WanitaIndonesia.co – Dompet Dhuafa dan Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengidentifikasi potensi besar dalam wakaf pasar modal, terutama di kalangan milenial. Hal ini menjadi sorotan dalam sebuah talkshow bertajuk “Milenial Berwakaf dalam Pasar Modal” yang diselenggarakan pada Jumat, 3 November 2023, di Gedung BEI, Jakarta Selatan. Acara ini dihadiri oleh ratusan peserta dari kalangan mahasiswa, blogger, dan media.
Pasar modal semakin populer di kalangan milenial karena menawarkan beragam kemudahan dan keuntungan. Ini menjadi daya tarik bagi mereka untuk berinvestasi di pasar modal. Dompet Dhuafa dan BEI melihat peluang ini sebagai potensi yang sangat baik untuk meningkatkan praktik wakaf di Indonesia. Salah satu upaya untuk mendorong wakaf pasar modal adalah melalui penerbitan instrumen sukuk wakaf, dikenal sebagai Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS). Konsep CWLS ini telah terbukti efektif dalam mengoptimalkan aset wakaf.
Diskusi tentang investasi yang cerdas ini melibatkan sejumlah narasumber ahli di bidangnya, termasuk Irwan Abdalloh, Kepala Divisi Pasar Modal Syariah, Zainal Falah, Head of POEMS Syariah PT Philip Sekuritas Indonesia, Izzuddin Abdul Manaf, Dewan Pengawas Syariah Dompet Dhuafa, dan Frisca Devi Choirina, Co-Founder @ngertisaham.
Rahmad Riyadi, Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika, dalam sambutannya, menekankan pentingnya diskusi tentang wakaf. Dompet Dhuafa terus berupaya mengembangkan wakaf sebagai salah satu pilar ekonomi syariah yang potensinya diperkirakan mencapai Rp200 triliun di Indonesia. Jika potensi ini dapat direalisasikan, itu akan menjadi kontribusi yang signifikan bagi ekonomi Islam.
Per Oktober 2023, jumlah nazir wakaf di Indonesia sudah mencapai lebih dari 400 lembaga. Meskipun begitu, potensi wakaf belum sepenuhnya dimanfaatkan. Dompet Dhuafa, sebagai salah satu lembaga wakaf terkemuka, hanya mampu mengumpulkan wakaf sekitar Rp20 miliar setiap tahun. Angka tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan potensi yang ada. Oleh karena itu, Dompet Dhuafa melihat pentingnya bekerja sama dengan pasar modal untuk memperluas pemahaman masyarakat tentang wakaf dan meningkatkan praktiknya.
Irwan Abdalloh menekankan bahwa target utama wakaf di pasar modal syariah adalah kalangan muda, mengingat mayoritas penduduk Indonesia termasuk dalam kelompok usia produktif. BEI percaya bahwa pasar modal syariah dapat menggabungkan aspek ekonomi dan sosial secara bersamaan. Meskipun awalnya wakaf masih terkait erat dengan masjid, madrasah, dan makam, BEI melihat potensi dalam mengembangkan praktik wakaf di pasar modal.
Zainal Falah dari Philip Sekuritas Indonesia menjelaskan mengapa Dompet Dhuafa dipilih sebagai mitra nazir dalam kegiatan wakaf saham. Ia menyebut bahwa Dompet Dhuafa adalah lembaga yang cukup berpengalaman dalam mengelola dana wakaf dan sangat profesional dalam hal ini. Philip Sekuritas yakin bahwa kerjasama dengan Dompet Dhuafa dalam instrumen wakaf sukuk akan menjadi langkah yang sangat positif.
Wakaf saham dapat menjadi alternatif menarik bagi para investor muda dan milenial untuk berbagi dan memberikan manfaat yang berkelanjutan. Mekanisme wakaf saham melibatkan investasi di saham syariah, yang kemudian dikelola oleh nazir. Hasil dari investasi ini akan disalurkan ke lembaga pengelola wakaf.
Dompet Dhuafa dan perusahaan sekuritas akan bekerja keras untuk menyosialisasikan konsep wakaf saham dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang manfaatnya. Dengan kerja sama yang kuat antara lembaga wakaf dan pasar modal, diharapkan praktik wakaf di pasar modal akan semakin berkembang dan mendapatkan dukungan lebih besar dari masyarakat. (adv)