wanitaindonesia.co, Kaltim – Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA) terus mendorong penguatan daya saing industri kecil dan menengah (IKM) sektor kain tenun. Salah satu upayanya diwujudkan dengan mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pewarnaan Alam di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Bimtek ini menjadi bagian dari rangkaian perayaan HUT Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) ke-45 yang telah dibuka sejak 11 Maret 2025. Selama empat hari, mulai 18 hingga 21 Maret 2025, sebanyak 20 pelaku IKM Tenun setempat mendapatkan pelatihan teknik pewarnaan alam dari Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJI).
Direktur Jenderal IKMA, Reni Yanita, menegaskan pentingnya penggunaan pewarna alami sebagai upaya pelestarian budaya sekaligus mendukung prinsip industri hijau. “Kain tenun merupakan produk budaya Indonesia yang terkenal akan keindahannya sampai mancanegara dan mampu membawa dampak ekonomi secara substantif. Oleh karena itu perlu terus kita lestarikan dan kembangkan industrinya,” ujarnya di Jakarta.
Reni menjelaskan, pewarna alam seperti kunyit, kayu nangka, daun mangga, hingga jambu biji sangat potensial dimanfaatkan karena mudah ditemukan di lingkungan sekitar. “Kekayaan alam Indonesia banyak yang dapat dijadikan bahan pewarna alam, misalnya kunyit, kayu nangka, daun mangga, jambu biji, dan lain-lain, jadi sudah sewajarnya kita manfaatkan. Tenun sebagai kekayaan budaya Indonesia, diwarnai dengan bahan dari kekayaan alam Indonesia,” lanjutnya.
Ia menambahkan, tren pasar global yang semakin peduli terhadap isu lingkungan menjadi peluang besar bagi industri tenun lokal. “Penggunaan pewarna alam pada produk wastra dapat memberikan corak yang khas dengan warna-warna yang beragam dan menarik. Apalagi, saat ini konsumen juga mengalami perubahan selera dan lebih peka terhadap isu lingkungan, sehingga mereka jadi lebih pro terhadap produk-produk sustainable,” katanya.
Kegiatan ini turut melibatkan Dinas KUKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Penajam Paser Utara, Dekranasda setempat, serta Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN). Direktur Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, dan Kerajinan (Dit. IKM KSK), Budi Setiawan, menegaskan bahwa pelatihan ini bersifat aplikatif.
“Kegiatan bimbingan teknis ini 80% berupa praktik, jadi para peserta dapat langsung menerapkan ilmunya. Tentunya, mereka akan dibekali pengetahuan seputar proses pewarnaan alam pada benang tenun terlebih dahulu,” jelas Budi di lokasi acara.
Ia juga memastikan bahan-bahan yang digunakan berasal dari sumber daya lokal untuk menguatkan identitas kain tenun khas daerah. “Bahan-bahan pewarna alam yang digunakan juga yang berasal dari alam sekitar, dengan begitu para peserta dapat membuat produk Tenun khas Panajem Paser Utara dengan ciri khas tersendiri karena memanfaatkan sumber daya lokal yang ada,” tutupnya.
Melalui kegiatan ini, Ditjen IKMA berharap IKM Tenun di Kalimantan Timur semakin mampu bersaing dengan mengedepankan produk yang ramah lingkungan dan bernilai budaya tinggi. (Wib)