Dr. Putri C. Eyanoer, MS.Epi, Ph.D Mumpuni Membaca Zaman Selaraskan Passion, Komitmen Dukung Wanita Indonesia Berdaya

dr. Putri C. Eyanoer, MS. Epi, Ph.D Foto : WanitaIndonesia.co

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Keberhasilan Women Smallholders Program (WSP) yang diinisiasi Musim Mas, tak lepas dari peran Dr.Putri.
Bersama rekannya Dr. Fotarisman Zaluchu S.K.M, M.P.H, mereka menghadirkan asa bagi petani perempuan, serta istri petani penerima manfaat di Kabupaten Rokan Hilir, Rokan Hulu, dan Pelalawan – Provinsi Riau.

Dalam sesi ramah-tamah usai pemaparan keberhasilan Program WSP, WanitaIndonesia.co mewawancarai peran strategis Dr. Putri dalam menyukseskan program, utamanya membumikan agar sustainability.

1.WanitaIndonesia.co:

Apa yang membuat ibu tertarik terjun menjadi mentor WSP?

Dr. Putri:

Konsep programnya disusun secara komprehensif, menyasar target penerima manfaat kaum ibu. Kaum ibu kan memiliki peran strategis. Merekalah yang akan meneruskan program ke keluarga masing-masing. Ibu menjadi role models buat keluarga, serta lingkungan.

Selain itu program disusun menyelaraskan dengan kebutuhan penerima manfaat petani perempuan, serta istri petani kelapa sawit. Program merupakan
kolaborasi antara Musim Mas, saya sendiri, serta sahabat saya dr. Fotarisman, dengan memperhatikan aspek krusial yang dihadapi kaum marginal. Hal lainnya, materi pada modul yang telah diuji sebelum diajarkan.

Selain dosen, saya merupakan Filantrophy aktif sejak tahun 2006, telah mengajar banyak keluarga sejahtera, serta kelompok masyarakat lainnya.
Berharap program WSP ini bisa sukses, berkelanjutan, serta menyasar ke penerima manfaat yang lebih banyak.

Selain program komprehensif, tentu goals yang hendak dicapai yang menyangkut beragam isu yang menjadi permasalahan keseharian masyarakat.

Apa saja isunya? Merata, hampir di semua aspek kehidupan. Utamanya pada aspek perlindungan- keamanan untuk Wanita Indonesia, serta anak. Kesehatan, Kesejahteraan, serta Pendidikan. Nah yang menjadi isu utama program WSP adalah gizi dan kesehatan. Selain konsen pada permasalahan klasik, kami meng up-date permasalahan terbaru seperti aspek kesehatan mental yang belakangan menjadi fokus utama Pemerintah.

dr. Putri selaraskan modul pembelajaran dengan beragam aspek menarik, mudah dipahami. Foto : Istimewa.

2.WanitaIndonesia.co:

Kendala apa yang dihadapi saat mensosialisasikan program?

dr. Putri :

Soal kendala tak ada hal serius yang saya hadapi. Penerima manfaat kaum wanita Riau sangat terbuka, memiliki antusias tinggi untuk berubah.
Mereka bertekad untuk merevolusi mindset, dengan menjadikan lifestyle hidup sehat bagi diri dan keluarga. Tentunya mereka juga ingin hidup lebih sejahtera, demi mewujudkan cita-cita anak-anak mereka mengenyam pendidikan tinggi.

3.WanitaIndonesia.co:

Apa saja yang ibu lakukan saat proses pembelajaran agar transfer ilmu berhasil?

dr. Putri :

Ada beragam cara kreatif yang saya lakukan agar penerima manfaat tertarik, utamanya mereka antusias menyimak materi pembelajaran. Seperti menambahkan kosa kata bahasa daerah setempat, menghadirkan gimmick, disampaikan dengan narasi yang mudah dipahami, singkat, padat.

Apa yang sedang tren, saya selipkan sebagai pendukung materi pembelajaran seperti beberapa lagu viral yang saya ubah liriknya dengan materi pembelajaran. Praktik belajar sambil bergerak, senam. Banyak lagi. Saya selalu menghadirkan komunikasi dua arah dengan meminta mereka menanggapi setiap permasalahan. Walau apa yang mereka kemukakan masih ada yang keliru, itu tak kenapa. Tugas saya untuk mengoreksinya.

Agar berhasil, semua peserta harus aktif. Minimal mereka berani, dan percaya diri untuk bicara. Kalau sulit, saya akan membangun komunikasi dua arah. Memberikan pemahaman ke mereka, serta menumbuhkan rasa percaya diri bahwa semua wanita itu ketika diciptakan Tuhan itu bernilai, apapun latar belakang. Juga memberikan banyak contoh sosok wanita yang awalnya bukan siapa-siapa, menjadi sesuatu karena mereka mau berubah.

