wanitaindonesia.co – Kerap menyaksikan film porno dapat berikan akibat pada kehidupan tiap hari, semacam pengaruhi kehidupan intim dengan pendamping, dan menahan- nahan profesi. Pastinya perihal itu bukanlah wajar.
Terlebih, film porno tidak cuma ditonton oleh para pria saja, tidak sedikit perempuan yang saat ini tergila- gila buat menyaksikan film dengan segmen berusia.
Memandang kejadian itu, anak ajengan tersohor Yusuf Mansur, Wirda Mansur berterus terang ikut prihatin kepada penikmat film porno. Beliau juga mengatakan alasan- alasan kenapa seorang menyaksikan film berusia.
Baca Juga: Cegah Pelecehan Seksual Kenali Teknik Predator Seksual dan Pedofil, Ajarkan Ini ke Anak
“ Mereka nonton porno itu sebab, satu, penasaran, kedua main- main, ketiga sebab gabut, yang terakhir kesepian,” tuturnya dikutip saluran Youtube Wirda Mansur.
Tidak cuma itu, beliau pula mengatakan, kenapa menyaksikan film porno dilarang, bagus dari bagian agama ataupun non- agama.
” Jika dari bagian agama, betul pasti saja itu tidak diperbolehkan memandang aurat orang lain. Yang kedua merupakan itu tidak bagus buat kesehatan kita, buat kejiwaan kita, buat batin kita pula tidak bagus,” nyata ia.
1. Jauh- jauh dari kesepian ataupun sendirian
- Memperbanyak kegiatan yang positif, semacam membaca novel, menulis, berkreasi, ataupun melaksanakan kegemaran yang positif
- Hangout dengan sahabat yang baik
- Memperbanyak membaca Alquran
- Mengurangi menyaksikan film berusia dengan cara berangsur- angsur sampai tidak menyaksikan serupa sekali
- Jalani Kerutinan tidak menyaksikan film berusia sampai 21 hari serta wajib istiqamah
- Untuk bagan kemajuan tidak menyaksikan film berusia sepanjang 21 hari serta progress perihal positif yang dicoba sepanjang 21 hari
- Berharap pada Allah. Selanjutnya berkah yang bisa dibaca supaya bebas dari maksiat yang dianjurkan oleh Wirda Mansur:
Allahummaakhrizna min dhulumaatiljahli wal wahmi, wal itsmi, wadzzunuubi, wal ma’ siayati wal‘ udwaan, illa anwaarillahi wal ma’ rifati wal‘ ilmi, wal islaami, wal imaani, wal ahsaani, wal‘ ibaadati, wasshobri.
