Bakso Time Cara Masyarakat Pontianak Merayakan Syawal

Rayakan Syawal dengan Bakso Time [Foto : WanitaIndonesia.co]

WanitaIndonesia.co, Pontianak – Tak seperti masyarakat di Jawa yang merayakan bulan Syawal dengan mengelar tradisi kupatan atau populer dengan nama Lebaran Ketupat. Masyarakat Pontianak memiliki tradisi Bakso Time saat perayaan Syawal.

Lebaran ke – 3 hingga puncak Lebaran Ketupat undangan Bakso Time banyak diterima WanitaIndonesia.co dari saudara, kerabat, serta kenalan.

“Tradisi Bakso Time telah berlangsung sejak dua generasi dalam keluarga kami, jelas Puan Zahra (35) selaku tuan rumah.
Momen ini berakar dari berakhirnya ibadah puasa Syawal, merupakan ungkapan syukur atas terlaksananya ibadah puasa sunah. Selain hadir alasan klasik saat merayakan Lebaran, mereka kenyang menikmati sajian ketupat beserta sayur dan lauk-pauk yang kaya lemak.”

Puan Zahra menambahkan, “Usai berpesta dengan sajian tersebut, mereka menginginkan hidangan ‘light’ di lidah, serta menyegarkan.Bakso menjadi sajian favorit, walau ada sebagian
masyarakat yang merayakan Syawal dengan menyajikan menu lain seperti seperti mi rebus, bubur paddas, maupun mi sagu. Namun popularitas bakso terdepan. Masyarakat yang menyelenggarakan Bakso Time akan membeli langsung daging ke pasar, kemudian menggilingkan daging ke jasa penggilingan, “terangnya.

Bakso rumahan kaya pelengkap dari bakso kaki lima.
( WanitaIndonesia.co)

“Saat digiling, pedagang akan membumbui daging dengan bawang putih, bawang goreng, garam, merica dan tepung tapioka. Jasa penggilingan beserta pemberian bumbu dipatok Rp. 30 ribu, per – kg daging. Ini di luar harga telur yang berfungsi sebagai perekat dan penyedap adonan.
Telur bisa dibeli di pedagang atau dibawa dari rumah. Karena peminat sangat banyak, saat menggiling daging konsumen harus antri, “urai Puan Zahra.

“Di rumah, mereka akan meneruskan pekerjaan dengan mencetak adonan, kemudian merebusnya menjadi bakso.
Bakso Time kian meriah kala hadir kreativitas tuan rumah dengan menyajikan beragam pelengkap yang harus berbeda dari pedagang bakso yang banyak dijumpai di kota Pontianak. Maklum deh, masyarakat Pontianak terkenal sebagai foodie yang mengutamakan kenyamanan bersantap, “jelasnya Puan Zahra.

Mi favorit kuetiau yang terbuat dari tepung beras, bewarna putih dengan bentuk pipih. Selain digunakan mi kuning basah, bihun, maupun mi telur yang telah direbus. Sayuran berupa sawi keriting atau sawi hijau, juga tauge mentah menyempurnakan nutrisi bakso. Juga ditambahkan tahu isi yang membuat seporsi bakso tersaji yummy!

Pelengkap berupa sambal cair, jeruk sonkit (jeruk sambal) sebagai pengganti cuka. Ada pula minyak bawang, kecap manis, bawang goreng, dan daun bawang iris. Juga disajikan kerupuk, dan rempeyek.

Bakso disajikan secara prasmanan. Tamu bebas mengambil bakso sebanyak yang ia mau. “Wow, banyak yang kalap karena rasa baksonya benar-benar lezat. (RP).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini