Site icon Wanita Indonesia

Cara Merusak Hubungan Dengan Pasangan

wanitaindonesia.co – Suatu yang terlanjur diucapkan, tidak dapat ditarik lagi. Kelewatan memohon maaf. Itu juga belum pasti dapat langsung memulihkan cedera dampak sakit batin. Memanglah sangat bener, betul, ngerem perkataan. Tetapi, gimana dong, kadangkala rem senang dol?

Di situlah PR- nya. Jika rem dol lalu tidak diperbaiki, yang terjalin ikatan dengan pendamping kian lama dapat kian cacat serta terus menjadi susah dipulihkan. Ini nih, kalimat- kalimat beresiko yang jika diucapkan dapat kilat mengganggu ikatan dengan pendamping. Perkataan mana yang sempat Kamu ucapkan?

10 Perkataan Yang Dapat Mengganggu Ikatan dengan Pasangan

“ Kita pecah aja!”

Perkataan yang lain:“ Kita pisah aja atau kita hidup tiap- tiap aja.” Ini perkataan perusak ikatan no satu. Semarah apapun dengan pendamping, sepakatilah kalau perkataan ini tidak hendak sempat terucap. Janganlah maanfaatkan perkataan ini selaku bahaya kosong buat melukai ataupun memperoleh atensi dari pendamping. Sekali tutur pecah diucap, tidak dapat ditarik kembali.

“ Kalian senantiasa ataupun kalian tidak pernah…”

Bagi konsultan pranikah serta aparat perkawinan Hope Mirlis semacam dikutip dari Redbook Mag, perkata mutlak tidak bisa dibilang pada pendamping kita. Alasannya, tutur“ senantiasa” serta“ tidak sempat” ini tidak sering sekali betul. Misalnya, mom bilang pada suami:“ Kalian tidak sempat ingin dengar saya!”, coba pikirkan kembali, apa iya suami betul- betul tidak sempat ingin mengikuti mom Biasanya, perkataan ini melating dibarengi rasa frustrasi. Mirlis menganjurkan supaya berdialog cocok kenyataan, dibanding“ menunjuk jemari”.

“ Kalian tidak dapat diharapkan semacam suami atau istri sang anu.”

Jika tidak ingin ikatan dengan pendamping kilat cacat, janganlah sempat ucapkan ini. Sakitnya bukan bermain jika dibanding- bandingin tuh. Coba aja jika kita yang diginiin pendamping, kurang lebih gimana perasaan kita? Lagipula, yang kita ketahui dari suami atau istri orang itu pula biasanya nampak depannya ataupun baik- baiknya aja. Kita tidak ketahui minusnya pendamping orang lain semacam apa. Jadi, syukurilah keunggulan pendamping serta berdamailah dengan kelemahannya.

“ Kalian tidak sebaik yang saya bayangkan dahulu.”

Dahulu durasi berpacaran, hidup dalam bayangan apa realitas? Jika dikala berpacaran cuma merasakan manis- manisnya aja, fix, pacarannya dahulu sangat halu. Akhirnya, cocok berjodoh, terkejut bukan bermain. Cobalah silih membenarkan kekurangan tiap- tiap yang terdapat saat ini, dibanding flash back ke zaman berpacaran yang tidak dapat diputar kembali.

“ Kalian tidak sempat berganti!”

Metode sangat jitu supaya pendamping berganti merupakan dengan mengubah diri kita sendiri dahulu. Kita juga wajib membenarkan, mengganti diri sendiri aja, susahnya bukan bermain, benar, tidak? Terlebih mengganti diri orang lain? Bisa loh, mengomunikasikan sikap- sikap pendamping yang dirasa tidak melemakkan. Tetapi, yakinkan komunikasi dicoba dengan kepala dingin, biar komunikasi dapat berjalan efisien. Tidak hanya itu, stop menuntut pendamping.

“ Jika ketahui demikian ini saya hendak mikir 2 kali berjodoh serupa kalian!”

Menyesal menikah dengan pendamping? Memanglah dahulu terdapat yang maksa kita berjodoh dengan pendamping? Jika tidak, betul telah, nikmatilah ketetapan Kamu saat ini. Itu kan opsi Kamu sendiri, hehehe. Bisa jadi mom jengkel bacanya, lol! Tetapi, menikah memanglah bukan semacam berpacaran yang dapat putus bila aja dikala merasa udah tidak sesuai. Supaya gimana, kelanggengan perkawinan wajib diupayakan. It takes two to tango, remember?

“ Kita tuh beda amat sangat, sebab itu gaduh lalu!”

Iya bener, sebab tidak terdapat orang yang seragam amat sangat. Seseorang konsultan perkawinan sekalian jago agama sempat mengatakan:“ Perbandingan di dalam diri kita serta pendamping seharusnya dipakai buat silih memperlengkapi, bukan buat jadi perbincangan terlebih silih tunjuk.” Menyambut perbandingan itu tidak gampang, tetapi jika telah berkomitmen buat hidup bersama, ingin tidak ingin, wajib berlatih.

“ Saya tidak hirau!”

“ Berkata kalau Kamu tidak hirau dapat membuat rasa khawatir hendak diabaikan pada pendamping, serta bisa membuat pendamping merasa tidak bernilai,” tutur seksolog Sunny Rodgers. Terletak dalam ikatan perkawinan berarti berkomitmen buat senantiasa hirau dengan pendamping Kamu, apa juga yang terjalin. Coba deh pikirin mungkin terburuk dari rasa tidak hirau. Misalnya, pendamping kita direbut orang lain, percaya tidak hirau? Ngeri, kan, bayanginnya?

“ Maaf betul, tapi…”

Melafalkan maaf dapat amat memperbaiki untuk pendamping. Tetapi, bagi Esme Oliver, seseorang ahli ikatan, bukan cuma tutur maafnya saja yang berarti, melainkan gimana metode mengucapkannya. Memohon maaf diiringi dengan“ namun” itu ciri kurang jujur memohon maaf.

“ Dapat bungkam, tidak?”

Bisa jadi ini lebih banyak diucapkan laki- laki, kala mengikuti istri mengomel tanpa henti serta membuat pendamping pusing kemudian naik pitam. Perkataan ini amat kasar, serta berpotensi mengganggu ikatan dengan pendamping. Tetapi, terdapat bagusnya mom pula memandang atmosfer batin pendamping dikala mau mengomel, sekalipun itu dampak kesalahannya.

Ketahuilah kembali kalau perkataan itu merupakan berkah. Janganlah hingga apa yang kita ucapkan beneran peristiwa kemudian menyesal. Ayo, dapat, ayo, bijaksana memilah perkataan dikala berdialog dengan pendamping, semarah ataupun sekecewa apapun kita

BACA JUGA :

Exit mobile version