WanitaIndonesia.co, Jakarta – Myopia Booming menjadi ancaman keberlangsungan hidup bangsa dikarenakan kejadiannya meningkat hingga 70% pada anak usia Sekolah Dasar.
Menurut dokter Optometri, dan Founder VIO Optical Clinic Andri Agus Syah OD, FPCO, FAAO, FIALVS kejadian myopia merupakan hal yang umum dialami. Diperkirakan hampir 50% masyarakat dunia di tahun 2050 akan menderita Myopia (data WHO).
Myopia pada anak-anak lebih banyak dipengaruhi oleh lifestyle yang tak baik seperti menggunakan gawai dalam waktu lama, faktor genetik, faktor lingkungan, serta malas beraktivitas di luar ruang.
Faktor genetik harusnya bisa diantisipasi sejak dini dengan periksa mata secara rutin, tanpa harus menunggu munculnya tanda-tanda kelainan pada mata.
Orang tua harus memberikan pemahaman kepada anaknya untuk membatasi aktivitas dengan gadget. Anak berusia di bawah 12 tahun maksimal hanya menggunakannya 1 jam, lalu lanjutkan dengan aktivitas luar ruang selama 1 jam.
Penting untuk melakukan kebiasaan baik saat menonton televisi, bermain gadget tidak sambil tiduran, serta mendapatkan cahaya yang cukup.
Tipikal Anak Dengan Indera Penglihatannya
Dari pengalaman praktik saat melayani pasien anak-anak, dokter kharismatik ini menemukan tiga tipikal anak dengan penglihatannya.
Tipe pertama mereka tak mengetahui kalau penglihatan mereka buram. Mereka hanya melihat apa adanya, serta tak pernah bertanya ke orang tuanya.
Tipe kedua, mereka tahu bahwa penglihatan mereka mulai buram, tapi mereka beralibi tak berani menceritakan ke orang tua mereka, karena takut dimarahi. Penyebabnya mereka asyik dengan gadget, bermain gadget atau menonton sambil tiduran.
Tipe ketiga, mereka menggunakan kacamata tapi tak rutin. Bila tak diawasi, kacamatanya akan dilepas, karena mengganggu aktivitas saat berkegiatan di luar seperti saat berolahraga. Selain frame sering turun.
Sebagai Klinik mata yang mengedepankan inovasi, VIO Optical Clinic menawarkan terapi Ortho -K (Orthokerology) yang merupakan metode terapi kelainan mata minus hingga silinder. Cara kerjanya, pasien akan dipakaikan ortho – k lens yang didesain khusus oleh dokter mata dengan keahlian khusus. Digunakan dengan cara-cara khusus yang tak sama dengan lensa kontak biasa.
Penggunaan lensa dilakukan pada malam hari ketika hendak tidur (8 jam). Fungsinya tak sekedar memperbaiki penglihatan, juga mengurangi hingga menghilangkan minus pada mata.
Lensa kontak bekerja di malam hari dengan membentuk ulang kornea agar kembali bundar, sehingga ketika bangun pagi hari, penggunanya dapat melihat dengan jelas dibandingkan sebelum menggunakan.
Terapi Ortho -K sangat dianjurkan untuk anak-anak dengan kelainan mata minus. Efektif untuk menghambat kenaikan mata minus.
Walau ditujukan untuk anak-anak berusia 6- 18 tahun yang belum diperbolehkan untuk operasi lasik, orang dewasa yang takut operasi lasik dianjurkan untuk melakukan terapi ini. Juga ditujukan untuk orang yang alergi dengan lensa kontak, serta aktif berkegiatan.
Terapi Ortho -K memiliki banyak keunggulan seperti tak sakit, praktis tanpa prosedur bedah. Hanya dengan menempelkan lensa kontak ke bagian mata, dengan risiko yang sangat rendah dibandingkan lasik, serta biaya yang terjangkau.
Namun kendalanya pun harus disikapi bijak oleh pengguna, diantaranya harus beradaptasi karena lensa rigid, timbul rasa tak nyaman saat digunakan. Penting untuk digunakan secara teratur sesuai petunjuk dokter, agar minus pada mata berkurang, serta menahannya agar hasilnya maksimal.
Lensa kontak harus dibersihkan rutin agar tak menimbulkan infeksi. Untuk minus ringan penggunaan rutin 1-2 minggu hasilnya sudah maksimal, sebaliknya yang minusnya tinggi butuh waktu.
Penggunaan lensa kontak harus diawasi dokter mata, serta penggunanya harus melakukan kontrol rutin.
Penting diingat efek perbaikan terapi Ortho -K bersifat sementara bukan permanen. Namun tak perlu khawatir, pasien bisa menjaga hasilnya dengan rutin berkonsultasi, serta mengikuti arahan dokter.