Apresiasi Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional Soeharto: “Perjuangan Saya Membawa Hasil,” Ungkap Tinton Soeprapto

Ketua Yapeta Tinton Soeprapto bersama Dewan Pengawas Yapeta Jenderal TNI (Purn.) Agustadi Sasongko Purnomo, Laksamana (Purn.) Sumardjono, Jenderal (Purn.) Agus Suhartono mantan Panglima TNI,Menggelar syukuran atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto, di Lorin Hotel Sentul, Rabu, 12 November 2025

WANITAINDONESIA.CO – Suasana haru dan khidmat menyelimuti Ballroom Lorin Hotel Sentul pada Rabu (12/11/2025). Yayasan Pembela Tanah Air (Yapeta) menggelar acara syukuran atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, yang secara resmi disahkan oleh Presiden Prabowo Subianto bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan Nasional, 10 November 2025.

Acara tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, di antaranya Ketua Yapeta Tinton Soeprapto, Dewan Pengawas Yapeta Jenderal TNI (Purn.) Agustadi Sasongko Purnomo, Laksamana (Purn.) Sumardjono, Jenderal (Purn.) Agus Suhartono yang merupakan mantan Panglima TNI, serta keluarga besar Yapeta dan tamu undangan dari berbagai kalangan.

Syukuran ini menjadi momen penting bagi Yapeta dan bagi masyarakat yang menilai bahwa kiprah Presiden Soeharto dalam menjaga keutuhan bangsa patut mendapatkan pengakuan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.

Dalam sambutannya, Ketua Yapeta Tinton Soeprapto menyampaikan rasa syukur mendalam atas keberhasilan perjuangan panjang yang ia lakukan untuk memperjuangkan pengakuan terhadap jasa Soeharto bagi bangsa Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa proses pengajuan gelar pahlawan nasional tidaklah mudah dan membutuhkan waktu serta pembuktian yang panjang.

“Perjuangan ini tidak sederhana. Banyak hal yang harus kami penuhi, mulai dari pengumpulan data,dokumen, hingga saksi-saksi sejarah. Semua harus lengkap dan terverifikasi. Kami bersyukur, akhirnya perjuangan panjang ini membuahkan hasil,” ujar Tinton penuh haru.

Baca Juga :  Lorin Hotel Sentul Sambut Imlek dengan Tema 'Family Fortune Weekend'

Menurutnya, perjuangan untuk mengusulkan Soeharto sebagai pahlawan nasional telah dilakukan sejak bertahun-tahun lalu. “Sejak awal saya percaya, sejarah harus ditulis dengan adil. Soeharto adalah bagian penting dari perjalanan bangsa ini,” imbuhnya.

Yayasan Pembela Tanah Air (Yapeta) menggelar syukuran atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto di Lorin Hotel Sentul.

Dalam kesempatan itu, Tinton juga mengungkapkan makna simbolis dari penganugerahan ini. Ia menilai bahwa pengakuan terhadap Soeharto sebagai pahlawan bukan hanya soal penghargaan kepada individu, melainkan juga pengakuan atas peran penting para prajurit dan rakyat yang berjuang menjaga keutuhan Indonesia.

“Kalau dulu kita bicara soal bintang kehormatan, maka hari ini ibaratnya sudah lengkap menjadi lima bintang besar. Di tengah ada Jenderal Sudirman, di kiri ada Nasution, di kanan ada Soeharto, semuanya menjadi jendela besar sejarah perjuangan bangsa,” tuturnya menggambarkan.

Ia juga mengingatkan kembali peran tokoh-tokoh militer seperti Jenderal Sarwo Edhie Wibowo, yang pada masa G30S/PKI tahun 1965 berperan besar dalam menemukan lokasi Lubang Buaya. “Kalau tidak ada Sarwo Edhie, mungkin kita tidak pernah tahu seperti apa kekejaman yang terjadi di Lubang Buaya. Di situlah lahir monumen nasional yang menjadi pengingat bagi generasi bangsa tentang pentingnya menjaga ideologi dan kesatuan negara,” tegas Tinton.

