dr. Ferry Darmawan, SpOG, MIGS Ingatkan Bahaya Sakit Saat Menstruasi, Ancaman Inferlitas Yang Sering Diabaikan

16
dr. Ferry Darmawan Alert Inferlitas bisa dari pria, dan wanita. Waspadai kelainan dismenore sekunder.

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Sebagai klinik Fertilitas ternama di Indonesia, Bocah Indonesia memiliki pendekatan holistik, serta menjadi Friendly Fertility Company Indonesia.

Digawangi oleh para
dokter spesialis dengan beragam disiplin ilmu salah satunya Dokter Spesialis Obgyn yang mumpuni, Bocah Indonesia kerap menggaungkan masalah Fertilitas ke masyarakat luas.

Masalah Inferlitas (ketidaksuburan) merupakan persoalan klasik, yang disayangkan masih kerap disepelekan oleh pasutri. Masih banyak yang belum mengetahui ihwal Infertilitas yang sejatinya bisa dialami oleh pria, dan wanita.

Pada wanita kejadian, penyebab, serta solusinya jadi lebih beragam, serta butuh waktu panjang. Kabar baiknya kesemua permasalahan tersebut dapat ditangani lewat satu pintu di Bocah Indonesia.

Dalam intimate moment yang diadakan khusus Bocah Indonesia untuk Sahabat Media, Dokter Spesialis Obgyn, Ferry Darmawan
mengingatkan pentingnya kepedulian akan permasalahan Infertilitas yang disebabkan oleh beragam faktor pemicu.

Yang paling sering dialami adalah gangguan menstruasi pada wanita. Seperti siklus haid yang tak teratur, serta rasa sakit berupa nyeri yang berlebihan.

Foto : Istimewa.

Dismenore Primer, Dismenore Sekunder

Sangat disayangkan, masih banyak kaum wanita yang mengabaikan permasalahan tersebut. Seringkali dianggap sepele, rasa nyeri menurut mereka hal yang wajar, solusinya lewat cara praktis dengan meminum obat, maupun mengonsumsi herbal.

Nyeri haid atau dikalangan medis disebut dismenore merupakan hal yang berhubungan dengan menstruasi. Sebagian besar dialami remaja, pada saat mulai haid. Seiring bertambahnya usia, keluhan ini menjadi jarang.

Rasa nyeri dirasakan berdenyut, kram pada perut bagian bawah sebelum atau sesudah periode haid. Nyeri yang wajar bersifat ringan. Namun ada juga yang tak wajar yang dirasakan sangat kuat, sehingga mereka mengalami kesulitan untuk beraktivitas.

Ada dua jenis nyeri haid yang lazim ditemukan pada wanita yaitu Dismenore Primer, dan Dismenore Sekunder.

Dismanore Primer merupakan nyeri pada bagian perut bawah selama haid, serta tidak berhubungan dengan penyakit, maupun kelainan tertentu.
Terjadi sebelum, dan selama haid. Nyeri tersebut berasal dari zat kimia alami tubuh (prostaglandin) yang diproduksi oleh dinding rahim. Prostaglandin menyebabkan otot-otot, dan pembuluh darah rahim berkontraksi.

Dokter Ferry mengingatkan, Yang patut diwaspadai jika mengalami
Dismenore Sekunder. Dikarenakan hal ini identik dengan penyakit, serta gangguan kelainan yang terjadi di dalam, dan di luar rahim.
Penyebabnya adanya kelainan pada organ reproduksi. Rasa nyeri cenderung akan memburuk seiring waktu, serta berlangsung lebih lama. Bahkan bisa terus berlanjut meski haid telah selesai.

Menurut Dokter Ferry kelainan tersebut mengacu pada Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS), dan Endometriosis. Penting untuk melakukan pemeriksaan dini guna mendapatkan diagnosis, serta perawatan yang tepat.

“Disayangkan, masih banyak wanita yang belum memahami pengobatan Endometriosis, sehingga kerap diburu perasaan takut, dan cemas akan sulit untuk mendapatkan buah hati, “ujar dokter yang telah mengikuti pelatihan Minimal Invasive Gynecological Surgery di the European Academy of Gynecological Surgery di Yunani.

Bagi para wanita karir dengan mobilitas tinggi rasa nyeri haid berlebihan seringkali diabaikan karena terkendala oleh kesibukan.

Merujuk pada UU. Nomor. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, bahwa Wanita Indonesia memiliki hak cuti nyeri haid pertama, dan tidak boleh hak cuti ini dengan cuti tahunan.

Peraturan ini jarang diketahui pekerja wanita, oleh karenanya Bocah Indonesia menginisiasi dengan mengajak seluruh perusahaan di Indonesia menjadi Friendly Fertility Company.

