WanitaIndonesia.co, Maluku – Pesona dari Timur Indonesia tak terbantahkan, salah satunya Kabupaten Kepulauan Aru di Provinsi Maluku. Kabupaten yang beribukota di Dobo ini memiliki sumber daya alam dan keanekaragaam hayati tinggi.
Kabupaten ini berbatasan dengan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat di bagian utara dan di bagian timur berbatasan dengan Provinsi Papua. Sedangkan kabupaten ini berbatasan dengan Laut Arafura di bagian selatan dan Kabupaten Maluku Tenggara di bagian barat.
Potensi sumber daya alam yang cukup besar ini tentunya memerlukan pengelolaan yang efektif dan efisien. Efektif dalam hal bagaimana mengelolanya agar dapat diperoleh peningkatan produktifitas baik di skala perorangan, kelompok atau bahkan perusahaan. Sedangkan efisien berarti berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk bisa memangkas ongkos produksi dan pemasaran.
Upaya menumbuhkan dan mengembangkan komoditi Hasil Laut tersebut, menjadi perhatian penuh Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku. Sinergi yang dilakukan pun melibatkan Pemerintah Desa dan Jemaat GPM Durjela sebagai salah satu Bapak Angkat dalam membeli dan memasarkan produk akhir dari komoditi pangan olahan ini.
Konsep Pemberdayaan Ekonomi melalui pendekatan Daerah Perbatasan yang menjadi perhatian utama Pemerintah Provinsi Maluku sebagai rujukan dari arahan Penjabat Gubernur Maluku tentang Pengembangan Ekonomi dan Industri di Daerah Perbatasan. Dalam upaya itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku mengadakan Bimbingan Teknis Proses Produksi Pangan Olahan Hasil Laut di Daerah Perbatasan Kabupaten Kepulauan Aru, (29/11-3/12).
Kepala Dinas Perindag Maluku yang diwakili oleh Kepala Bidang Industri Marchelino Paliama, membuka secara resmi kegiatan yang bertempat di Balai Pertemuan Jemaat GPM Durjela (29/11). Dalam sambutannya, dirinya memberikan penekanan terhadap perubahan pola pikir dari para pelaku IKM pengolahan hasil laut untuk terus melakukan inovasi, kreasi dan termotivasi dalam upaya pengembangan usaha yang ada dan berharap agar barang-barang bantuan yang diberikan dapat dimanfaatkan secara maksimal demi dan untuk kehidupan saudara-saudara pelaku Industri, ujarnya. Penciptaan dan peningkatan spirit berwirausaha dari sumber daya manusia industri menjadi tolak ukur keberhasilan dari Bimtek ini, tandasnya.
Tujuan dari bimbingan teknis, masyarakat memperoleh keterampilan mengolah bahan baku hasil laut seperti ikan, udang, cumi menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi dalam berbagai produk akhirnya seperti nuget, bakso, rendang, stik, lemper, dan produk lainnya dari bahan dasar ikan dan sejenisnya. Selain itu, keterampilan mengolah bahan baku hasil laut tersebut, diharapkan menjadi produk unggulan sebagai komoditas ekspor sehingga akan membuka lapangan kerja dan menumbuhkan ekonomi masyarakat di bumi Jargaria, tegasnya.
Dirinya berharap agar potensi dan komoditi hasil laut yang berada di Kabupaten Kepulauan Kepulauan Aru dapat diberdayagunakan dalam menghasilkan produk-produk yang berdaya saing, sehingga mampu bersaing dengan produk dari daerah lain. Selain itu pula, menurutnya, produk olahan hasil laut harus dijadikan produk unggulan Kepulauan Kepulauan Aru yang merupakan salah satu penghasil ikan terbesar di Maluku.
Kegiatan Bimtek ini berlangsung selama 4 hari dari tanggal 29/11-3/12 2024 yang diikuti oleh 20 orang peserta yang merupakan Wira Usaha Baru (WUB) yang berada di beberapa desa Durjela Kecamatan Pulau-Pulau Aru. “peserta sangat antusias dalam mengikuti setiap materi dan praktek yang diberikan oleh instruktur, dan menambah pengetahuan dan keterampilan bagi mereka”, katanya. Hadir dalam kegiatan Bimtek ini Ketua Majelis Jemaat GPM Durjela, Pemerintah Desa Durjela, Pejabat Struktural dari Dinas Perindagkop Kabupaten Kepulauan Aru dan mitra pendukung lainnya.
