WanitaIndonesia.co, Jakarta – Viral ulah sekelompok masyarakat yang mengonsumsi oralit saat sahur karena dianggap dapat menahan haus lebih lama.
Ditemui pada acara peluncuran ISOPLUS COCO brand minuman Isotonik dari Wings Food di Jakarta, Dr. Yohan menyayangkan kurangnya literasi masyarakat akan pentingnya Excellent Hydration, beserta strategi hidrasi yang tepat saat menjalankan puasa, serta pada hari-hari biasa.
Menurut Dr. Yohan saat seseorang kurang minum tubuh akan mengalami dehidrasi dalam 3 tingkatan.
Dehidrasi ringan
Cirinya rasa haus, mulut dan kulit kering. Urin bewarna kuning tua. Dampaknya tidak fokus, sakit kepala, mood menurun, sulit konsentrasi.
Dehidrasi sedang
Cirinya kelelahan, otot lemas, mulut kering. Dampaknya sakit kepala, serta berkurangnya urin.
Dehidrasi berat
Cirinya rasa haus, wajah pucat, tubuh menjadi dingin, jantung berdetak cepat. Dampaknya rusaknya organ penting tubuh seperti ginjal, hati dan organ lainnya.
“Agar tak mengalami dehidrasi, penting seseorang menjaga cairan tubuh tetap seimbang dengan meminum air putih secara cukup. Selain meminum infused water, minuman elektrolit atau isotonik, juga dengan mengonsumsi sayur dan buah yang mengandung banyak kadar air, maupun suplemen tertentu, “kata Dr. Yohan.
“Secara umum kebutuhan air setiap hari sebanyak 8 gelas, atau berkisar 2,5 hingga 3 liter. Perlu diingat kebutuhan air pada setiap orang itu berbeda, hal ini menyesuaikan dengan usia, berat badan, jenis kelamin, aktivitas, suhu tubuh, serta kondisi tertentu seperti pada ibu hamil.
Umumnya masih banyak yang abai untuk memenuhi kebutuhan cairan sesuai anjuran dengan beragam alasan, “imbuh Dr. Yohan.
Karenanya Dr. Yohan menganjurkan untuk disiplin dalam memenuhi asupan cairan dengan membuat waktu untuk minum. Saat berpuasa gunakan rumus 2, 2, 4. Dua gelas saat sahur, 4 gelas pada saat berbuka, dan 2 gelas saat sebelum tidur. Pun lakukan cara yang sama pada hari biasa.
Agar tak lupa, sebaiknya siapkan air minum dalam thumbler yang bisa dibawa ke manapun Anda berpergian. Buat variasi dengan meracik infused water seperti kombinasi dari timun dan berries.
Untuk menyempurnakan kebutuhan cairan harian, penting meminum minuman elektrolit yang berfungsi untuk mengganti cairan, serta elektrolit yang hilang dari tubuh.
Minuman elektrolit atau isotonik lebih tepat diminum saat berpuasa, maupun pada hari biasa, karena dapat menggantikan ion yang hilang. Pun kandungan isotonik sama dengan kandungan ion dalam tubuh. Jika tubuh kekurangan cairan, isotonik dapat dengan cepat menggantikan, serta diserap tubuh.
Ganti Oralit dengan Isotonik
Lantas bagaimana dengan orang yang berpuasa, yang meminum oralit sebagai upaya menahan haus?
Dr. Yohan menyampaikan cara tersebut adalah tidak benar. “Oralit diperuntukkan saat seseorang dalam keadaan dehidrasi berat. Merupakan produk yang dapat membantu menjaga keseimbangan hidrasi, serta mencegah dehidrasi.”
“Harus diingat, saat berpuasa tidak dianjurkan untuk mengonsumsi oralit sebagai penahan haus. Jika dikonsumsi berlebihan dapat meningkatkan kadar gula darah, serta tekanan darah, “jelas Dr. Yohan.
Dr. Yohan menambahkan,
“Oralit tidak dapat menggantikan kebutuhan nutrisi yang lain, yang berperan untuk metabolisme tubuh selama berpuasa. Kebutuhan nutrisi dapat berasal dari asupan makanan, minuman, dan isotonik saat sahur dan berbuka.”
“Oralit mengandung gula dan garam yang cukup tinggi, diperuntukkan untuk orang yang mengalami dehidrasi seperti diare. Oralit mengandung elektrolit yang berfungsi untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang dari tubuh akibat kekurangan cairan, “terang Dr. Yohan.
“Namun oralit tidak boleh digunakan secara bebas, harus dengan petunjuk dokter. Karena akan berdampak pada rasa mual, muntah, perasaan gelisah berlebih, terjadi pembengkakan pada pergelangan kaki, muncul ruam, pusing, gatal, bengkak, hingga gangguan pernapasan, “pungkas Dr. Yohan. (RP).