Site icon Wanita Indonesia

Cara Mengetahui Karyawan Yang Sering Menyakiti

wanitaindonesia.co – Nyatanya, target ancaman di tempat kegiatan kerap kali merupakan banyak orang inovatif, ekonomis batin, ramah, orang yang fokus mencari pemecahan suatu permasalahan dari hanya gempar meributkannya. Karakter yang berkontribusi pada kesuksesan badan ataupun industri yang mereka layani. Terkejut? Aku pula. Jadi, kenapa banyak orang dengan kemampuan terbaik ini malah jadi target perundungan di tempat kegiatan?

The Namies, penggagas Workplace Bullying Institute, memakai sebagian tutur watak selanjutnya buat melukiskan perundung: tidak bisa diprediksi, control freak, manipulatif, serta benci. Kebalikannya, sasaran pelecehan di tempat kegiatan ditaksir selaku orang yang inovatif, profesional, altruistik, serta amat benar.

Baca pula: Kalian Mempunyai Karyawan Terlilit Hutang?, Inilah Yang Bisa Dibantu Perusahaan

Selanjutnya cerita dari 6 karakteristik penting yang sering jadi terget perundungan di tempat kerja

Amat disukai

Sasaran perundungan mengarah mengucurkan tenaga positif. Jenis yang hendak berkenan mengosongkan durasi buat memeriksa kondisi teman- temannya, membenarkan mereka serius saja, serta jadi tempat curhat. Orang yang dapat turut senang memandang kawan kerjanya memperoleh advertensi, aplaus, ataupun tambahan. Orang hendak kerap mengikuti aplaus yang tertuju pada sasaran sebab kebaikannya.

Pengacau kerap memakai siasat“ silent army”. Mereka berikan ketahui sasaran gimana“ seluruh orang” merumpi tentangnya, seolah- seolah banyak orang bisik- bisik memusuhi sasaran. Tetapi jika sasaran menanya lebih perinci semacam siapa pelakunya, bila, serta di mana kejadiannya, pengacau tidak hendak dapat menanggapi sebab itu hanya narasi karangan mereka. Narasi- narasi ini kerap terencana terbuat buat menggoyahkan rasa yakin diri sasaran serta buatnya tidak aman di kantor.

Tidak senang konfrontasi

Sasaran mengarah jadi lem, membenarkan tiap orang merasa jadi bagian dari regu. Kala seorang berdialog ataupun berlagak agresif pada sasaran, ia hendak membuat anggapan khas orang bagus batin kalau sikap itu terjalin sebab orang yang mengasarinya cuma lagi tidak lezat batin.

Amat terampil

Sasaran perundungan mengarah amat ahli di bidangnya. Wawasan mereka besar, membuat orang lain kerap mencari mereka buat memohon ajakan. Pasti tidak memerlukan durasi lama buat sasaran dapat bercahaya, menyambut apresiasi serta advertensi yang pantas.

Pengacau kerap amat cemburu dengan kemampuan sasaran, jadi buat menjaga status, mereka memakai siasat manipulatif yang membolehkan mereka buat merahasiakan minusnya keahlian mereka.

Termotivasi oleh diri sendiri

Sasaran perundungan umumnya justru suka berkompetisi dengan dirinya sendiri. Mereka mau dapat melewati apa yang dapat mereka capai lebih dahulu. Kebahagiaan atas postingan yang ditulis dengan bagus, layanan yang mereka bagikan dengan melegakan, ataupun peresmian produk yang berhasil merupakan apresiasi individu.

Sasaran mengarah tidak menginginkan aplaus dari pihak lain buat menjaga harga diri mereka.

Kebalikannya, para perundung amat tergantung pada aplaus dari orang lain. Mereka lebih terpikat pada aplaus khalayak dari menaikkan keahlian individu. Bimbang oleh keyakinan diri sasaran apalagi tanpa menemukan aplaus serta apresiasi, membuat para pengacau jadi frustrasi. Terlebih bila tindakan agresif mereka pada sasaran tidak mempengaruhi dengan kemampuan serta hasil sasaran.

Mau tahu

Sasaran kerap memiliki rasa mau ketahui natural yang membuat mereka jadi pengamat area sekelilingnya. Mereka mencermati permasalahan kecil yang lazim dirasakan orang lain serta tidak malu buat menanya. Ketertarikan buat menaikkan ilmu serta kemampuan membuat sasaran perundungan memiliki pergaulan yang besar sebab beliau suka berapat dengan rekan- rekan dari bagian lain.

Pengacau terpikat pada pengawasan serta kewenangan. Kecondongan sasaran buat menanya kerap kali membuat para perundung takut bila terdapat kekeliruan yang mereka sembunyikan kesimpulannya dikenal orang lain.

Amat etis

Sasaran mengarah altruistik, bertugas buat melaksanakan perihal yang betul. Mereka tidak hendak pura- pura tidak ketahui kala terdapat perihal kurang baik terjalin, walaupun dengan menutup mata serta kuping dapat profitabel mereka. Bila terjalin kekeliruan, mencari metode buat membenarkannya merupakan prioritas penting, bukan menyembunyikannya. Walaupun tidak suka peperangan, sasaran hendak senantiasa melaksanakan apa yang betul. Tidak hirau bila itu dapat mematikan letaknya.

Pengacau mengarah lebih terpikat pada yang nampak dari luar: performa serta kemampuan yang sempurna serta puja- puji. Bila sasaran bernazar membuktikan permasalahan serta kekurangan dari cetak biru khusus, pasti saja ini hendak membuat para perundung frustrasi, takut kesalahan mereka terbuka. Mereka juga melanda serta mengintimidasi sasaran.

 

Exit mobile version