WanitaIndonesia.co, Jakarta – Perhelatan JF3 Ke -20 kian berbobot dengan beragam pembaharuan, salah satunya lewat Pintu Incubator yang menghadirkan kerja sama manis dua negara Indonesia, Perancis.
Hadir sosok inspiratif desainer muda Paris, Armine Ohanyan yang membuat sinar terang panggung festival terbaik festival mode Indonesia kian memukau.
Dijumpai WanitaIndonesia.co pada sesi bincang media desainer inspiratif Kota Paris ini menyatakan industri fashion harus dapat menyelaraskan dengan teknologi. AI, laser cutting menjadi berkah, sumber inspirasi yang akan terus saya gali, guna menghasilkan beragam karya bagi masyarakat dunia.
Desainer yang memiliki kepedulian lebih pada aspek keberlanjutan ini membuat rancangan dengan menggunakan bahan natural, serta memanfaatkan material guna ulang, yang dipadukan dengan seni kerajinan tangan seperti sulam dari tangan-tangan berbakat artisan Paris.
Lewat koleksinya yang fenomenal “Cyberdistortion” yang khusus dipersembahkan pada perhelatan JF3 ke – 20, Armine Ohanyan meneriakkan kegelisahan atas sejumlah fakta yang dinilai ‘kontradiksi’ dengan mengacu ke aspek ekosistem ekologi.
Temuan teknologi terbaru yang mencengangkan, masa depan yang menjadi konsen generasi sekarang untuk generasi masa depan, serta ihwal 3D dihadirkan apik lewat kontras antara warna, tekstur, serta bentuk yang berlawanan. Ini diartikan sebagai kontradiksi.
Ide dasarnya sih sederhana, dengan mengeksplorasi ketegangan antara dunia digital, dengan mengacu kepada tantangan sosial, serta ekologis yang sedang dihadapi oleh manusia. Koleksi cantiknya dihadirkan lewat sejumlah busana bergaya unisex dengan sentuhan futuristik. Penting sebagai cerminan diri bagaimana seseorang dapat membawa ilmu pengetahuan dengan warisan menuju ke masa depan.
Bagi desainer yang fokus pada eco fashion dengan memadukan seni kerajinan tingkat tinggi, serta teknologi mumpuni, fashion tak bisa dipisahkan dari aspek budaya sebuah bangsa, namun pengimplementasiannnya wajib menyelaraskan dengan selera masyarakat modern.
Kian sempurna dengan penggunaan teknologi laser, thermoforming, dan pencetakan 3D yang membuat karyanya terlihat hebat, memikat, bernilai bagi masyarakat.
Last but not least teknologi laser pada produksi busananya telah mendukung efek pemanasan global dari dampak dekarbonisasi.
Hasil limbah cair menjadi tak banyak, selain meminimalkan dampak polusi asap bagi udara.
Selain bisa memangkas waktu produksi lebih cepat, sangat memudahkan pekerjaan.
Fashion dan Passion = Aspek Berkelanjutan
“Tapi yang harus saya tekankan, apapun itu jenis, serta kecanggihan teknologinya, tak akan mampu menggantikan kreativitas seorang desainer, “tegas Armine.
“Untuk memulai profesi bergengsi ini pelakunya harus memiliki passion, kepedulian atas sejumlah isu, kemudian aspek pendukung lainnya. Bagi saya passion itu harga mati, menjadi napas dalam keseharian, serta membuat gairah, hadirkan
ide, serta kreativitas tak akan habis. Ini esensi fashion berkelanjutan, “urai desainer yang masuk sebagai nominasi Luxury and Creative Talents 2023 di Paris.
Saat ditanya ihwal perkembangan fashion di Indonesia, desainer yang baru pertama singgah ke Indonesia dengan menyambangi perhelatan JF3 di Jakarta, ia menggaku belum banyak mengetahui. Tapi dia tahu penyanyi Indonesia Anggun C Sasmi yang sangat populer di negaranya.
Tapi lewat perkenalan singkat dengan Pintu Incubator, melihat koleksi Lakon Indonesia, sebagian kekayaan wastra, dan kerajinan tangan produk fashion yang dipamerkan Niwasana by Fashion Village di perhelatan JF3, Armine memberikan apresiasi lebih.
Armine melanjutkan, “Indonesia memiliki potensi yang sangat luar biasa, tak terbantahkan untuk karya seni berlatar tekstil. Kian terpukau dengan kecantikan setiap wastra, sejarah, serta budaya yang melatarbelakangi kelahirannya. Apresiasi, dikarenakan peran perempuan sebagai pelestarinya.”
Thresia Mareta, Kolaborasi JF3, Lakon Indonesia, Pintu Incubator Penjaga Marwah Fashion Indonesia
Dalam momen yang sama Thresia Mareta Advisor JF3 menjelaskan, “Armine Ohanyan merupakan persona yang mewakili desainer muda Paris yang sengaja kami hadirkan ke Perhelatan JF3 untuk saling bertukar informasi, saling belajar antara desainer Paris dengan Indonesia.”
“Bernilai, dikarenakan related dengan kondisi sekarang, hadirnya isu sustainability yang fokusnya kian diperkuat untuk segera dientaskan. Ia merupakan salah satu desainer kebanggaan Paris lewat kreatifitas, serta inovasi yang dituangkan lewat fashion bergaya Streetwear yang saat ini sedang menjadi tren masyarakat dunia, “ujar Tres.
“Saya tak meragukan buah karya desainer muda Indonesia, terlebih lagi dengan hasil kerajinan wastra yang sangat sangat indah, lahir dari buah pikir, akal budi, serta nilai-nilai budaya bangsa yang adiluhung dengan mengutamakan aspek Craftmanshif, “kata Founder Lakon Indonesia.
“Tentu, penggunaan teknologi bisa dijadikan sumber ide yang tak kan pernah kering, karena teknologi itu terus berkembang. Memacu ke kolaborasi jalinan persahabatan antara desainer dua negara dapat memberikan cara pandang baru khususnya bagi desainer lokal. Apa sih yang dibutuhkan masyarakat luar, agar lewat karyanya desainer Indonesia bisa mendobrak pasar, serta siap bersaing dengan desainer luar, “urai Tres
“Kesemuanya itu kami fasilitasi melalui Pintu Incubator. Hadir dari misi Lakon Indonesia, dan JF3 sebagai pelestari budaya, dengan mengangkat citra, harkat, dan martabak bangsa dengan membawa industri mode Indonesia ke kancah global. Lewat program kiranya dapat menyatukan kreativitas dari dua negara Indonesia – Perancis dengan berkolaborasi, serta berbagi pengetahuan dalam industri mode, “jelas Tres, Inisiator Pintu Incubator.
Selain peran Lakon sebagai penjaga marwah budaya fashion Indonesia.
“Lewat Lakon Indonesia, aspek Craftmanshif kami hadirkan pada semua aspek produksi hilir ke hulu, sehingga hadir produk dengan selera kekinian, berselera global, tanpa meninggalkan jati diri sebuah bangsa yang besar, “terang Tres.
Di JF3 2024, dan penyelenggaraan ke depan akan hadir inovasi, serta kolaborasi bahwa Fashion itu terus melaju dengan beragam karya terbaru, hadir lewat sentuhan teknologi, serta lekat sentuhan Craftmanshif, “pungkas Tres.