WanitaIndonesia.co, Jakarta – Perhelatan Explore Wonderland yang diinisiasi oleh Tempo Scan Group telah berlangsung sukses di Summarecon Mal Bekasi sepanjang Jum’at hingga Minggu (12-14 Juli).
Ada banyak insight menarik yang menginspirasi.
Salah satunya datang dari keluarga Asmirandah. Ia bersama Chloe putri cantiknya hadir menjadi salah satu pembicara pada sesi Talkshow “Raising Future Ready Kids”.
Moms Andah panggilan kecil wanita berparas cantik ini menceritakan, ihwal
parenting yang dilakukan bersama suaminya Jonas Rivanno terhadap buah hatinya Chloe. Caranya mengacu kepada ajaran klasik orang-orang terdahulu, semua bermuara dari orang tua.
Menurut Moms Andah, Chloe menjadi magnet bagi keluargaku, tak hanya cantik, ia santun kala sedang berinteraksi dengan orang-orang dewasa. Pembawaannya untuk anak kecil seusianya sangat membuatku bungah (bahasa Jawa senang, bahagia).
Dari awal Chloe telah diajarkan nilai-nilai kehidupan, budi pekerti, serta mampu mengikuti perkembangan zaman seperti saat berinteraksi dengan gadget.
Saat diperkenalkan dengan gadget, aku ajarkan hal-hal mendasar dulu seperti fungsi gadget itu apa, khususnya buat anak seusianya. Utamanya untuk menjalin komunikasi dengan orang-orang terdekat yang bisa dilakukan dengan suara, maupun lewat panggilan video. Gadget tak kusarankan untuk bermain
gim, maupun melakukan aktivitas sosial dikarenakan ia belum cukup umur untuk melakukannya.
Komitmen ini juga didukung sepenuhnya oleh papanya, serta inner cyrcle di rumah.
Bersyukur, ia memiliki kepribadian yang baik, menjadi anak manis yang penurut. Fase gundah para orang tua yang anaknya terpapar gadget berhasil aku lewati.
Andah menceritakan, ada momen berkesan yang sangat membekas. Waktu papanya sedang makan, Chloe duduk di sampingnya. Dadsnya lupa dengan janji yang telah kami sepakati, bahwa gadget hanya menelepon. Waktu itu suamiku asyik menonton film lewat gadget.
“Chloe langsung menegur dengan suara lembutnya, “Idiiih, Papa kan lagi makan, kok sambil nonton film pakai gadget sih ?. Papanya baru sadar bahwa ada aturan tak tertulis ihwal penggunaan gadget saat berada di rumah, “cerita Andah.
Moms Andah melanjutkan, “Jonas lalu meminta maaf, dan buru-buru menutup gadgetnya. Wow, sebagai Moms tentu saja hal ini membuatku bahagia, dan bangga. Chloe mampu mengingatkan orang dewasa dengan bijak, walau itu papanya sendiri.”
Selain mampu menggunakan gadget secara terbatas, Chloe itu bukan tipikal anak anti sosial, penakut. Ia aktif bermain dengan mengeksplor ketrampilannya lewat beragam permainan bersama teman-teman seusianya. Senang mengejar-ngejar kupu-kupu tanpa berniat untuk menangkapnya.
Saat mengeksplor tiga wahana seru di “Explore Wonderland” Andah dan Chloe merasa senang bisa melakukan beragam aktivitas yang menarik, penuh dengan keseruan, serta challenge yang menantang.
Interaksi dengan Owl, Kelinci Cantik di Jungle Land
Berpetualang seru di Jungle Land, Chloe berinteraksi aksi dengan Owl cantik.
Selama ini, ia hanya tahu Owl merupakan salah satu sosok hewan berbulu putih cantik yang pernah dilihatnya di Film Petualangan Harry Potter. Owl putih bernama Hedwig yang merupakan burung hantu salju.
Saat tahu ada Owl bewarna cokelat berada di dekatnya, ia pun sangat antusias. Ikut mengelus bulu burung hantu dengan hati-hati. Chloe tertarik saat mendengarkan cerita dari kakak penjaga, cara hidup hewan noktural (hewan yang aktif di malam hari, serta tidur pada siang hari) yang memiliki beragam manfaat untuk manusia, dan lingkungan.