Waspadai gejala nyeri haid tak wajar (Foto : Istimewa.)

Kenali Ragam Dismenore

Dokter Ferry menambahkan, “Ada beberapa penyebab Dismenore Sekunder seperti Endometriosis, Mioma Rahim, Adenomiosis, Penyakit Radang Panggul, Stenosis Serviks, kelainan bawaan lahir pada rahim, tuba falopi, serta organ kandungan lain.”

Endometriosis

Salah satu penyebab inferlitas pada wanita adalah Endometriosis. 1 dari 10 wanita mengalami gangguan ini. Penyebab pastinya sampai sekarang belum diketahui, namun faktor pencetusnya sudah diketahui ada yang bisa diantisipasi, juga ada yang tidak seperti gaya hidup tak sehat, terpapar polutan secara intens, serta faktor genetik.

Gejalanya khas ditandai dengan nyeri haid berlebih, nyeri saat berhubungan sex, serta nyeri pada bagian panggul sepanjang siklus menstruasi.

Tapi nyeri haid berlebih tak selalu identik dengan Endometriosis, bisa pula disebabkan oleh kelainan lainnya seperti fibroid rahim atau sindrom ovarium polikistik.

Oleh karenanya pemeriksaan medis perlu dilakukan untuk mengetahui secara pasti guna penanganan yang komprehensif.

Endometriosis terjadi ketika jaringan dinding rahim tumbuh di organ lain seperti pada ovarium, tuba falopi, pada bagian belakang dinding rahim atau pada dinding luar kandung kemih.

Jaringan ini akan terurai, dan luruh sebagai respon dari perubahan hormon. Peluruhan akan disertai perdarahan yang dapat memicu nyeri, khususnya pada periode haid.

Penanganan medis bisa dilakukan dengan laparoskopi yang merupakan prosedur bedah minimal invasif dengan membuat luka sayatan kecil pada area pusar, dan perut sehingga tak menimbulkan bekas luka paska penyembuhan.

dr. Ferry Darmawan Selalu Ada Harapan untuk memiliki anak.(Foto :WanitaIndonesia.co)

Seorang wanita dengan Endometriosis masih bisa memiliki peluang hamil, namun mereka harus lebih sabar dan berjuang bersama suaminya, dikarenakan banyak faktor yang akan memengaruhi kehamilan, seperti sperma pasangan.

Juga perlu diteliti tingkat Endometriosis apakah ringan, sedang atau berat. Faktor usia juga sangat memengaruhi. Selain tentunya cadangan sel telur yang berperan penting.

Lewat hasil pemeriksaan oleh Dokter Spesialis Obgyn Obstetri & Ginekologi kemudian akan ditentukan program hamil apa yang paling sesuai untuk pasien. Jika terdeteksi mengalami Endometriosis berat, pasien berusia tua, dengan cadangan sel telur sedikit disarankan untuk mengikuti program bayi tabung.

Namun pasien yang berusia muda, kurang dari 35 tahun dengan tingkat Endometriosis ringan hingga sedang, bisa mengikuti program hamil alami. Tentu saja harus diteliti pula faktor – faktor pendukung kehamilan lainnya.

Perlu diingat Endometriosis bisa menurunkan cadangan sel telur, serta bisa muncul kembali.

Mioma Rahim

Pertumbuhan jaringan otot rahim di liar atau di bagian dalam rongga rahim, serta di dalam dinding rahim. Mioma pada dinding rahim menyebabkan rasa nyeri. Waspada dengan mioma rahim yang berukuran kecil, karena seringkali tak bergejala.

Adenomiosis

Kelainan yang terjadi ketika jaringan dinding rahim tumbuh di dalam lapisan otot rahim. Kondisi ini lumrah ditemukan pada wanita yang berusia lanjut, dan sudah pernah melahirkan.

Penyakit Radang Panggul

Merupakan infeksi yang terjadi pada organ panggul seperti rahim, tuba falopi, ovarium yang disebabkan oleh infeksi menular seksual. Peradangan akan menimbulkan rasa nyeri.

Stenosis Serviks

Kelainan pada serviks yang berukuran sangat kecil, sehingga darah haid sulit keluar. Akibatnya, tekanan di dalam rahim akan meningkat, menyebabkan rasa nyeri. Tapi kasus ini sangat jarang terjadi.

Faktor Penyebab Dismenore

1. Usia di bawah 30 tahun.
2. Memiliki riwayat penyakit serupa dari keluarga.
3. Perdarahan.
4. Mengalami pubertas sebelum 11 tahun.
5. Tidak pernah hamil, dan melahirkan
6. Mengalami haid yang tidak teratur.
7. Mengalami perdarahan hebat pada saat haid.