Cerita Sandiaga Uno, Ibunda dan Ambulan Putih

Foto : WanitaIndonesia.co

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Suatu masa dahulu Ibunda saya Hj. Mien Uno kerap bepergian ke luar negeri untuk memeriksakan diri, serta mengobati penyakit jantungnya, “ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.

Cardiovascular merupakan salah satu perawatan yang paling banyak dicari masyarakat Indonesia, dikarenakan banyak masyarakat kita yang menderita penyakit jantung.

Sebagian besar masyarakat memilih berobat ke luar negeri dikarenakan fasilitasnya terbilang lengkap, dengan peralatan modern serta mengedepankan layanan satu pintu yang menjamin ketepatan serta kecepatan layanan. Walau menurut sebagian mereka
tak ragu akan kemampuan para dokter jantung di Indonesia.

Penantian panjang akan layanan di dalam negeri terjawab saat hadir Rumah Sakit Jantung Heartology Kardiovaskuler yang berfokus pada layanan jantung terintegrasi, digawangi oleh sejumlah tenaga medis mumpuni.

Saat penyakit jantung Ibundanya kambuh kembali, Sandi segera menghubungi pihak Rumah Sakit. Tak berselang lama sebuah ambulan putih telah siaga di rumah, padahal waktu itu kami sedang sibuk mempersiapkan kebutuhan yang akan dibawa.

“Alhamdulilah lewat perawatan intensif selama beberapa bulan, sekarang ibu sudah pulang kembali ke rumah, serta kondisinya membaik dari sebelumnya,” terang Sandi. Pengalaman pribadi keluarganya tersebut diceritakan kembali oleh Menteri yang dikaruniai dengan limpahan energi kreatif, sebelum dirinya membuka secara resmi, Rumah Sakit swasta yang dijalankan dengan konsep modern untuk penyakit Jantung, dan Pembuluh Darah.

Tingginya angka kasus penyakit jantung di Indonesia tak sepadan
dengan jumlah dokter spesialis penyakit kardiovaskuler, serta fasilitas layanan kesehatannya. Ini menjadi penyebab utama pasien tak tertangani dengan tepat waktu.

Menteri Sandiaga melanjutkan, “Saat ini kami fokus untuk mengembangkan turisme medis dengan harapan, masyarakat bisa sehat, dan bugar di Indonesia.”

Direktur Rumah Sakit Heartoligy, Dr. Faris Basalamah Sp.JP (K). (Foto : Istimewa)

Direktur Rumah Sakit Heartology, Dr. Faris Basalamah Sp.JP(K) menyampaikan, “Tingginya angka kasus penyakit jantung di Indonesia tak sepadan dengan jumlah dokter spesialis penyakit kardiovaskuler, serta fasilitas layanan kesehatannya. Ini menjadi penyebab pasien lebih memilih berobat ke luar negeri, serta di dalam negeri banyak pasien yang tak tertangani dengan tepat waktu. ”

“Dengan hadirnya Rumah Sakit yang mengedepankan layanan terlengkap setara dengan rumah sakit di luar negeri, didukung dengan peralatan lengkap teknologi terkini. Penting digawangi oleh tim dokter ahli dalam menangani masalah penyakit jantung dari bayi hingga orang tua merupakan revolusi yang kami hadirkan buat masyarakat, “imbuh dokter Faris.

Dokter Faris menambahkan, “Rumah sakit yang sebenarnya telah hadir sejak tahun 2020 telah menangani lebih dari 1.500 kasus jantung, termasuk 1.000 intervensi, serta 400 penyakit aritmia jantung.”

Menurut dokter Faris, Heartology Cardiovascular merupakan satu-satunya Rumah Sakit Jantung Indonesia yang mengembangkan tindakan renal denervation untuk mengatasi masalah hipertensi yang tak bisa disembuhkan, yang jadi salah satu pemicu terjadinya penyakit jantung.

Turut berbagi pendapat Dr. dr. Dafsah A. Juzar, Sp.JP (K), Chairman Heartology Cardiovascular Hospital. Lewat keberadaan Rumah Sakit, kami mendukung upaya pemerintah untuk memperkuat sektor medical tourism di Indonesia. Rumah Sakit dengan layanan masalah jantung yang komprehensif, serta didukung oleh fasilitas kesehatan yang mumpuni. Penggunaan teknologi canggih akan memperkecil risiko atas tindakan medis yang diberikan ke pasien.

