Site icon Wanita Indonesia

Cerita Lato-Lato dari Kegagalan Jokowi hingga Melatih Saraf Kognitif dan Sensorik

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Bunyi trek-trek-trek terdengar di seantero pelosok negeri utamanya saat para bocil sedang berkumpul. Penanda berakhirnya masa isolasi dengan sosialisasi setelah pandemi.

Kembalinya mainan jadul era tahun – 70 an bisa terlihat dengan banyaknya masyarakat yang ingin mendapatkan cuan dengan berjualan Lato-Lato. Satu set Lato-Lato dijual dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp. 8.000 – Rp. 12.000.
Lato-Lato merupakan mainan yang terbuat dari dua buah bola, pendulum atau bandul berbahan plastik padat. Di negara asalnya Amerika Serikat, Lato-Lato dikenal dengan nama clackers, populer sejak tahun 60 -an. Terbuat dari material kaca yang dianggap membahayakan. Selain plastik dan kaca, juga diproduksi Lato-Lato dengan material kayu.

Lato-Lato dimainkan dengan fokus melatih kelincahan tangan saat mengayun-ayunan kedua bandul ke atas dan ke bawah hingga berbenturan, dan menghasilkan bunyi. Agar terdengar menarik dan memacu adrenalin, para pemain berusaha mempercepat gerakan, hal inilah yang kemudian memincu perdebatan. Karena jika tak terlatih dan mahir dapat berakibat fatal ke tangan dan wajah, selain bunyi berisik yang sangat menganggu.

Para ahli berpendapat Lato-Lato merupakan permainan yang mengajarkan keseimbangan tangan. Saat menggerakkan tangan terjadi kordinasi antara Kognitif dan Motorik yang berdampak pada sistem saraf yang berguna pada pembelajaran. Membuat anak menjadi lebih aktif, menambah semangat dalam belajar. Hal lain melatih ketenangan pikiran, kesabaran, serta keseimbangan tubuh. Hal inilah yang kemudian membuat sebagian orang tua lebih senang anaknya bermain Lato-Lato dibandingkankan gadget.

Walau tak banyak dampak negatif, namun orang tua penting memberikan saran dan nasehat ke anak-anaknya sedang bermain. Utamanya dari aspek keselamatan, tahu tempat dan waktu yang tidak menggangu lingkungan.

Presiden Jokowi dan Gubernur Jawa-Barat Ridwan Kamil saat berkunjung ke sebuah pasar di daerah Subang, mencoba memainkan Lato-Lato yang dibeli dari pedagang setempat. Mereka mengaku gagal saat memainkannya. Butuh konsentrasi, kelincahan tangan dan kesabaran kan Pak?
Pun saat mengajak cucunya Jan Ethes berkunjung ke Candi Prambanan,
Jokowi terlihat membawa mainan Lato-Lato. (RP)

Exit mobile version