WanitaIndonesia.co – Kemarau panjang yang melanda wilayah Gunungkidul semakin memperparah kekeringan yang terjadi di berbagai kecamatan. Panas terik matahari membuat lahan pertanian kering dan retak, menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan optimal. Warga Dusun Piji, Kecamatan Gedangsari, termasuk yang merasakan dampak dari bencana kekeringan ini.
Dusun Piji, bersama dengan 12 kecamatan lainnya di Kabupaten Gunungkidul, menghadapi krisis air bersih yang sangat parah. Mayoritas petani di wilayah ini mengandalkan air untuk kegiatan bertani padi. Namun, kemarau panjang menyebabkan sawah-sawah kering tanpa aliran irigasi, sehingga banyak petani yang gagal panen.
Salah satunya adalah Pak Beja, petani di Dusun Piji. Ia mengungkapkan bahwa hujan terakhir turun pada bulan Mei, dan sejak saat itu sawahnya tak mendapatkan pasokan air yang cukup. Akibatnya, hanya sebagian kecil dari padi yang ia tanam berhasil dipanen.
“Biasanya saya panen satu kuintal, tapi tahun ini turun 40 hingga 50 persen,” ujar Pak Beja.
Pak Beja dan petani lainnya di Gedangsari menanam padi untuk kebutuhan sendiri. Hasil panen yang tidak mencukupi membuat mereka harus membeli beras di luar. Gagal panen tahun ini memaksa Pak Beja untuk mencari penghasilan tambahan dengan menganyam kerajinan tangan, meski penjualannya tidak selalu pasti.
Kondisi kekeringan ini membuat warga semakin kesulitan mendapatkan air bersih. Sumur-sumur galian kering, dan warga hanya mengandalkan satu sumur yang airnya muncul pada waktu-waktu tertentu. Ini tentu tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Gunungkidul memang dikenal sebagai daerah yang sering terkena dampak kekeringan saat kemarau. Karakteristik tanah karst dan rendahnya curah hujan menjadi faktor penyebab utama. Meskipun warga telah berusaha melakukan mitigasi seperti menanam padi lebih awal, perubahan cuaca yang tidak menentu membuat mereka tetap kesulitan.
Kehadiran bantuan air bersih dari Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa pada Selasa (27/8) menjadi angin segar bagi warga Dusun Piji. Ini merupakan bantuan air pertama yang diterima warga setelah jalan terjal menuju dusun menyulitkan distribusi air sebelumnya.
“Sementara ini belum ada bantuan air bersih yang masuk. Baru ini saja. Bantuan dari DMC jadi bantuan yang pertama masuk ke tempat kami,” ungkapnya.
“Saya atas warga Dusun Piji mengucapkan terima kasih untuk DMC Dompet Dhuafa yang telah membantu untuk warga kami. Semoga bermanfaat untuk kami semua. Dan ke depannya semoga DMC Dompet Dhuafa mendapat ganjaran kebaikan yang lebih banyak,” pungkas Pak Beja.
Air bersih kini menjadi barang yang sangat berharga di tengah musim kemarau ini. Tidak hanya sebagai kebutuhan dasar, air juga menjadi simbol harapan bagi warga yang masih bertahan di tengah sulitnya kondisi. (Adv)