WanitaIndonesia.co, Jakarta – Misi kemanusiaan PMI di Palestina berfokus pada tiga layanan utama kesehatan, dapur umum, serta penyediaan air bersih.
Layanan tersebut akan terus berlanjut, serta diperluas cakupan wilayahnya sesuai dengan skala prioritas, akses jangkauan, serta keamanan. Aksi kemanusiaan ini bisa terselenggara berkat donasi masyarakat Indonesia, institusi, serta para pemangku kepentingan.
Kebrutalan Zionis Yahudi seolah tak kan pernah berakhir. Kepedihan berbalut penderitaan yang dirasakan masyarakat sipil Palestina yang beragama Islam, dan non Islam telah mematik kemarahan masyarakat Indonesia. Kepedulian kepada saudara seiman, serta atas dasar kemanusiaan membuat segenap anak bangsa menginisiasi sejumlah gerakan. Salah satunya lewat donasi yang disalurkan ke Palang Merah Indonesia.
Kehidupan di Kamp pengungsian sangat tak menyenangkan.
Beragam permasalahan sosial muncul, salah satunya krisis kesehatan di Kamp Pengungsian Khan Younis.
Sebagian besar pengungsi yang telah berkali-kali pindah lokasi pengungsian, mengalami kelelahan fisik, kesulitan akses air bersih, krisis bahan pangan akibat pembatasan suplai logistik. Banyak dari pengungsi yang menderita penyakit, serta mengalami luka. Sejumlah kasus kesehatan yang paling banyak dijumpai Malnutrisi, Ispa, Diare, Kudis, Kutu Air, Ruam Kulit, Cacar Air, dan Sindroma Penyakit Kuning.
Menanggapi situasi ini, sejak awal Februari 2024, PMI bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan lokal di Gaza, terus berkomitmen untuk melanjutkan Layanan Kesehatan Keliling, serta memastikan agar bisa menjangkau wilayah – wilayah penampungan lainnya.
Sekjen PMI, Dr. Abdurrahman Muhammad Fachir menyampaikan, “Dalam misi kemanusiaan di Palestina, selain menyediakan kebutuhan dasar pengungsi, juga berfokus pada layanan kesehatan, dapur umum, dan penyediaan air bersih. Tiga layanan utama ini akan terus berlanjut, serta diperluas wilayah cakupannya, sesuai dengan prioritas kebutuhan, akses jangkauan, serta keamanan, dan keselamatan petugas.”
Fachir melanjutkan, “Layanan Kesehatan Keliling dilaksanakan dengan kehatian-hatian, dikarenakan kami tak ingin Tim Medis Indonesia jadi target serangan Zionis. Adapun pembiayaan layanan, berasal dari donasi masyarakat Indonesia lewat PMI. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh donatur.”
Salah satu donatur adalah Lifebuoy yang puluhan tahun terus mewujudkan komitmen untuk mencegah penyebaran kuman, melindungi kesehatan masyarakat, dan telah bekerja sama dengan berbagai organisasi lokal, maupun internasional untuk sejumlah misi kemanusiaan.
Ikhtiar, Doa, Pertolongan Allah
Kepala Markas Pusat PMI, Arifin Muh Hadi yang memimpin langsung misi kemanusiaan PMI di Gaza, Palestina menyampaikan, “Layanan Kesehatan Keliling dibutuhkan sebagai pengganti layanan sebagian besar Rumah Sakit, akibat kerusakan struktur, serta infrastruktur. Pasien dengan kasus berat tak bisa dirujuk je fasilitas kesehatan.”
“Awalnya kegiatan Layanan Kesehatan Keliling dilaksanakan di Kamp Pengungsian Rafah, dikarenakan situasi yang tak kondusif, lalu dialihkan ke Kamp Penampungan di Khan Younis.
Layanan kerap menghadapi kendala sehubungan dengan keterbatasan obat-obatan, dan tidak bekerjanya sistem rujukan pasien, “imbuh Hadi.
“Bantuan tahap awal berupa pemberian obat-obatan untuk Klinik di El Arish, peralatan kesehatan, sanitasi pribadi untuk pasien, serta anggota keluarga yang dirawat di Rumah Sakit. Juga peralatan CT Scan untuk Rumah Sakit Palestina, “pungkas Hadi.
WHO dalam siaran persnya memberitakan, di Jalur Gaza serangan udara, kurangnya pasokan medis, makanan, air, serta bahan bakar telah menguras sistem kesehatan yang sudah kekurangan sumber dana. Rumah Sakit beroperasi jauh melampaui kapasitasnya, dikarenakan meningkatnya jumlah pasien, serta pengungsi yang mencari perlindungan.
Penyediaan layanan kesehatan menjadi hal yang sangat penting mulai dari perawatan ibu, dan bayi yang baru lahir, hingga pengobatan penyakit kronis.
Serangan terhadap faskes oleh Zionis masih terus berlanjut di wilayah Palestina yang diduduki. Termasuk mengambil nyawa, serta melukai petugas kesehatan, pasien. Mereka juga merusak faskes, dan ambulans.