BD Luncurkan Inisiatif Skrining Mandiri HPV-DNA, Dukung Target Eliminasi Kanker Serviks 2030

Dukung target eliminasi kanker serviks Indonesia pada 2030 melalui melalui teknologi pengambilan sampel HPV-DNA secara mandiri.

wanitaindonesia.co, Jakarta – Memperingati Hari Kartini, perusahaan teknologi medis global Becton, Dickinson and Company (BD) memperkenalkan inovasi skrining mandiri HPV-DNA sebagai langkah nyata dalam mendukung eliminasi kanker serviks di Indonesia pada 2030. Inisiatif ini diluncurkan bekerja sama dengan Rumah Sakit Kanker Dharmais di bawah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sekaligus sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan R.A. Kartini dalam memajukan hak-hak perempuan.

Skrining mandiri HPV-DNA dukung eliminasi kanker serviks di Indonesia.

Melalui pendekatan pengambilan sampel human papillomavirus (HPV)-DNA secara mandiri, BD berupaya memperluas akses perempuan terhadap layanan deteksi dini kanker serviks. Teknologi ini memberikan opsi yang lebih fleksibel dan nyaman, sekaligus menjawab hambatan yang selama ini menghambat angka partisipasi dalam skrining.

Direktur Utama RS Kanker Dharmais, dr. Raden Soeko Werdi Nindito Daroekoesoemo, MARS, menegaskan pentingnya deteksi dini dalam upaya menekan angka kanker serviks. “Masih banyak perempuan yang belum memahami risiko infeksi HPV serta peran penting deteksi dini dalam pencegahan kanker serviks. Dengan mengintegrasikan metode pengambilan sampel mandiri untuk uji skrining HPV DNA, kami bisa menjangkau lebih banyak perempuan dan memastikan penanganan yang cepat dan tepat. Inisiatif ini memperkuat langkah kita dalam menurunkan beban kanker serviks di Indonesia dan mendorong perempuan untuk lebih peduli terhadap kesehatannya,” jelasnya.

Baca Juga :  Kenali Pertanda Ambang serta Metode Penangkalan Kanker Serviks

Kanker serviks merupakan jenis kanker terbanyak kedua pada perempuan Indonesia, dengan 36.633 kasus baru tercatat pada 2021. Meski 95% kasusnya disebabkan oleh infeksi HPV, data menunjukkan angka partisipasi skrining masih rendah, disebabkan rasa tidak nyaman, minimnya kesadaran, serta keterbatasan akses layanan.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, BD menghadirkan teknologi skrining mandiri yang telah terbukti efektif di sejumlah negara seperti Belanda, Denmark, dan Swedia. Metode ini memungkinkan perempuan melakukan pemeriksaan secara pribadi, dengan tetap menjamin akurasi hasil. Teknologi ini juga dilengkapi extended genotyping dan sistem otomasi pra-analitik yang mampu memberikan hasil lebih rinci terkait risiko kanker serviks.

Baca Juga :  Tiga Penyebab Wanita Indonesia Enggan Periksa Rutin Cegah Kanker Serviks

Acara peluncuran yang digelar di Jakarta Barat juga diisi dengan sesi edukasi, diskusi bersama pakar medis, serta demonstrasi penggunaan alat skrining mandiri. Kegiatan ini bertujuan mendorong keterlibatan perempuan dalam deteksi dini dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya skrining berbasis populasi.

Country Business Leader BD Indonesia, Hari Nurcahyo, menegaskan komitmen perusahaannya dalam mendukung program pemerintah. “Kami senang dapat bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, rumah sakit milik negara maupun swasta, serta pakar medis global dalam menghadirkan upaya pencegahan kanker serviks yang lebih dekat dengan masyarakat. Inisiatif ini mencerminkan komitmen kami dalam mendukung target eliminasi kanker serviks Indonesia pada 2030,” ujarnya.

Survei terbaru BD menunjukkan bahwa meskipun 92% perempuan Indonesia mengetahui bahwa kanker serviks dapat dicegah melalui pemeriksaan rutin, 70% diantaranya masih menunda kunjungan ke dokter karena rasa takut atau tidak nyaman. Menariknya, 81% responden lebih memilih metode pengambilan sampel mandiri di rumah, dan 75% menginginkan proses pemeriksaan yang lebih nyaman.

Baca Juga :  Tiga Penyebab Wanita Indonesia Enggan Periksa Rutin Cegah Kanker Serviks

Sebagai bagian dari kolaborasi ini, BD dan RS Kanker Dharmais menargetkan skrining terhadap 8.000 perempuan di berbagai wilayah di Indonesia. Setiap perempuan yang terdeteksi positif melalui uji HPV-DNA akan langsung diarahkan untuk menjalani pemeriksaan lanjutan dan mendapatkan perawatan medis yang sesuai.

“Melalui peningkatan akses terhadap skrining inovatif dan edukasi tentang pengambilan sampel mandiri untuk uji skrining HPV-DNA, kami berharap lebih banyak perempuan dapat mengambil langkah proaktif untuk menjaga kesehatannya. Kolaborasi dan inovasi menjadi kunci menuju masa depan bebas kanker serviks bagi perempuan Indonesia,” tutup Hari. (Wib)