperingatkan untuk tidak membuang minyak jelantah sembarangan, karena dampak negatif yang ditimbulkan.

Pada skala rumah tangga, minyak jelantah yang dibuang ke dalam saluran pembuangan menyebabkan saluran tersumbat, tempat tumbuh dan berkembangnya bakteri penyebab penyakit!

Setiap 1 liter minyak jelantah yang dibuang sembarangan akan mencemari 1.000 liter perairan lingkungan. Minyak jelantah yang mencemari perairan akan meningkatkan COD dan BOD.

COD : Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik dalam air.

BOD : Biochemical Oxygen Demand, merupakan karekteristik yang menunjukan jumlah oksigen yang terlarut untuk mengukur aktivitas mikroorganisme yang berlangsung di dalam air.

Minyak jelantah yang dibuang keperairan berdampak :

Menutupi permukaan air, sinar matahari tidak dapat menembus ke dalam air. Hal ini akan membahayakan ekosistem dari serangga hingga hewan.

Penghalang fotosintesis pada tumbuhan.

Memutus mata rantai makanan dan butuh waktu lama untuk normalisasi. (RP).

 

Exit mobile version