Keberadaan Rumah Sakit turut berkontribusi bagi masyarakat untuk mendapatkan layanan perawatan yang tepat waktu. Selain berdampak signifikan dalam mengurangi beban finansial, serta logistik keluarga, bila mereka memilih berobat ke luar negeri.

Upaya kami tentunya dapat meningkatkan citra Indonesia sebagai destinasi kesehatan global, berdampak ekonomi, serta meningkatkan kualitas, aksebilitas layanan kesehatan bagi masyarakat, “terang dokter Dafsah.

Chief Executive Officer, Amelia Hendra mengatakan, “Kehadiran Rumah Sakit merupakan Medical Excellence di Indonesia. Hampir 40% pasien berasal dari luar Jakarta seperti dari Papua, dan Kalimantan. Ini bukti tingginya kepercayaan masyarakat lewat layanan, serta keyakinan akan profesional tim dokter.”

Tim dokter mumpuni Spesialis Jantung dan Sub Spesialis. (Foto : Istimewa)

Sinergitas Lewat Edukasi #SatuDetikUntukIndonesia

Sebagai upaya mendukung program Pemerintah, saat ini kami sedang menggencarkan kampanye #SatuDetikUntukIndonesia berfokus pada upaya edukasi ke masyarakat, serta praktisi kesehatan agar lebih peduli terhadap kesehatan jantung lewat gaya hidup sehat.

“Kami menargetkan perempuan sebagai agen perubahan, Duta Kesehatan untuk keluarga, serta lingkungannya lewat praktik gaya hidup sehat berkelanjutan, serta ajakan untuk tak takut medical check-up kesehatan jantung mereka, “terang Amelia.

Kampanye didukung oleh dr. Reisa Broto Asmoro yang giat mengedukasi masyarakat lewat sejumlah unggahan kontennya. Dia mengingatkan masyarakat tak perlu takut periksa kesehatan jantung secara rutin, mengingat kondisi terkini, tren penyakit jantung itu banyak menyerang ke usia lebih muda. “Rasa takut harus segera diatasi, agar kita bisa memegang kendali untuk kesehatan kita, “seru dokter Raisa.

Pada momen ini, manajemen Rumah Sakit memperkenanlkan tim ahli jantung mereka yang terdiri dari spesialis, dan sub spesialis yang bekerja secara tim, sehingga mampu memberikan solusi medis komprehensif terhadap kelainan, penyakit jantung, dan pembuluh darah.

Peralatan modern tercanggih memperkecil risiko tindakan medis yang dilakukan. (Foto : Istimewa)

Para dokter ahli terdiri dari dr. Sunu Budhi Raharjo, Sp.JP (K), PhD yang memiliki rekam jejak medis telah melakukan lebih dari 5.000 kasus ablasi, serta lebih dari 1.000 kali melakukan pemasangan device.

dr. Dicky Aligheri Wartono, Sp.BTKV (K) yang memiliki rekam jejak medis telah melakukan lebih dari 4.500 operasi bypass, serta lebih dari 950 kali melakukan operasi aorta. Dokter yang memiliki background Spesialis Bedah Toraks, dan Kardiovaskular mendapat beasiswa bedah jantung dewasa/bedah koroner, dan valvular/Katup).

dr. Dicky mengambil sub spesialis bedah vaskular, dan endovaskular aorta di Korsel. Bedah gagal jantung, dan instrumentasi suport sirkulasi di Perancis. Ia juga giat berlatih di bidang vaskular /aorta, gagal jantung, dan bedah jantung dewasa di berbagai negara.

Berikutnya, dr. Suto Adiarto, Sp. JP (K), PhD, dokter jantung sub spesialis Kardiologi Intervensi yang fokus kepada spesialisasi jantung, dan pembuluh darah di Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Universitas Indonesia. Ia memperoleh beasiswa Kardiologi Intervensi dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, serta kursus intervensi vaskular perifer, dan aorta di Korsel.

Dia telah melakukan lebih dari 600 tindakan intervensi vascular, serta lebih dari 1.200 tindakan intervensi kardiologi.

dr. Suto merupakan konsultan kedokteran vaskular, yang rutin memperdalam ilmunya dengan mengikuti kursus singkat di luar negeri. Juga telah menerbitkan sejumlah publikasi  ilmiah.