“Menghubungkan strategi komunikasi dengan rasa, Ahmad Fadli membawa pengalaman PR-nya ke dunia kuliner.”
WanitaIndonesia.co – Ahmad Fadli bukan nama asing di dunia public relations (PR). Selama lebih dari 16 tahun, ia membangun reputasi dan citra berbagai perusahaan ternama di sektor makanan, minuman, dan lifestyle, mencetak kampanye yang menjangkau jutaan konsumen.
Karier Fadli dimulai pada 2009 di salah satu agensi PR terkemuka di Indonesia. Dari titik awal itu, ia menapaki perjalanan panjang hingga dipercaya memegang posisi strategis di berbagai perusahaan, terakhir sebagai Head of Media Relations.
Sepanjang kariernya, Fadli dikenal karena kemampuannya merangkai cerita yang membuat brand-brand besar hidup di mata publik. Baginya, PR bukan sekadar strategi komunikasi, ia adalah seni membangun hubungan melalui kisah yang menyentuh.

Menyelami Dunia Kuliner Sambil Berkarya di PR
Di balik dunia PR yang sarat diplomasi, Fadli memiliki bahasa universal lain, yaitu makanan. Menurutnya, makanan dan PR tak jauh berbeda. Keduanya berurusan dengan rasa, pengalaman, dan emosi. Bedanya, yang satu dikemas untuk publik, yang lain hadir di meja makan.
“Makanan bukan sekadar kebutuhan, tapi cerita. Setiap gigitan menghadirkan kenangan, kebersamaan, bahkan kebahagiaan. Itu alas an saya akhirnya terjun ke bisnis kuliner,” ujarnya.
Awalnya, Fadli mempertimbangkan berbagai usaha, namun keterbatasan waktu membuatnya memilih bisnis frozen food, yang memungkinkan fleksibilitas sembari tetap bekerja. Ditambah, ia memiliki tim yang handal dalam urusan memasak.
Hasilnya adalah 9 Nine Bite, brand frozen food yang menghadirkan Pempek Palembang, Dimsum, dan Mochi Ice Cream. Fadli membangun brand ini dengan strategi matang, mulai dari logo profesional, feed media sosial menarik, serta strategi awareness berbasis cerita dan konsistensi.
Dua hal yang menjadi DNA kerjanya selama bertahun-tahun. “Di fase awal, target saya bukan keuntungan besar. Yang penting orang tahu rasanya, suka, lalu mau repeat order. Bisnis makanan adalah tentang kepercayaan dan konsistensi,” jelas Fadli.
Itu mengapa, ia kerap menyertakan tester gratis di setiap pembelian sebagai investasi rasa untuk menumbuhkan loyalitas.
Menjaga Keseimbangan Pekerjaan dan Bisnis
Bagi Fadli, keseimbangan antara pekerjaan kantoran dan bisnis kuliner sangatlah penting untuk dijaga. Ia menyusun waktu secara efisien, memanfaatkan teknologi untuk koordinasi tim, dan tetap memastikan kualitas produk tetap terjaga.
Atas kerja kerasnya, respon pasar terhadap 9 Nine Bite cukup hangat. Sejumlah influencer dan figur publik memberikan dukungan, sementara pelanggan dari luar kota penasaran mencoba, meski distribusi saat ini baru menjangkau Jabodetabek.
Fadli sedikit memberi bocoran, nama 9 Nine Bite sengaja dipilih bersifat general, agar kelak dapat menjadi payung bagi berbagai lini usaha lainnya. “Impian saya, 9 Nine Bite bukan sekadar brand makanan beku. Saya ingin ia tumbuh menjadi korporasi kuliner, bahkan mungkin holding usaha di masa depan. Tapi semua berawal dari rasa, karena rasa adalah bahasa universal,” tutup Fadli. (GIE)