Site icon Wanita Indonesia

Aruna dan Teman-teman nya dari Empat Benua Teriakan Aksi Nyata Atasi Ancaman Krisis Iklim Dan Kemiskinan Pada Anak

Foto : Istimewa

wanitaindonesia.co, Jakarta – Indonesia menempati peringkat ke – 9 tertinggi secara global yang mengalami ancaman krisis iklim dan kemiskinan pada anak.

Ratusan anak dari 12 negara di 4 Benua terpampang pada spanduk sepanjang 220 meter yang ditujukan kepada Pemimpin Dunia G20.

Asa ratusan anak-anak yang tak mau merasakan dampak yang lebih serius dari krisis iklim, serta harapan untuk memprioritaskan aksi nyata atasi krisis iklim, serta kemiskinan pada anak mereka tulis
pada spanduk yang terbentang di pelataran Monas Barat Daya – Jakarta. Tulisan tersebut menjadi pesan penting yang ditujukan kepada para Pemimpin Dunia di G20.

Global Save the Children melaporkan “Generation Hope” diperkirakan 774 juta anak di seluruh dunia, atau sepertiga dari populasi anak dunia, hidup dengan kemiskinan yang parah dan risiko iklim yang tinggi.

Indonesia menempati peringkat ke-9 tertinggi secara global terkait jumlah anak yang mengalami kedua ancaman tersebut.

“Suara anak dari empat benua sangat penting untuk segera didengarkan dan ditanggapi oleh para pemimpin di G20. Pada G20 Summit bulan November 2022 nanti, kami mendorong agar Para pemimpin G20 segera memprioritaskan aksi nyata, untuk mengurangi emisi dan membantu anak-anak yang paling terkena dampak krisis iklim dan kemiskinan,” tegas Troy Pantouw Chief of Advocacy, Campaign, Communication & Media, Save the Children Indonesia

Laporan tersebut juga menunjukkan lebih dari 60 juta anak di Indonesia pernah mengalami setidaknya satu kali kejadian iklim ekstrem dalam setahun. Fakta ini memperjelas bahwa anak-anak menanggung beban lebih, sebab tumbuh dalam situasi terancam, disamping anak juga memiliki kondisi kerentanan baik secara fisik, sosial maupun ekonomi.

“Anak muda sekarang semakin sadar akan tantangan dan risiko dari krisis iklim yang akan dihadapi, “kata Troy.

“Bersiap menghadapi risisko tersebut, kami memilih untuk menjadi agen perubahan, melalui aksi-aksi yang kami lakukan, seperti membersihkan sampah plastik di bantaran sungai, memilah sampah, tidak menggunakan plastik, menanam pohon bakau, meningkatkan kesadaran anak – anak terhadap pentingnya menjaga lingkungan dengan pentas seni, sampai dengan melakukan advokasi mengenai krisis iklim, “ungkap Troy mengingatkan.

“Kami menunjukkan bahwa kami tidak hanya peduli, tapi juga bertindak secara nyata ” jelas Aruna (17 Tahun) Anggota Child Campaigner Yogyakarta – Save the Children Indonesia.”

Aruna juga menyuarakan tentang keadilan iklim baginya, hal ini menyangkut dua dimensi yaitu hak hidup dengan kualitas lingkungan sehat yang sama, dan jaminan lingkungan aman, serta lebih baik untuk para generasi masa depan.

“Untuk itu, keadilan iklim mesti disuarakan dan diadvokasi oleh semua pihak baik kepada pemerintah, perusahaan, masyarakat sipil, akademisi, dan juga kami semua anak – anak dan orang muda. Dengan memastikan bahwa kami diberi hak untuk berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan dan pembangunan yang akan sangat berpengaruh terhadap Bumi.” Tegas Aruna

Suara anak dari empat benua merupakan bagian dari kampanye Aksi Generasi Iklim Save the Children Indonesia. Pengumpulan suara anak anak dilakukan kurang lebih empat bulan dengan melalui berbagai proses. Di Indonesia, sejak Juli Save the Children berhasil menjaring lebih dari 20,000 suara anak mengenai persepsi mereka tentang dampak krisis iklim yang mereka rasakan.

Suara tersebut dipublikasikan melalui berbagai aksi kegiatan yang diinisiasi oleh anak-anak dan orang muda yang tergabung sebagai Child Campaigner Save the Children Indonesia di Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, dan Sulawesi Tengah.

Exit mobile version