WanitaIndonesia.co, Lampung Selatan, Lampung — Dompet Dhuafa melakukan sebuah inovasi dalam mengoptimalkan dana ZISWAF menjadi program-program untuk kemaslahatan umat. Kali ini, Dompet Dhuafa Lampung meluncurkan program Maggotin, di Desa Karang Anyar, Jati Agung, Lampung Selatan, pada Minggu (15/10/23). Program ini menjadi salah satu program lingkungan Dompet Dhuafa dengan tujuan mengurangi sampah, khususnya pada sampah organik.
Program Maggotin ini diresmikan secara simbolis oleh Y. Ruchyansyah selaku Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Herman Budianto selaku GM Dakwah, Budaya dan Lingkungan Dompet Dhuafa, dan Yogi Achmad Fajar selaku Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Lampung.
Pada kesempatan ini, Y. Ruchyansyah mengapresiasi serta mendukung penuh program lingkungan ini. Ia menuturkan bahwa Dompet Dhuafa selaras dengan pemerintah yang sangat serius untuk mengatasi permasalahan sampah di Lampung.
“Saya merasa senang akan hadirnya program ini. Program ini membantu kami, pemerintah untuk mengedukasi masyarakat dan membantu mengatasi permasalahan sampah organik di Lampung. Kami harap bentuk-bentuk kolaborasi seperti ini dapat terus ditingkatkan dan dilanjutkan,” terangnya.
Program Maggotin terdiri dari 1 kelompok yang beranggotakan 20 orang sebagai penerima manfaat. Mereka akan dibina untuk mengelola kandang maggot dengan kapasitas penguraian sampah diatas 500 kilogram per hari. Sehingga dalam waktu 1 bulan, potensi penguraian sampah organik di kandang maggot akan mampu mencapai 15 ton.
Herman Budianto menjelaskan, maggot memiliki kemampuan dalam mengurai sampah dengan sangat cepat. Dalam waktu 24 jam, 10.000 ekor Maggot BSF dapat mengurai 5 kg sampah organik. Maggot juga mampu memakan sampah organik sebanyak 2 hingga 5 kali berat badannya per hari.
“Maggotin ini adalah sebuah gerakan mengurangi sampah melalui budidaya maggot. Melalui konsep pemberdayaan, program maggotin menjadi terobosan pengelolaan sampah yang juga dapat menghasilkan dan membantu perekonomian para penerima manfaat,” ujar Herman.
Sementara itu, Yogi Achmad Fajar turut menambahkan bahwa potensi maggot dalam pengelolaan sampah organik ini sungguh luar biasa. Ia berharap melalui program ini, kelak dapat menjadi sebuah percontohan terhadap program edukasi zero waste serta menjadi pemantik gerakan pengelolaan sampah dari rumah.
“Kami berharap melalui program ini nantinya dapat menjadi percontohan, edukasi zero waste dan pemantik gerakan pengelolaan sampah dari rumah,” tutur Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Lampung tersebut.
Lebih jauh lagi, program Maggotin yang dikelola Dompet Dhuafa Lampung ini diharapkan dapat hadir juga di berbagai titik lain di Lampung, khususnya di wilayah yang terdapat penumpukan sampah organik, seperti pasar dan tempat pembuangan akhir (TPA).
Dengan haru, Paiman (40), salah satu penerima manfaat, menyampaikan bahwa dirinya beserta penerima manfaat lain sangat bersyukur atas bantuan kandang maggot yang diterima. Ia juga sebenarnya sudah lama memiliki keinginan untuk mengurai sampah-sampah basah (organik) supaya tidak menyebabkan bau busuk dan penyakit. Keinginannya ini akhirnya akan terwujud bersamaan dengan digulirkannya program Maggotin.
“Terima kasih, terima kasih Dompet Dhuafa, saya senang sekali. Ini seperti mimpi, karena ini impian saya sejak lama,” ungkapnya kepada Dompet Dhuafa. (adv)