Dokter Spesialis Paru Ingatkan Ancaman Serius Polusi Udara Bagi Lansia dan Tumbuh Kembang Anak

dr. Jaka Pradipta, Sp. P Foto : Istimewa.

WanitaIndonesia.co, Jakarta – dr. Jaka Pradipta, Sp. P memaparkan pentingnya menjaga kebersihan udara di dalam rumah.

Fakta mencengangkan kala rumah paparan polusi udaranya 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan di luar.

Polusi udara dalam jangka panjang akan memengaruhi tumbuh kembang anak. Anak merupakan kelompok usia yang sangat rentan terhadap efek buruk dari polusi udara, dikarenakan mereka bernapas lebih cepat dibandingkan orang dewasa. Mereka berpotensi menghirup, serta menyerap lebih banyak polutan.

Beberapa jenis polutan seperti magnetite, dan polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH) merupakan partikel yang sangat halus, mudah masuk ke dalam tubuh.

Magnetic merupakan polutan yang sangat beracun buat otak. Sedangkan PAH merusak White Matter pada otak. Dampaknya akan memengaruhi fungsi kognitif, dan kecerdasan. Anak mudah cemas, serta mengalami depresi.

dr. Jaka menganjurkan orang tua untuk memerhatikan aspek sirkulasi udara di dalam rumah, rutin membersihkan rumah, serta memperkuat dengan penggunaan Air Purifier yang tepat.

Halaman rumah asri, yang tak memiliki halaman ganti dengan tanaman sulur
Foto : Istimewa.

Berikut anjuran dr. Jaka untuk menangkis polusi udara.

1. Usahakan membuat halaman rumah asri dengan pepohonan, tanaman untuk menyaring debu, partikel kimia. Jika tinggal di rumah tanpa halaman, tanam dengan sistem gantung atau sulur yang mudah tumbuh tanpa perawatan khusus.

2. Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik dengan ventilasi berupa pintu, jendela, serta atap yang sebagian bisa dibuat terbuka.

Saat di rumah ketika udara tak terpapar polusi, bukalah pintu dan jendela agar terjadi sirkulasi udara. Tapi saat udara tercemar disarankan untuk menutup rapat.

3. Semua elemen interior seperti perabot, peranti kamar tidur, proses memasak hingga dinding dan furnitur merupakan penyebab utama polusi udara di dalam rumah. Peranti berdebu, kotor menjadi salah penyebab yang memicu beragam penyakit khususnya ISPA.

Proses memasak akan menghasilkan asap, dan sisa lemak yang memicu polusi. Selain penggunaan cat dinding, furnitur yang mengandung bahan kimia.

Pun halnya dengan asap rokok yang sering disepelekan. Walau asap, serta baunya telah menghilang, namun partikel zat beracun rokok akan terserap ke dalam material seperti sofa, gorden, bantal kursi dlsbnya. Jika diabaikan dalam waktu lama, serta terus berulang, kandungan partikel berbahaya akan semakin tinggi.

Anjurkan anggota keluarga, juga tamu untuk tak merokok. Jangan menyediakan asbak. Serta cuci semua material kain yang terpapar asap rokok.

Polusi udara di rumah juga dipicu saat memanaskan mesin kendaraan yang menghasilkan gas buang berbahaya.

Berkelit dari polusi udara, rumah harus memiliki sirkulasi udara yang baik.
Foto : Istimewa.

4. Rutin membersihkan area yang mudah dihinggapi debu, maupun kotoran, serta area lainnya. Bersihkan secara seksama terutama di bagian celah yang memiliki tingkat kesulitan tinggi. Disarankan untuk melakukan pembersihan secara berulang agar hasilnya maksimal, berdampak bagi kesehatan, serta kenyamanan keluarga di rumah.

5. Salah satu indikasi rumah dengan udara yang tak bersih jika ada yang bersin, batuk dengan intensitas sering tanpa ada penyebab yang jelas. Namun ketika berada di luar kondisinya malah lebih baik. Selain merasakan keluhan sesak napas. Ciri lainya, bau lembab, bau khas polutan dari asap rokok, serta gas buang.

6. Dampak polusi udara akan menyebabkan beragam penyakit khususnya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Rentan menyerang Lansia, anak-anak, orang yang memiliki penyakit bawaan, serta orang dewasa yang memiliki imunitas rendah.