Atas Nama Seni

Semestapun mengagumi keindahannya ( Foto : Istimewa)

Wanitaindonesia.co, Jakarta – Tulola lewat Kawan Nusantara kembali mempersembahkan buah pemikiran kreatif serta tangan terampil anak negeri.

Momen istimewa ini mengangkat hakikat identitas dengan mengajak masyarakat untuk kembali mengenali jati diri. Happy Salma, Founder & Creative Conceptor Tulola menjelaskan, “Identitas lahir dari inti diri yang sejati. Mengakar dari tempat kita tumbuh, yang dipengaruhi oleh keluarga, para leluhur serta lingkungan yang membentuk karakter pribadi.”

Happy menambahkan, “Selaras waktu, identitas akan mengakar, berkembang, menjelma menjadi bagian dari komunitas. Hingga membentuk karakter kolektif sebuah bangsa.”

“Ini yang menjadi inspirasi kami di Kawan Nusantara. Lewat 12 art wear berupa tas edisi terbatas, dalam seni instalasi identitas, “cetus Happy.

Selain memiliki kecantikan abadi, Happy Salma role model Wanita Indonesia pelestari budaya berselera global. ( Foto : Istimewa)

Mematut Diri Lewat Produk Seni

“Karya seni yang memukau didedikasikan oleh seniman lintas bidang “Garden of Solo”, dengan karya busana yang memadukan nilai tradisional, dan pendekatan kontemporer Sutradara Garin Nugroho, lewat medium film pendek “Kegelisahan Sinta”, yang menggambarkan perjalanan batin menemukan jati diri, kemudian oleh arsitek Trianzani Sulshi mengintepretasikan keterkaitan antara identitas personal serta ruang di sekitarnya, “ujarnya.

Sri Luce Rusna, Founder & Creative Designer Tulola mengatakan, “Koleksi art wear hadir lewat sebuah riset panjang, tentang bentuk-bentuk simbolik dalam tradisi Nusantara, yang dimaknai ulang. Desain dikembangkan dengan pendekatan kontemporer, yang mengakar pada teknik tradisi budaya adiluhung.”

“Struktur tas dirancang seperti ruang ekspresi masing-masing yang mewakili babak narasi warisan, komunitas, dunia baru, dan legacy.

Setiap detil ukiran, sambungan hingga pemilihan batu mulia, dikerjakan lewat pendekatan yang personal, “imbuh Sri Luce.

Gagasan, dan desain hadir lewat tangan – tangan terampil para pengrajin Tulola, yang dikenal memiliki keahlian khusus. Dibuat dengan tangan, menggunakan material perak sebanyak 92,5%, yang diberi lapisan emas 18K. Dibutuhkan waktu hingga 3 minggu untuk proses pembuatan masing-masing tas. Keunikan desain hadir lewat teknik kawat perak yang dianyam, gergaji pola, pola yang ditatah, kemudian dirangkai dengan patri.

Kerling genit godaan produk lokal mendunia ( Foto : Istimewa)

Kolaborasi Putri Marino

Putri Marino, pekerja seni berbakat turut andil dalam kolaborasi ini. Ia menyelami makna Identitas dari tema utama koleksi art wear.

Putri melihat Identitas sebagai proses tumbuh, bagaimana dirinya membentuk serta dibentuk oleh komunitas, yang diawali oleh beberapa motif komunal.

Memiliki pribadi merdeka, kepribadiannya tersebut kemudian diinterpretasikan lewat beragam desain berupa 5 buah art wear, dan 6 buah signature items.

Selain karya seni instalasi, diluncurkan pula art wear identitas terdiri dari 41 items anting, bros, sirkam, kalung, gelang, dan 8 items one of kind yang memadukan kepiawaian pekerjaan tangan, dengan teknik seni perhiasan Nusantara.

Ragam agenda menarik lainnya pameran Heroes of Heritage dari dua pengrajin senior perak Bali. Tepatnya mereka berasal dari Desa Wisata Taro, I Made Suama, dan Ketut Daging.

Dikenal karena keahlian istimewanya dalam seni kerajinan perak, dan telah banyak melakukan kolaborasi.

Karya mereka merepresentasikan keahlian seni leluhur, kedalaman nilai budaya khususnya dalam membuat benda suci.

Karya kedua pengrajin hadir lewat kolaborasi Payung Bakti BCA, dan Tulola.

Untuk menyemangati Kawan Nusantara sekaligus memberi pesan kesadaran berbudaya, di produksi pula bros catchy yang bisa digunakan sehari-hari. Adapun motif yang digunakan merupakan representasi dari ratusan motif tradisi di Bali, yang biasanya diwujudkan dalam persembahan seperti motif patra, mandala, sampian, karang daun, dan lembu putihd0

Layaknya event spesial Kawan Nusantara, turut ditampilkan karya dari 9 jenawa UMKM Indonesia dengan DNA kearifan lokal, menghargai warisan leluhur yang mumpuni membaca zaman. Dew It, Kala Studio, Kisah, Lana Daya, Nina Mg, Oemah Etnik, Personal Chemistry, Rajnik, Varyan, dan Voneworld.