wanitaindonesia.co – Klappertaart senantiasa dicari di rumah makan Manado. Di home industry pun, menu ini dihadirkan banyak pelaku UMKM. Penggemarnya selalu ada, makanannya tak lekang waktu. Rasa khasnya hadir dari daging kelapa muda.
Ada dua versi Klappertaart. Versi dinginnya dibuat bersama adonan vla, dengan tekstur yang lebih padat. Ada pula versi panggang ber-topping soft meringue.
Senang membuat versi nonbaked-nya (versi dingin)? Sudah mencukupi bahan yang dibutuhkan, namun belum senikmat buatan toko?
Yuk, cek dulu deh, jangan-jangan Anda masih melakukan kesalahan ini.
1/ Memilih daging kelapa yang terlalu tua. Klappertaart perlu rasa daging kelapa yang muda sedang, sehingga manisnya nyata, serta teksturnya kenyal nyaris seperti jeli.
2/ Jumlah susu dan telurnya kurang, dan mencoba mengentalkan adonan dengan trik pemakaian tepung terigu/maizena yang terlalu banyak. Padahal, tidak ‘pelit’ dalam penggunaan susu-telur adalah kunci adonan vla yang nikmat (baca: legit dan gurihnya pas).
3/ Kismis pada Klappertaart terlalu sedikit. Padahal, kismis menyumbang tekstur yang tak membosankan, serta rasa fruity yang menyeimbangi vla. Lebih baik lagi, taburi kenari sangrai untuk tambahan tekstur dan rasa.
4/ Memang, Klappertaart nikmat melalui aroma rum beralkohol. Namun, praktik jamaknya adalah menggunakan esens rum. Pilih merek esens yang kualitas bagus. Yang terlalu murah aromanya terlalu tajam, dan rasanya sedikit pahit.
Minggu depan, jangan lewatkan Facebook LIVE “Jalansutra Bikin Klappertaart“, Rabu 1 September 2021. Tonton langsung demonya dari Lidia Tanod – Jalansutra dan dapatkan tips lain dari pemerhati kuliner berdarah Manado ini. (wi)