wanitaindonesia.co – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan dengan adanya kenaikan tarif cukai perlu diikuti dengan penyesuaian harga jual eceran minimum. Untuk itu, batasan harga jual eceran minimum dinaikkan rata-rata sebesar 12 persen.
“Dengan pertimbangan antara lain agar tarif cukai tidak melebihi batasan 57 persen dari HJE, terutama jenis SKM (sigaret kretek mesin) dan SPM (sigaret putih mesin),” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers, Senin, 13 Desember 2021. Sebelumnya menetapkan tarif cukai hasil tembakau naik rata-rata 12 persen pada 2022. Besaran tarif itu telah disepakati bersama Presiden Joko Widodo.
Kenaikan tarif cukai itu pun diperkirakan menaikkan indeks kemahalan dari 12,7 persen menjadi 13,78 persen. Dengan demikian, diharapkan prevalensi merokok dewasa turun dari 33,2 persen menjadi 32,26 persen.
Berikut ini adalah harga jual eceran per bungkus berisi 20 batang rokok untuk setiap golongan dengan adanya kenaikan tarif itu.
– Sigaret Kretek Mesin I : Rp 38.100
– Sigaret Kretek Mesin IIA : Rp 22.800
– Sigaret Kretek Mesin IIB : Rp 22.800
– Sigaret Putih Mesin I : Rp 40.100
– Sigaret Putih Mesin IIA : Rp 22.700
– Sigaret Putih Mesin IIB : Rp 22.700
– Sigaret Kretek Tangan IA : Rp 32.700
– Sigaret Kretek Tangan IB : Rp 22.700
– Sigaret Kretek Tangan II : Rp 12.000
– Sigaret Kretek Tangan III : Rp 10.100
Begitu pula dengan prevalensi merokok anak yang diperkirakan turun dari 8,97 persen menjadi 8,83 persen. “Semakin mendekati target RPJMN 8,7 persen,” ujar Sri Mulyani.