Tinton juga menanggapi pertanyaan media mengenai kompensasi atau penghargaan finansial yang diterima keluarga dari para pahlawan nasional. Ia menyatakan bahwa hal tersebut bukanlah ukuran utama dalam memaknai penghargaan negara. “Bukan soal jumlah atau nominalnya. Itu hanya setetes air di padang pasir. Yang jauh lebih penting adalah perhatian dan pengakuan negara terhadap jasa para pahlawan bangsa,” ungkapnya.

Baca Juga :  Tak Berjubah, Tapi Berjuang: Ibu-Ibu Mekaar, Pahlawan Ekonomi Keluarga Indonesia

Ia menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian pemerintah, khususnya kepada Presiden Prabowo Subianto yang telah memberikan penganugerahan tersebut. “Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto atas perhatian dan penghargaan yang diberikan. Ini menjadi bukti bahwa negara tidak melupakan jasa para pendahulunya,” tutur Tinton.

Tidak dipungkiri, keputusan pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto memunculkan pro dan kontra di masyarakat. Menanggapi hal itu, Tinton mengajak publik untuk memandang keputusan ini secara objektif dan proporsional. “Dalam kehidupan, tidak ada yang seratus persen setuju atau seratus persen menolak. Ibarat kancing baju, sepuluh kancing itu pasti ada yang berbeda ukuran, tapi semua punya fungsi menutupi badan. Begitu pula dalam menilai sejarah, harus dilihat dari sisi kontribusinya bagi bangsa,” jelasnya dengan analogi sederhana.

Ia menegaskan bahwa pro-kontra adalah hal wajar dalam kehidupan demokrasi, namun hendaknya tetap diimbangi dengan data dan fakta sejarah yang benar.
“Kami mengajak semua pihak, termasuk media, untuk menulis dengan obyektif dan berdasarkan data. Jangan menyebarkan opini tanpa dasar. Sejarah harus dijaga kebenarannya,” tegasnya.

Baca Juga :  Kepedulian Tien Soeharto & Taktik Jitu Disabilitas Taklukkan Dunia Kerja

Tinton juga berharap agar momentum ini menjadi dorongan bagi pemerintah daerah dan institusi pendidikan untuk lebih memperkenalkan sejarah perjuangan nasional kepada generasi muda.
“Saya mohon kepada para wali kota dan kepala daerah agar pendidikan sejarah, khususnya perjuangan para pahlawan, bisa dimasukkan secara lebih mendalam dalam kurikulum SD, SMP, hingga SMA. Anak-anak harus tahu siapa tokoh-tokoh yang membangun negeri ini,” ujarnya.

Ia juga menyinggung bahwa Yapeta akan terus berupaya mendorong pengusulan tokoh-tokoh lain yang memiliki kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan nasional, baik sebagai Pahlawan Nasional maupun Perintis Kemerdekaan.
“Perintis itu adalah mereka yang mengawal proklamasi, mengangkat senjata, dan membuka jalan bagi kemerdekaan. Kami ingin sejarah mereka tidak hilang dari ingatan bangsa,” tambahnya.

Acara syukuran ditutup dengan doa bersama, pemotongan tumpeng, serta sesi foto bersama seluruh tamu undangan dan keluarga besar Yapeta. Suasana kekeluargaan begitu terasa di tengah rasa bangga dan haru.

Bagi Tinton Soeprapto dan keluarga besar Yapeta, penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada. Soeharto menjadi bukti bahwa perjuangan panjang, dedikasi, dan pengabdian kepada negara pada akhirnya akan mendapatkan tempat terhormat dalam sejarah bangsa.

“Ini bukan hanya kemenangan pribadi atau lembaga. Ini kemenangan seluruh rakyat Indonesia yang menghargai jasa para pendahulunya,” tutup Tinton dengan senyum penuh makna. (AM)(Wib)