Instruktur yang mendampingi dan memberikan materi pelatihan yakni Delli Gunarsa dari D&D Jakarta. Berbagai materi dasar diberikan dalam upaya merubah pola pikir dari para peserta sehingga benar-benar terbangun spirit berwirausaha dan peningkatan motivasi diri dalam mengembangkan produk-produk olahan dari bahan dasar hasil laut.
Produk-produk yang dihasilkan dari Pelatihan ini Bakso, Nuget, Stik, Rendang, Lumpia, Amplang, Abon, Pastel, Fish Roll yang semuanya dari bahan dasar ikan. Peserta Bimtek Ania Hurulean memberikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku yang telah memberikan sentuhan manis melalui kegiatan Bimtek yang dipadukan dengan pemberian bantuan peralatan dan kemasan. Harapan kami, semoga hasil akhir berupa produk-produk olahan dari ikan dan hasil laut lainnya ini dapat dipasarkan dan menjadi produk yang bernilai ekonomis.
“Peserta Bimtek harus serius dalam mengikuti materi sehingga produk-produk yang dihasilkan pula dapat memiliki kualitas dan berdaya saing”, katanya
Dirinya berharap agar semua stakeholder dapat bergandeng tangan mensukseskan pembangunan di sektor Industri bagi kesejahteraan masyarakat khususnya di bumi Jargaria yang kita cintai ini.
Sementara itu, dalam sambutan penutupan kegiatan Bimtek ini, Kepala Bidang Industri Marchelino Paliama menegaskan agar para peserta dapat terus menumbuhkan spirit berwirausaha sebagai konsep yang diharapkan tumbuhnya sejumlah Wira Usaha Baru Potensial di Kabupaten Kepulauan Aru. “Saudara-saudara peserta harus menjadi motivator bagi pelaku industri lainnya, lewat ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki”, tegasnya
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Dekranasda Maluku ini pun berharap agar produk olahan hasil laut ini dapat terus dikelola dengan professional sehingga pemberdayaan ekonomi masyarakat di daerah perbatasan dalam terpenuhi dan angka pengangguran pun dapat ditekan, katanya.
“Tentunya bisa membuka lapangan kerja, dan menumbuhkan ekonomi masyarakat khususnya di desa, syukur nanti bisa tumbuh berkembang di wilayah lain di Kabupaten Kepulauan Aru,”kata Paliama.
Pada acara penutupan diserahkan Sertifikat Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Peralatan serta Kemasan secara stimulan kepada 20 pelaku Industri di Desa Durjela, Kabupaten Kepulauan Aru. “kiranya legalitas berusaha yakni Nomor Induk Berusaha (NIB) dapat dijadikan modal dalam mengembangkan produktivitas berusaha dari para pelaku industri di bumi Jargaria ini, tuturnya.
Dia meyakini, dengan ekonomi tumbuh pendapatan perkapita masyarakat meningkat, harapannya hidup masyarakat bahagia dan sejahtera sesuai dengan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru dan Pemerintah Provinsi Maluku.
Dirinya menegaskan agar konsep satu desa satu produk atau yang lebih dikenal dengan nama one village one product (satu desa satu produk) yang dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi Maluku, menjadi perhatian dari seluruh stakeholder di bumi yang penuh potensi dan hasil kekayaan alamnya. Kalau bukan sekarang kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi, tegasnya. Mari taburkan kebaikan lewat ilmu pengetahuan, keterampilan dan teknologi bagi para pelaku industri di Maluku khususnya di Daerah Perbatasan, agar tumbuh bunga-bunga ditaman sari Indonesia melalui Transformasi Maluku Menuju Maluku Yang Maju, Adil dan Sejahtera Menyongsong Indonesia Emas 2045. (srv)