Rasa ingin tahunya begitu besar, manakala ia mengetahui hewan dengan bunyinya yang khas, sosoknya dijadikan lambang pendidikan. Dijelaskan oleh kakak penjaga, Burung Hantu sering digambarkan sebagai hewan yang berkaca mata, memakai toga, dikarenakan sifat cerdas, juga dianggap hewan yang bijak. Dalam dunia pendidikan sifat burung hantu menjadi perlambang pentingnya anak-anak untuk tekun, fokus, konsentrasi dalam belajar.
“Nah yang membuatnya senang, saat bermain dengan kelinci imut berbulu putih. Chloe terlihat asyik memegang dengan hati-hati hewan ternak, sekaligus hewan hias itu. Keriaan berinteraksi dengan hewan membawa pengalaman baru nan mengesankan, saat kami berkunjung ke Playground yang mengusung tema “Jelajahi Tiga Dunia Penuh dengan Keajaiban, “ujar Andah.
Wahana lain tak kalah menarik, identik dengan keseruan, serta menawarkan beragam tantangan yang harus dipecahkannya adalah Ice Land, dan Under the Sea. Di sini anak-anak seusia Chloe
bisa terbantu dalam mengeksplor kecerdasan spasial, serta meningkatkan. kemampuan sosial, dan kerja sama dalam memecahkan masalah.
Moms Andah merasa senang, serta terbantu dengan konsep Playground yang dirancang secara khusus. Baginya lewat Explore Wonderland sangat membantu ia, serta para orang tua lainnya dalam memberikan pola pengasuhan yang baik, untuk mendukung tumbuh kembang anak-anak secara optimal.
Rangkaian Produk Inovatif Anak Hempas Cemas
Saat ditanya apakah ia memiliki kekhawatiran kala anaknya bermain di luar, sembari melakukan interaksi langsung dengan hewan-hewan tersebut?.
Moms Andah menjawab tentu. Namun ia segera menjawab, “aku tahu perlindungan yang tepat buat anakku.”
Selesai bermain sembari berinteraksi, aku dan Chloe membiasakan untuk membersihkan tangan, dan mandi dengan produk perawatan, dan kebersihan anak My Baby.
Usai bermain, tangan Chloe aku bersihkan dengan tisu basah My Baby. Aman untuk kulit bayi, dan anak, serta ampuh bunuh kuman, dan bakteri.
Ketika di rumah, segera kumandikan buah hatiku menggunakan My Baby Hair & Body Wash. Sabun bayi alami yang mengandung bahan alami avocado, aloe vera, madu, dan Vitamin E yang melindungi kulit dari kuman. Melembapkan, sekaligus menutrisi, dan menyehatkan kulitnya.
Psikolog Anak Irma Gustiana Andriani membahas pentingnya perkembangan anak melalui nutrisi, dan stimulasi yang seimbang. “Raising Future Ready Kids” menjadi Alert para orang tua bahwa penggunaan gadget dampak berdampak positif pada tumbuh kembang anak jika digunakan secara bijak, dan tepat.
“Related ya dengan pengalaman Moms Andah yang sukses mendidik buah hatinya. Jika dicerna tak ada cara yang spesial atau istimewa, yang dilakukannya bersama suami saat mendidik anaknya, “terang Irma.
Kecanduan Gadget Buat Otot Tangan Lemah
Orang tua menjadi role model terbaik buat anak-anaknya,
tapi saya melihat kepribadian menarik dari ananda Chloe.
“Ia cerdas, mampu menangkap, serta mempraktikkan ajaran mamanya. Saat mengetahui papanya lupa ihwal penggunaan gadget, ia tak protes dan ikut-ikutan mencontoh, tapi memberikan alert ke papanya dengan cara yang lembut dan manis, “kata Irma.
Irma berpendapat, ini contoh kasus yang bernilai, walau ada anak-anak seusianya yang mampu mengingatkan orang dewasa, tapi kasusnya ini bisa dihitung dengan jari. Orang tua harus konsekuen tak hanya memperkenalkan, lalu memberikan gadget, kemudian menyerah saat anak mulai terpapar, serta menjadi tantrum gegara gadget.
“Ingat, anak merupakan peniru ulung dari orang-orang di sekitarnya. Penting sebelum memperkenalkan gadget orang tua harus melakukan parenting. Tentunya upaya orang tua harus didukung oleh inner cyrcle yang tinggal bersama seperti Oma, Opa, Om, Tante, serta asisten rumah tangga, “ujar Irma.
Irma melanjutkan, “Sebelum berinteraksi dengan gadget orang tua harus memahami do, dan don’t, kemudian meneruskannya ke anak seputar lamanya waktu interaksi, tujuan penggunaan, serta mengatur hal-hal lainnya yang berkaitan dengan aktivitas harian anak seperti bermain, bersosialisasi, makan, menjalankan ibadah belajar, istirahat dlsbnya. ”
“Jangan karena alih-alih sibuk, dan alasan gak mau ribet, anak-anak dibiarkan asyik dengan gadgetnya. Ini bukan pola asuh yang baik, karena untuk dukung tumbuh kembang optimal, anak-anak harus menjadi pribadi yang aktif bergerak, melakukan interaksi sosial, “pesan Irma.
Menurut psikolog yang kerap menghadapi pasien anak kecanduan gadget, “Anak yang mager, hanya asyik bermain gadget memiliki perkembangan otot yang tak kuat, dibandingkan dengan anak-anak yang aktif bergerak. Otot di bagian tangan yang tak kuat kerap memicu anak-anak frustasi, marah, dikarenakan tak mampu beraktivitas dengan baik.
Contohnya mereka tak mampu memegang pulpen, serta menulis dengan baik. Menurut penelitian, tangan anak generasi Alfa tak sekuat dari tangan generasi sebelumnya. Otot di tangan pada dasarnya tak diciptakan untuk melakukan swipe (menggeser) saat menggunakan gadget. Jari telunjuk memiliki suplai otot terbanyak, serta akurat saat digunakan. Bukan jari tengah.
Selain itu mereka tak bisa berinteraksi dengan sesama, maupun orang dewasa karena bingung harus memulai komunikasi dari mana.
“Awas, Jangan Sampai Tersaingi Robot!
“Bermain itu bermanfaat untuk mendukung anak-anak dalam mengeksplorasi, serta melakukan permainan belajar secara langsung. Bertujuan agar anak-anak menjadi lebih mudah mengintegrasikan kesemua indera mereka, yang mendukung tumbuh kembang optimal. Mulai dari kemampuan sensorik, motorik, hingga emosional mereka.
Interaksi dengan hewan itu sangat baik untuk terapi sensorik, dikarenakan ada anak yang tak suka dengan bulu binatang, “terang Irma.
Irma berbagi tips, Lewat Explore Wonderland yang menghadirkan tiga wahana interaktif ini, merupakan terobosan inovatif yang dilakukan pemangku kepentingan. Sudah seharusnya diapreasi oleh para orang tua, manfaatkanlah waktu dengan menjadikan diri moms, dads, sebagai partner bermain mereka. Lalu ketika mereka mulai terlihat akrab, serta guyub dengan teman-teman barunya, lepaskanlah. Tapi orang tua wajib untuk terus mengawasi.
Ihwal terkendala waktu, orang tua zaman now dituntut kreatif agar dapat menghadirkan playground sendiri di rumah. Tak perlu memasang permainan yang mahal, justru lewat cara-cara sederhana seperti membaca buku cerita yang di dalamnya ada qlue berupa kasus yang harus dipecahkan oleh anak-anak.
Bermain peran seputar beragam profesi memiliki magnet tersendiri buat si kecil, serta beragam permainan kreatif lainnya. Agar tak garing, cari ide dengan melihat tayangan di media sosial.
Banyak sekali yang permainan yang bisa dimainkan bersama di kecil berfokus pada imajinasi, serta kreativitas.
Yang mana setiap permainan, disertakan pula penjelasan seputar manfaat stimulasi dukung pertumbuhan anak.
“Anak yang cerdas, serba bisa tentunya akan siap menghadapi tantangan zaman. Nyata, persaingan ke depan anak-anak kita akan berhadapan dengan robot pintar. Nah solusi untuk memenangkannya, selain cerdas, anak-anak wajib memiliki keahlian sosial yang tentunya tak dimiliki oleh robot, “pungkas Irma.