Untuk menggugah kesadaran mereka agar lebih peduli, saya selalu memberikan ‘warning’ yang kena dihati seperti pertanyaan dasar “ibu mau gak melihat anak-anaknya tumbuh dewasa, sukses meraih cita-cita? Kalau mau, ibu harus sehat. Untuk sehat mulailah dengan melakukan kebiasaan baik secara utuh. Dari pagi, siang hingga tidur di malam hari. Dan seterusnya.

4.WanitaIndonesia.co:

Program WSP ini dinilai berhasil oleh inisiator Musim Mas. Bisa diceritakan tolak ukur keberhasilannya?

dr. Putri :

Awal kami datang memperkenalkan diri, komunitas ibu-ibu yang ramah ini menyajikan aneka kue berbasis terigu, juga gorengan. Mereka mengaku bukan penikmat ikan. Belakangan saat proses transfer ilmu berlangsung, mereka mampu merubah lifestyle dengan sajian pangan yang lebih sehat. Membuat variasi sajian berbasis umbi, mengurangi sumber karbon nasi putih dan mi. Teknik olahannya pun beragam, awalnya standar seperti dikukus maupun dipanggang, hadir varian berupa snack istimewa berbasis pangan non beras.

Kami memantau lifestyle mereka melalui foto, video singkat seputar aktivitas keseharian mereka yang dibagikan lewat group percakapan. Lifestyle berpedoman ke modul pembelajaran yang diberikan. Dua minggu sekali melalui dokter dan perawat, kami melakukan pemeriksaan gula darah, kolesterol, tekanan darah, serta menimbang berat badan. Hasilnya berdampak, mengarah ke hal-hal yang positif.

Testimoni penerima manfaat hidup lebih baik, berkualitas dengan WSP. Foto : Istimewa.

5.WanitaIndonesia.co:

Apa poin penting yang ibu tekankan untuk keberhasilan program CSR pemberdayaan kepada yang punya hajat?

dr. Putri :

Memahami akar permasalahan penerima manfaat, lalu menyampaikan materi pembelajaran menyelaraskan dengan nilai-nilai sosial masyarakat setempat.
Memberikan pemahaman yang baik, dan benar seputar program, agar kelak setelah program berakhir akan terus berdampak, berkelanjutan.

Agar mereka memiliki role models dan merasa yakin dengan modul yang diberikan. Keluarga saya memiliki riwayat penyakit hipertensi, ada yang mengalami stroke. Sedangkan rekan saya dr. Fotarisman penderita penyakit diabetes. Nah saat berinteraksi, utamanya ketika makan, kami terbiasa untuk memilah dan memilih, serta aspek lainnya yang kami praktikkan langsung di depan mereka.

Kesuksesan program WSP lainnya, saya menghindari praktik pemberian uang untuk tujuan apapun. Dari pengamatan saya, program CSR yang diimingi uang, tak akan sukses dan langgeng. Sebagian besar penerima manfaat hanya akan berfokus untuk mendapatkan uangnya saja. Bukan transfer ilmu yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Memberi reward tentu tak dilarang, akan lebih bijak jika produknya menyelaraskan dengan modul pembelajaran yang bisa dipraktikkan. Seperti pemberian bibit sayur dan buah, bibit ikan, pupuk, serta kebutuhan penunjang lainnya.

Sebagian penerima manfaat Program WSP Musim Mas. Foto : Istimewa.

6.WanitaIndonesia.co:

Apakah kelak akan melibatkan generasi muda sebagai kader, serta regenerasi?

dr. Putri :

Inshaa Allah hal tersebut sedang kami rencanakan konsepnya. Ke depan cakupan wilayah akan diperluas. Program serupa akan dilaksanakan di sejumlah perkebunan kelapa sawit binaan Musim Mas seperti di daerah Sambas, Kalimantan Barat. Kaderisasi menjadi hal krusial bagi kami selaku generasi senior.

Berharap transformasi pengetahuan, serta skills kepada mahasiswa yang tertarik menekuni Filantrophy akan berjalan seiring kemajuan program WSP perdana.
Selain memiliki passion, generasi muda harus mumpuni dari segi wawasan dan ilmu. Kuncinya sabar, ikhtiar, dan doa ketika menghadapi massa dengan latar belakang budaya, pendidikan yang berbeda.

7.WanitaIndonesia.co:

Apa pesan, harapan untuk penerima manfaat?

dr. Putri :

Saya berpesan untuk menjadikan lifestyle kebiasaan baik dari ke – 3 modul yang sudah tuntas dipelajari menjadi praktik, serta kebiasaan dalam seluruh keluarga penerima manfaat. Tentu sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang dapat memberikan manfaat ke sesama. Oleh karenanya, teruskan lifestyle ini ke tetangga yang belum berkesempatan mengikuti pelatihan, agar kian banyak masyarakat yang tercerahkan, serta terselamatkan hidupnya.

Lebih kreatif dalam mengembangkan ilmu yang didapat seperti pada praktik membuat menu sehari-hari agar lebih bervariasi, bergizi yang disempurnakan dengan memanfaatkan beragam warna pangan dari sayur dan buah. (RP).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini